Cerita massa PDIP segel tvOne Yogya
Merdeka.com - Isu berbau SARA kembali memanaskan peta persaingan politik menjelang pilpres 2014. Dalam siaran berita yang ditayangkan oleh tvOne pada Rabu (2/7) malam kemarin, pihak televisi itu menyebut PDIP memiliki hubungan erat dengan Partai Komunis China (PKC).
Tak ayal, pernyataan tvOne tersebut mematik reaksi keras di kalangan simpatisan banteng moncong putih di daerah. Bahkan, di Yogyakarta kantor Biro tvOne digeruduk oleh massa PDIP sekitar pukul 22.00 WIB.
Mereka tak terima dengan pemberitaan tvOne yang menyebutkan PDIP memiliki hubungan erat dengan partai komunis. Lantas apa yang dilakukan awak tvOne pasca insiden penyegelan? Inilah 5 fakta yang dihimpun merdeka.com:
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap terkait menjadi oposisi? Oleh sebab itu, pihaknya akan menunggu penghitungan resmi dari KPU sebelum menentukan kesiapan menjadi oposisi.
-
Mengapa PDIP siap menjadi oposisi? Sebab, dia menyebut PDIP sudah terbiasa bertahan dalam berbagai iklim dan dinamika politik Tanah Air.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
Kantor tvOne Yogya dicorat coret
Protes keras dari petinggi PDIP kepada tvOne, benar-benar berdampak buruk terhadap para awak media televisi itu di Yogyakarta. Sebab, kantor biro tvOne di Kota Gudeg digeruduk oleh puluhan simpatisan PDIP. Massa banteng moncong putih pun, menyegel kantor tvOne Yogyakarta. Massa menyegel kantor tvOne dengan menggunakan bambu yang melintang di pintu depan. Pantauan merdeka.com Rabu (2/7) pukul 22.15 WIB, ratusan kader dan simpatisan PDIP masih mendatangi kantor biro tvOne Jalan Kenari, Perumahan Timoho. Sambil berorasi, massa yang marah juga meluapkan kekesalannya dengan mencorat-coret tembok kantor tvOne dengan cat semprot warna merah. Salah satunya, mereka menulis 'Jokowi bukan kader PKI', 'JKW-JK', 'tvOne anj**g', dan sebagainya.
Kabiro tvOne lapor polisi
Melihat imbas dari insiden penyegelan itu, Kabiro tvOne, Hendrawan didampingi LBH Pers Yogyakarta melaporkan kejadian tersebut ke Polda DIY.Sekitar pukul 08.30 WIB Hendrawan dan Koordinator Divisi Kajian LBH Pers, Jidi, datang ke Polda DIY dan langsung melapor ke ruang pelaporan terkait aksi penyegelan kantor tvOne biro Yogya.Menurut Jidi, Hendrawan datang ke Polda melapor dan langsung di BAP di bagian Direskrim Polda. "Yang dilaporkan soal perusakan kantor dengan bukti cat warna merah," kata Jidi saat dihubungi lewat telepon, Kamis (3/7).
AJI sayangkan aksi PDIP
Aksi penyegelan kantor tvOne Yogyakarta oleh kader-kader PDIP, Rabu (2/7) malam juga menarik perhatian pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Mereka menyayangkan peristiwa tersebut.Dalam rilis yang dikirimkan AJI Yogyakarta, koordinator divisi advokasi AJI Yogyakarta, Bhekti Suryani menyatakan segala keberatan mengenai pemberitaan sebaiknya disampaikan sesuai dengan aturan Undang-Undang Pers No.40/1999 pasal 1 ayat 11 tentang. "Masyarakat yang merasa dirugikan dengan pemberitaan media massa televisi dapat mengadukan ke Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) harus pro aktif mengawasi dan menindak media yang tidak independen," tulisnya.
Massa PDIP tuntut klarifikasi tvOne
Massa PDIP yang marah dan menyegel kantor tvOne Yogyakarta dengan menggunakan bambu, juga melakukan orasi. Tak hanya itu saja, para pendukung PDIP juga menuntut tvOne mengklarifikasi segera pemberitaan tvOne yang dinilai telah melecehkan Jokowi dan PDIP.Massa memberikan waktu sampai pagi nanti kepada televisi milik Aburizal Bakrie ini untuk mengklarifikasi. Jika tidak, massa akan kembali mendatangi kantor tvOne. "Kami akan mendatangi lagi, jika tidak segera di klarifikasi," tegas Chang Wendryatno, kader PDIP di lokasi."Kami di sini tidak anarkis, hanya menyegel lalu mencoret-coret. Kami juga tidak melakukan perusakan, kami minta tvOne untuk segera mengklarifikasi," kata Chang.
PDIP lapor ke KPI
Aksi penyegelan kantor tvOne akhirnya disikapi oleh petinggi PDIP. Mereka menyerukan semua pihak untuk menahan diri agar tidak membuat fitnah, serangan dengan pemberitaan negatif terkait kampanye hitam apapun."Kita tegaskan di bulan suci ini seluruh pihak bisa menahan diri, jangan lagi membuat fitnah yang dibungkus lewat tayangan televisi, tidak melakukan serangan seperti pemberitaan di tvOne," kata Ketua Tim Kampanye Jokowi-JK DIY, Bambang Praswanto, Kamis (3/7).Wakil Ketua DPD PDIP DIY Eko Suwanto menambahkan, soal masalah fitnah juga kampanye hitam, PDIP konsisten menempuh jalur hukum dengan melaporkan pelanggaran kaidah jurnalistik ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka protes atas pernyataan anggota PSI Ade Armando terkait politik dinasti di DI Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaPDIP mencium ada upaya membegal partainya melalui Kongres PDIP yang bakal digelar dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaMegawati curiga, telah terjadi mobilisasi kekuasaan sehingga warga Jateng bungkam
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bereaksi keras atas kekalahan partainya di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaHasto mengaku telah menelusuri acara deklarasi dukungan kader PDIP kepada Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaKetua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto enggan berkomentar banyak tentang hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2024.
Baca SelengkapnyaWacana pertemuan Megawati dan Jokowi terus bergulir pasca Pilpres 2024 selesai
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengaku tak mengerti siapa yang ditinggal atau meninggalkan PDIP.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri langsung mengeluarkan instruksi untuk para kader banteng.
Baca SelengkapnyaSemua spanduk yang terpasang di beberapa lokasi itu dengan tulisan atau isi yang sama, namun berlatar warna yang berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaRatusan massa menolak Rocky Gerung mengisi diskusi di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaPDIP kembali memprotes keras tindak penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali. Mereka mendesak kasus tersebut diproses secara transparan.
Baca Selengkapnya