Cerita lumpur Lapindo tenggelamkan budaya mengaji di Sidoarjo
Merdeka.com - Banyak harapan dan cita-cita yang terkubur dan tenggelam saat lumpur Lapindo meluber dan menutupi banyak rumah di Sidoarjo, Jatim. Tak terkecuali bagi harapan di musala Al Barokah yang terletak di dusun Beringin, desa Pamotan kecamatan Porong, Sidoarjo.
Dulu sebelum lumpur menyembur, musala ini ramai, ratusan anak-anak berkumpul di sini mengaji dan belajar salat. Hingga petaka itu datang ditandai dari munculnya gas metana.
"Kalau ada angin, wuih, bau menyengat luar biasa," kata Mustofa guru ngaji di musala Al-Barokah dikutip buku Mendidik Tanpa Pamrih Kisah Para Pejuang Pendidikan Islam, terbitan Kemenag, Kamis (26/3).
-
Dimana Lumpur Lapindo terjadi? Pusat maupun titik semburan lumpur panas Lapindo ini berada di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
-
Apa itu Lumpur Lapindo? Lumpur Lapindo Sidoarjo merupakan salah satu bencana alam di Indonesia yang sampai sekarang belum menemukan jawabannya. Sebab, penyebab munculnya lumpur panas Lapindo masih dalam perdebatan dan belum menemukan hasil yang final.
-
Kenapa Lumpur Lapindo terjadi? Dikatakan bahwa rencana pengeboran dilakukan dengan target formasi Kujung, ternyata di lokasi tempat pengeboran tidak dilakukan formasi Kujung.
-
Kapan Lumpur Lapindo muncul? Lumpur Lapindo pertama kali muncul pada tanggal 29 Mei 2006 silam.
-
Apa saja dampak banjir Semarang? Banjir yang menggenangi Stasiun Semarang Tawang membuat perjalanan kereta api terganggu
-
Apa saja dampak gempa Bandung? Akibat kejadian ini, sejumlah bangunan rumah dan sekolah di wilayah Pangalengan hingga Kabupaten Garut rusak parah bahkan hancur. Berikut potret dampaknya.
Tahu bahaya akan gas tersebut, Mustofa membubarkan anak-anak hingga akhirnya rumah kecil untuk pengajian tersebut benar-benar tenggelam ditelan lumpur Lapindo setinggi 20 meter.
Semangat mengaji bak sudah terbawa kelamnya lumpur Lapindo, apalagi sebagian besar anak-anak memilih pergi mengungsi. Tradisi yang tertanam bertahun-tahun di lingkungan dusun Beringin pun ikut tergulung, saat itu seolah semua warga tidak mengindahkan pentingnya mengaji. Mereka sibuk mencari pekerjaan dan harta sebagai ganti rumah mereka yang tenggelam.
Mustofa, bersama Abdul Ikrom berusaha menghidupkan lagi kebiasaan mengaji. Untuk menarik anak-anak, dia sediakan jajanan gratis dan di tempat para pengungsi Ikrom mengajar.
Sampai akhirnya dusun Beringin ditetapkan sebagai wilayah terdampak, dan lagi-lagi pengajian ini harus pindah ke desa Gedang.
Dengan uang penggantian dari pemerintah, sekali lagi Mustofa membangun masjid. "Awalnya ya cuma satu dua anak, seadanya diterima dan diajar," kata dia lagi.
Beruntung masyarakat makin sadar pentingnya pendidikan Islam dan tuhan menjadi tempat satu-satunya bersandar. Meski bangunan belum sempurna kini ratusan siswa sudah memadati masjid kecil milik Mustafa. Sedikit demi sedikit uang pribadi dia kumpulkan untuk menyempurnakan masjid Mustafa yang baru meski dia juga adalah korban lumpur Lapindo.
Perjuangan Mustofa bukan tanpa tujuan, mimpinya cuma satu "Kita kan harus bertanggung jawab. Generasi Islam harus bisa mengaji," tegas dia.
(mdk/rep)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret bangunan masjid masih berdiri kokoh di tengah area lumpur Lapindo di Sidoarjo,Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaBerikut sejarah lumpur Lapindo Sidoarjo beserta penyebab dan dampaknya bagi sekitar.
Baca SelengkapnyaAnak-anak terpaksa digendong warga agar sepatu dan baju mereka tidak basah saat melintasi sungai Regoyo.
Baca SelengkapnyaWarga yang berada di dua lokasi terisolir ini tidak bisa pergi ke mana-mana. Sebab, akses menuju lokasi tersebut terputus total dari dua arah sekaligus.
Baca SelengkapnyaHujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir lahar Semeru. Akibatnya, jembatan di perbatasan putus.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin Semeru terjadi sepekan terakhir. Ini fakta terbarunya.
Baca SelengkapnyaSaking berpengaruhnya di masa lalu, makam-makam ini sering diziarahi walau kondisi tidak surut.
Baca SelengkapnyaKondisi Sungai Ciliwung mengalami penyusutan drastis akibat musim kemarau yang dipengaruhi fenomena El Nino.
Baca SelengkapnyaSelain Danau Toba, Sumatera Utara punya daya tarik wisata lainnya yang tak kalah eksotis dan indah tepatnya berada di Kota Siantar.
Baca SelengkapnyaBukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaDulunya banyak siswa yang bersekolah di sini, namun kini tinggal kenangan.
Baca SelengkapnyaArus sungai yang deras akibat hujan membuat beberapa jembatan runtuh sehingga akses jalan bagi warga terputus
Baca Selengkapnya