Cerita Masjid Suciati Saliman, dibangun dengan modal hanya lima ekor ayam
Merdeka.com - Di pinggir jalan Gito-Gati, Grojogan, Pandowoharjo, Sleman, terdapat sebuah bangunan Masjid yang nampak mencolok jika dibandingkan dengan deretan bangunan lain yang ada di sana. Masjid ini terlihat bertambah kemegahannya karena berada di pemukiman biasa di jalanan yang tak seberapa lebar.
Itulah Masjid Suciati Saliman, demikian nama tempat ibadah yang baru diresmikan pada Minggu, 13 Mei lalu. Masjid yang diberi nama sesuai dengan nama orang yang membangunnya ini berlokasi di jalur alternatif Kota Yogyakarta dan beberapa tempat wisata di DIY.
Masjid ini beroperasi 24 jam dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Selain kemegahannya, arsitektur masjid ini cukup unik.
-
Di mana masjid itu? Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Bagaimana Masjid Kedung Menjangan dibangun? Menurut pengurus, masjid dibangun pada tahun 2000 lalu, dengan beberapa kisah di baliknya. Berdiri di Atas Sungai Ketua DKM Masjid Kedung Menjangan, Haris, mengatakan bahwa masjid ini dulunya dikelilingi sungai.
-
Dimana letak surau yang menjadi cikal bakal Masjid Raya Ganting? Dulu di Kapalo Koto (sekarang daerah Seberang Padang) terdapat surau yang dibangun sekitar abad ke-18.
-
Bagaimana Masjid Kemayoran dibangun? Masjid ini dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai ganti dari masjid yang dibongkar di alun-alun Surapringga (Surabaya) di area Tugu Pahlawan.
-
Apa yang unik dari Masjid Agung Nur Sulaiman? Bangunan masjid itu masih terjaga keasliannya sejak berdiri hingga sekarang. 'Jadi tidak ada perubahan bentuk sama sekali. Monumen atau cagar budaya di Banyumas yang asli sejak berdirinya ya Masjid Agung Nur Sulaiman,' kata Wahyu dikutip dari kanal YouTube Jejak Pamong.
Sebuah masjid berdiri kokoh di tepi Jalan Gito-Gati, Grojogan, Pandowoharjo, Sleman. Bangunan itu tampak mencolok jika dibandingkan dengan rumah atau bangunan lain di sekitarnya. Ruas jalan yang tidak terlalu lebar, juga membuat masjid yang dibangun di lahan seluas 1.600 meter persegi terlihat megah.
Masjid Suciati Saliman, demikian nama tempat ibadah yang baru diresmikan pada Minggu, 13 Mei lalu. Masjid yang diberi nama sesuai dengan nama orang yang membangunnya ini berlokasi di jalur alternatif Kota Yogyakarta dan beberapa tempat wisata di DIY.
Masjid ini beroperasi 24 jam dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Selain kemegahannya, arsitektur masjid ini cukup unik.
Menangis Saat Azan Pertama
Saliman mengaku pertama kali mendengar adzan berkumandang dari masjidnya. Kala itu, azan Maghrib tepat satu minggu sebelum peresmian masjid berlangsung.
"Merasa sangat terharu, ini impian saya sejak masih SMP, bisa bangun masjid," ucapnya.
Meskipun belum sepenuhnya rampung, masjid ini sudah dimanfaatkan oleh banyak orang. Selama bulan Ramadan, Suciati menyediakan menu sahur dan buka bersama bagi warga sekitar.
Kegiatan tausiah juga dilakukan menjelang berbuka puasa dengan mengundang beragam penceramah.
Ia tidak menampik, perizinan dan pembebasan tanah untuk pembangunan masjid tidak mudah. Sebab, di kawasan itu sudah berdiri sejumlah masjid.
"Namun, sasaran masjid ini adalah musafir dan karyawan saya," ucapnya.
Saliman juga berencana untuk menetap di masjidnya. Ada satu ruangan yang masih direnovasi dan kelak menjadi tempat tinggalnya.
Berawal dari Lima Ekor Ayam
Masjid megah dan mewah ini ternyata buah kerja keras perempuan kelahiran 66 tahun silam sejak 1966. Suciati bekerja di Pasar Terban menjual lima ekor ayam setiap hari sewaktu duduk di bangku SMP.
Ia diberi modal Rp 175 oleh sang ibu pada 1966.
"Terus seperti itu sampai saya selesai sekolah," kata Suciati.
Sebelum pergi ke sekolah ia menjual ayam dan jika belum habis, maka dititipkan ke perumahan dosen di Bulaksumur.
Ketekunan membuat usaha nenek dari empat cucu ini berkembang. Kini, ia tercatat sebagai pemilik PT Sera Food Indonesia yang memproduksi makanan beku. Pasarnya tersebar di seluruh Indonesia.
Ia juga memiliki dua pabrik di Yogyakarta dan Jombang yang menjual 100 ton daging ayam per hari.
Saliman meyakini bisnisnya berkembang pesat karena perwujudan dari falsafah atau pandangan hidupnya.
"Urip iku urip artinya hidup harus memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain," tuturnya.
Melalui Saliman Grup dirinya mempekerjakan hingga ribuan pegawai. Setelah pembangunan masjid tersebut tuntas, ia sudah memiliki niatan untuk mendirikan pondok pesantren, rumah hafiz, serta taman religi.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid ini memiliki arsitektur unik karena memadukan gaya Jawa-Eropa
Baca SelengkapnyaMasjid yang ada di tengah kota ini punya ciri khas unik.
Baca SelengkapnyaFakta Masjid Raya Sumatera Barat yang menelan dana yang mahal dan proses pembangunan yang lama.
Baca SelengkapnyaMengingat usianya yang begitu tua, masjid ini punya sejarah yang panjang
Baca SelengkapnyaMasjid kuno ini jadi salah satu wisata religi yang menarik untuk dikunjungi saat di Cirebon
Baca SelengkapnyaPotret bangunan megah masjid di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci
Baca SelengkapnyaKeindahan arsitekturnya konon terinspirasi gaya klasik abad ke-18.
Baca SelengkapnyaKebenaran bahwa masjid itu didirikan oleh pasukan Mataram masih diragukan.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal Dudung Abdurachman membangun sebuah masjid megah di komplek makam Sunan Gunung Jati bernama Masjid Syarif Abdurrahman.
Baca SelengkapnyaMasjid lawas ini punya desain bangunan yang unik dan terdapat makam kuno.
Baca SelengkapnyaMeski sudah mengalami beberapa kali renovasi, namun bentuk masjidnya masih asli seperti saat awal dibangun.
Baca Selengkapnya