Cerita Lengkap Aulia Tega Bunuh Suami dan Anak, Diracun lalu Dibakar
Merdeka.com - Kasus pembunuhan sadis dan pembakaran di dalam mobil yang didalangi Aulia Kesuma (35) terus dikembangkan. Aulia membunuh suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya M. Adi Pradana alias Dana (23).
Aulia melakukan perbuatan keji itu tak sendiri. Dia dibantu KV serta menyewa empat orang. Kini Aulia dan dua eksekutor telah mendekam di balik jeruji. Sementara KV tengah menjalani perawatan akibat luka bakar, dan dua orang masih buron. Lantas bagaimana cerita lengkapnya? Berikut ulasannya:
Berawal Dari Punya Utang
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
Pembunuhan sadis terhadap Edi Chandra Purnama alias ECP (54) dan Adi Pradana alias Dana alias D (23), didalangi oleh istri kedua Edi, Aulia Kesuma (AK). Motif dari pembunuhan itu karena Aulia mempunyai utang sehingga dia ingin menjual rumah Edi di kawasan Lebak Bulus. Namun niat jual rumah tersebut ditentang oleh Edi.
"AK ini mempunyai utang kemudian dia kepingin menjual rumahnya. Tapi karena suami ini mempunyai anak tidak setuju dan dia mengatakan 'kalau menjual rumah ini kamu akan saya bunuh'," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa (27/8) malam.
Dengan nada tersebut, Aulia menaruh dendam hingga akhirnya berencana membunuh suami dan anak tirinya. Dia kemudian mencari orang yang bersedia menjadi pembunuh bayaran. Hingga akhirnya mendapat orang itu dari Lampung.
Pembunuh Bayaran Dapat Dari Eks ART Korban
Untuk mencari pembunuh bayaran, Aulia Kesuma (AK) menghubungi mantan asisten rumah tangga Edi Chandra Purnama. Dia minta dicarikan dua orang yang bersedia membunuh suami dan anak tirinya. Mantan asisten rumah tangga itu akhirnya mendapatkan dua orang yang diinginkan Aulia.
"Yang bersangkutan pernah mempunyai pembantu, dan pembantu ini sudah tidak ada lagi di situ, dia seorang perempuan dan suami pembantu ini inisial A disuruh menghubungi dua orang yang ada di Lampung. Setelah dihubungi, datanglah dua orang laki-laki inisial S dan A datang ke Jakarta menggunakan travel kemudian oleh tersangka AK ini dijemput di Kalibata," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa (27/8) malam.
Dibayar Rp500 Juta
Aulia Kesuma, otak pembunuhan sadis membayar empat eksekutor sebesar Rp500 juta untuk menghabisi Edi Chandra Purnama alias ECP (54) dan Adi Pradana alias Dana alias D (23). Namun dia baru membayar Rp130 juta.
Saat bertemu dengan para eksekutor, Aulia menceritakan alasannya ingin melenyapkan suami dan anak tirinya. "Dalam mobil AK ini ini curhat menyampaikan kepada dua orang tadi inisial A dan S curhat kalau dia dililit utang, dia menjual rumah tidak diperbolehkan, dia diancam di situ. Akhirnya di dalam mobil deal membantu eksekusi dan membunuh korban dengan perjanjian akan dibayar Rp500 Juta," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa (27/8) malam.
Strategi Pembunuhan
Aulia Kesuma (AK) tega membunuh Edi Chandra Purnama alias ECP (54) dan Adi Pradana alias Dana alias D (23) diduga ingin menguasai harta korban. Dalam aksinya, Aulia dibantu orang berinisial KV. KV ini yang membakar mobil.
Para tersangka dan eksekutor saling bertemu di daerah Kalibata, Jakarta Selatan, untuk merencanakan strategi pembunuhan. Rencana itu direalisasikan pada Sabtu (23/8) malam di kediaman korban di kawasan Lebak Bulus. Para eksekutor yang sudah memiliki kunci rumah melakukan pembunuhan terhadap Edi yang tengah menonton televisi.
Sementara Dana dibunuh belakangan karena pulang agak larut. "Eksekutor menghabisi korban ketika pulang, sekira pukul 23.00 WIB," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi saat dihubungi, Selasa (27/8).
Sebelum dihabisi eksekutor, Aulia mencekoki Edi miras dicampur racun. Setelah itu korban dibekap dan dihabisi oleh pembunuh bayaran.
Setelah suaminya meninggal, Aulia kembali berencana menghabisi nyawa anak tirinya, Dana. Korban kedua ini terlebih dulu dipancing oleh KV untuk ke rumah.
"Lalu kembali AK ini panggil anaknya. Dipanggil oleh D untuk ke rumah lalu diajak minuman miras, setelah setengah sadar korban dibekap oleh handuk dengan dipegangi oleh kedua orang tersangka," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Jerry Siagian.
Dibakar di Dalam Mobil
Setelah dibunuh, korban dibawa oleh para eksekutor menggunakan mobil, lalu ditaruh di SPBU Cirendeu. Baru pada Senin (26/8) Aulia Kesuma (AK) dan KV membawa jasad tersebut ke wilayah Sukabumi. Untuk menghilangkan jejak mobil yang membawa pelaku dibakar.
Saat ini, polisi masih menyelidiki hubungan antara tersangka utama, yakni Aulia Kesuma (AK) dan seorang lelaki berinisial KV (25).
Kepada polisi, AK mengaku bahwa KV adalah anak kandungnya. Namun, setelah diselidiki KV adalah adik tiri Aulia.
"(AK) mengaku bahwa (KV) itu adalah anaknya. Tapi usianya hanya terpaut sepuluh tahun," kata Kapolda Jabar, Irjen Rudy Sufahriadi.
Terungkap Nilai Utang Aulia Rp10 Miliar
Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata utang Aulia sangat besar. Nilainya sekitar Rp10 miliar.
"Aulia utang di bank Rp10 miliar, di Danamon Rp7 miliar, di BRI Rp2,5 miliar, kartu kredit Rp500 juta," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi kepada merdeka.com, Rabu (28/8).
Aulia menanggung utang besar setelah bisnis rumah makan yang dirintisnya gagal. Ia tak mampu membayar utang-utang di bank.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban dibunuh saat tidur menggunakan helm yang dipukulkan ke kepala dan bagian lehenya dicekik.
Baca SelengkapnyaKecurigaan bahwa kematian Asep tidak wajar semakin kuat setelah adanya tagihan pinjaman online atas nama korban yang diajukan di hari dia meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPara pelaku juga sepakat menghabisi korban pada Selasa (25/6) malam saat korban tidur. Namun upaya itu gagal karena korban saat itu begadang.
Baca SelengkapnyaPembunuhan itu bermula dari hilangnya Aqila. Saat penculikan terjadi, ibunda Aqila sedang pergi.
Baca SelengkapnyaSeorang ayah di Jagakarsa, Jakarta Selatan tega membunuh 4 anaknya sendiri.
Baca SelengkapnyaDua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka yakni istri dan adik pelaku.
Baca SelengkapnyaKeluarga besar Asep Saepudin (43) tak menyangka istri, anaknya dan pacar putrinya bersekongkol menghabisi nyawa korban.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat tersangka AA meminta PN datang ke rumahnya untuk meminta bantuan menyelesaikan masalahnya.
Baca SelengkapnyaPasca kejadian, AT lantas melarikan diri sementara Arif kabur ke rumah istrinya yang ada di Palembang.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan ekshumasi kuburan untuk mengeluarkan jasad korban untuk diautopsi.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku pembunuhan di Musi Banyuasin akhirnya terungkap.
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar reka ulang pembunuhan empat orang dalam satu keluarga di Musi Banyuasin. Tersangka EE (48) nekat melakukan perbuatan itu karena masalah bisnis.
Baca Selengkapnya