Cerita Laskar Hijau gotong royong selamatkan Gunung Lemongan
Merdeka.com - A'ak Abdullah al-Kudus, Pria kelahiran Lumajang, 12 Oktober 1974 dan bapak dari 4 anak menjadi salah satu contoh nyata bahwa kegiatan menjaga lingkungan tidak berbenturan dengan usahanya dalam menafkahi keluarga. Pria ini adalah sosok di balik laskar hijau.
"Saya mendirikan laskar hijau bersama warga sekitar dengan semangat gotong royong dan kesukarelaan," tuturnya di Jakarta, Sabtu (04/8/2018).
Dalam penjelasannya tentang aktivitas konservasi alam di acara Curah Pendapat Implementasi Revolusi Mental yang diselenggarakan oleh Kemenko PMK selama 3 hari. A'ak mendeskripsikan tentang apa saja yang sudah dilakukan oleh Laskar Hijau, organisasi konservasi alam yang ia dirikan.
-
Kapan gerakan pecinta lingkungan dimulai? Saat ini, mulai banyak gerakan hijau yang dilakukan masyarakat.
-
Apa itu pecinta lingkungan? Pecinta lingkungan adalah suatu kelompok yang peduli terhadap kelestarian dan kesehatan alam. Biasanya kelompok ini berupa komunitas yang di dalamnya tergabung orang-orang yang menaruh perhatian sama tentang isu-isu lingkungan.
-
Bagaimana cara mencegah kerusakan lingkungan di Indonesia? Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
-
Bagaimana cara menjaga lingkungan hidup? Makalah ini membahas mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup di era modern ini. Dalam makalah ini, kami mencoba untuk memberikan pemahaman tentang dampak negatif dari polusi lingkungan serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
-
Siapa saja yang termasuk pecinta lingkungan? Pecinta lingkungan adalah kelompok orang atau masyarakat yang menaruh banyak perhatian pada kelestarian alam.
-
Siapa yang bertanggung jawab menjaga lingkungan? Semua lapisan masyarakat, mulai dari individu, keluarga, hingga lembaga pemerintah dan bisnis, memiliki peran penting dalam mendukung kelestarian lingkungan.
A'ak menjelaskan bahwa Laskar Hijau merupakan organisasi relawan penghijauan yang berjuang untuk mengembalikan lingkungan yang rusak kembali menjadi ekosistem alami melalui gerakan penghijauan dengan konsep hutan setaman. Didirikan di tahun 2005 dengan prinsip swadaya.
"Kami mengandalkan bantuan keikhlasan relawan. Kami juga memulung sampah daur ulang untuk menjadi pengganti polybag dan memulung biji-bijan untuk disemai," ungkapnya.
A'ak Abdullah al-Kudus ©2018 Merdeka.com
Ditanya soal nilai utama Revolusi Mental yaitu Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong, A'ak menjawabnya dengan yakin bahwa nilai utama tersebut sudah menyatu dengan aktivitas Gerakan Laskar Hijau. "Kami bergotong royong untuk membuat Indonesia menjadi lebih bersih dan lebih hijau. Gotong royong bagi kami adalah nilai kearifan lokal yang perlu terus tersosialisasi dan terpraktikkan agar tidak tergerus oleh perubahan zaman," ujarnya.
Inisiatif untuk menanam dan membentuk Laskar Hijau tercetus karena kondisi debit air di Ranu Klakah mulai berkurang akibat pembalakan liar (illegal logging) dari tahun 1998 hingga 2002 di hutan lindung sekitar Gunung Lemongan. "Dulu sekali di sekitar gunung Lemongan ada puluhan sumber mata air. Lalu pasca pembalakan di tahun 1998 jadi berkurang," tambah A’ak.
Pengagum Gus Dur ini melanjutkan ceritanya bahwa saat ini konservasi Laskar Hijau masih fokus di Gunung Lemongan "Tapi kita tidak bisa menolak permintaan dari berbagai daerah seperti Banyuwangi, Probolinggo, Malang dan Sumenep untuk menjadi bagian dari laskar untuk daerah mereka," terangnya.
Di akhir wawancara, A'ak mengajak masyarakat agar tiap hari meningkatkan kesadaran untuk selalu berubah lebih baik. "Terutama sebelum memulai aktivitas di pagi hari. Kontrol diri untuk tidak membuang sampah sembarangan," imbuhnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerakan pecinta lingkungan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan.
Baca SelengkapnyaDengan usaha yang tekun dan dibantu oleh BGRM, kini hutan mangrove di Deli Serdang ini sudah semakin membaik.
Baca SelengkapnyaEkosistem lamun memiliki kemampuan sebagai penyerap karbon untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer ke dalam laut melalui fotosintesis.
Baca SelengkapnyaPara prajurit TNI AD membersihkan sampah dan melakukan penghijauan kembali setelah beberapa waktu lalu lokasi tersebut kebakaran.
Baca SelengkapnyaPara mantan penampang ini tersadar ketika lahan yang memberinya kehidupan, bertahun-tahun terus mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaPerjuangan menjaga alam menjadi jalan berat dipilih Rasman dan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Pabangbon di Desa Malasari.
Baca SelengkapnyaSelain memiliki fungsi spiritual, hutan ini juga memiliki fungsi ekologis bagi perkampungan di sekitarnya.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sebagai bentuk keresahan atas keresahan alam yang merajarela
Baca SelengkapnyaKegiatan sekaligus sebagai rangkaian kampanye 'Hidup Minim Emisi' dan upaya mengembalikan fungsi lingkungan.
Baca SelengkapnyaAnggota LTKL telah melakukan terobosan terutama dalam hal mendorong inovasi berbasis alam.
Baca SelengkapnyaSebanyak 200 anak muda diajak untuk dapat melestarikan lingkungan dalam peringatan Hari Bumi.
Baca SelengkapnyaPenghargaan ini berangkat dari semangat kolektif warga di sana dalam beradaptasi mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
Baca Selengkapnya