Cerita mantan Wakapolri suruh anak buah jinakkan bom via HP
Merdeka.com - Densus 88 kembali menangkap kelompok teroris di beberapa lokasi. Ternyata bom berdaya ledak tinggi itu akan dibawa oleh wanita yang disiapkan jadi 'pengantin' untuk beraksi di Istana Negara.
Bom ditemukan di indekos Dian Yuli Novi, Jalan Bintara Raya, Bekasi. Kepolisian akhirnya meledakkan bom seberat 3 kilogram itu. Efek ledakan diprediksi memiliki radius mencapai 300 meter persegi.
Teror dan ancaman bom di Indonesia sudah berulang kali terjadi. Ada cerita salah seorang polisi dengan keahliannya menjinakkan bom hanya via handphone. Kok bisa? Jadi begini ceritanya.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi terkait penguntitan Jampidsus? 'Sudah saya panggil tadi,' kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Apa yang dilakukan Brimob di depan gedung Kejagung? 'Iya (benar ramai konvoi Brimob). (Kondisi Kejagung) Pintunya ketutup, enggak perhatiin cuma ya motornya doang. Rame-rame,' ucapnya saat ditemui, Minggu (26/6).
-
Apa yang dilakukan Komaruddin? Komaruddin memulai aksi jalan kaki sejak 5 Agustus lalu, dan direncanakan selesai pada 26 Agustus mendatang.
-
Apa itu Mobile JKN? Di era digital ini, teknologi telah memberikan kemudahan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam hal akses informasi dan layanan kesehatan. Salah satu inovasi penting adalah aplikasi JKN Mobile dari BPJS Kesehatan.
-
Bagaimana handphone membantu dalam keadaan darurat? Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan handphone untuk menghubungi nomor-nomor penting seperti ambulans, pemadam kebakaran, atau layanan lainnya saat Anda sedang menghadapi kondisi darurat.
-
Siapa pelaku pencurian handphone? Pelaku berinisial MS (39), dua kakinya ditembak sebanyak 3 kali.
Jusuf Manggabarani saat itu berdinas di Brimob. Telepon genggamnya berdering dengan status siaga satu (ditemukan bom), lalu diangkat oleh Haji Komar. Jusuf sedang berada di kamar mandi. Dengan cepat Komar menggedor pintu lalu memberikan HP tersebut.
Jusuf pun menghubungi anak buahnya. Saat itu yang bertugas Imam Widodo. Imam pun segera diperintahkan untuk menjinakkan bom.
Imam sempat ragu. Meski was-was tetapi harus dijalankan karena perintah sang komandan.
"Komandan kan tidak pernah ajari saya menjinakkan bom. Kalau meledak komandan?" kata Imam dengan nada takut.
"Kan manajemennya sudah. Ya sudah saya kawal dari sini. Potong kakinya. Kembali ke power, berapa kawat keluar?" tanya Jusuf.
"Merah dan biru tersisa," jawab Imam. "Potong yang merah," imbuh Jusuf. Demikian dikutip merdeka.com dari buku 'Jusuf Manggabarani Cahaya Bhayangkara' karya Nur Iskandar.
"Wah mati komandan," kata Imam lagi. "Gambarkan, dapat power dari mana? 9 Volt 2 biji. Baterai dua biji ya," tutur Jusuf.
Dia terus bertanya dengan detail ke anak buahnya. "Detonator berapa?" Coba kabel deto sambungannya jauh atau dekat?"
Begitu mendengar jawaban dari Imam, Jusuf sudah berani mengambil kesimpulan, "Ah orang bodoh yang buat bom itu Mam. Cabut saja yang merah!"
Imam masih takut, "wah komandan, kalau ternyata biru tewas saya." "Tak mungkin meledak. Jelas!" tegas Jusuf.
Jusuf kemudian keluar dari toilet. Dia langsung menghubungi Kapolda memberitahukan jika kasus ancaman bom itu sudah berhasil ditangani.
Untuk memastikan Jusuf kembali menghubungi Imam. "Kok belum dipotong kabel merahnya," tanya Jusuf.
Kali ini jawaban Imam sangat enteng. "Minum dulu komandan biar orang tegang. Kalau terlalu cepat dibilang bomnya terlalu sederhana," ujar Imam bercanda.
Mendengar jawaban seperti itu Jusuf sudah yakin jika sebenarnya bom sudah berhasil dijinakan. "Kurang ajar kau Mam," kata Jusuf tertawa.
Jusuf memang dikenal memiliki banyak keahlian. Dia sempat menjadi Dansat Brimob, lalu Kapolda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan
Sulsel. Dia juga sempat diplot menjadi Kadiv Propam dan Irwasum.
Jebolan Akademi Kepolisian 1975 ini pensiun dengan pangkat komisaris jenderal (Komjen). Jabatan terakhirnya adalah Wakapolri.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belum diketahui apa isi surat yang dibawa oleh bapak itu. Namun dia berani menghentikan rombongan presiden.
Baca SelengkapnyaDiduga M terpaksa BAB di dalam mobil milik Resmob Polres Wajo karena ketakutan.
Baca SelengkapnyaAnggota Paspampres yang biasa melekat kepada Jokowi dengan sigap berupaya menghalangi orang itu
Baca SelengkapnyaDrama pembajakan pesawat pertama di Indonesia menimpa salah satu maskapai bernama Merpati dengan nomor penerbangan MZ 171 pada tahun 1972 silam.
Baca SelengkapnyaBikin geleng-geleng, seorang emak-emak di Jambi melakukan aksi pencopetan saat acara Jalan Sehat. Dengan lihai wanita tersebut berhasil mengambil ponsel korban.
Baca Selengkapnyagawai hasil kejahatan pelaku telah dijual ke salah satu konter handphone di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaSaksi mendengar suara ledakan saat peristiwa kebakaran di gedung Mapolresta Jambi
Baca Selengkapnya