Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita miris anak-anak yang hidup di Gang Dolly

Cerita miris anak-anak yang hidup di Gang Dolly Gang Dolly. ©2014 Merdeka.com/Moch. Andriansyah

Merdeka.com - Gang Dolly memang banyak menyimpan cerita-cerita pilu di balik desahan geliat prostitusi. Maklum saja, lokalisasi yang disebut-sebut terbesar se Asia Tenggara itu hidup berhimpitan di tengah-tengah permukiman warga.

Warga sekitar ada yang terjun, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyuburkan lokalisasi itu. Namun tidak sedikit warga yang tinggal di kawasan tersebut dan benar-benar 'memisahkan diri' dari bisnis lendir itu.

Kisah-kisah menyedihkan pun dialami anak-anak yang lahir, tumbuh dan besar di kawasan Gang Dolly dan Jarak. Sejak kecil mereka sudah terbiasa hidup bertetangga dengan bisnis prostitusi.

Data yang disampaikan Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari (CCCM) menyatakan selama 2006 hingga 2014 ditemukan sebanyak 397 kasus kekerasan terhadap anak yang tumbuh di kawasan Gang Dolly dan Jarak. Berikut data CCCM tentang kekerasan yang menimpa anak-anak yang tinggal di kawasan lokalisasi prostitusi itu:

Anak laki-laki disodomi dan perempuan diperkosa

Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari (CCCM) menyatakan selama 2006 hingga 2014 ditemukan sebanyak 397 kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di lokalisasi Dolly Kota Surabaya.Aktivis Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari, Mariani, Rabu (2/7) kemarin mengatakan dari 397 kasus tersebut, rinciannya, kekerasan domestik atau kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga sebanyak 81 kasus, terdiri atas 49 laki-laki dan 32 perempuan. Kekerasan seksual anak sebanyak 45 kasus, terdiri atas 15 laki-laki dan 30 perempuan."Untuk anak laki-laki biasanya menjadi korban sodomi. Sedangkan untuk perempuan karena diperkosa. Para pelaku kekerasan biasanya orang dekat seperti keluarganya sendiri," kata Mariani pada jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya.

Anak-anak jadi pengemis

Menurut data Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari (CCCM) kekerasan terhadap anak-anak di Gang Dolly tidak hanya seksual saja. Mereka juga jadi korban kekerasan dalam segi ekonomi.Dari data CCCM, banyak anak-anak yang dipaksa menjadi pengemis. Delapan kasus terdiri atas enam anak laki-laki dan dua perempuan.Sedangkan anak berhadapan dengan hukum seperti terlibat kasus kejahatan sebanyak 18 kasus yang terdiri atas 16 anak laki-laki dan perempuan dua anak. Anak tidak sekolah sebanyak 81 kasus dengan rincian 54 laki-laki dan 27 perempuan.Penelantaran anak sebanyak 14 kasus terdiri atas laki-laki sebanyak 11 anak dan perempuan 3 anak. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 134 kasus dengan rincian menimpa laki-laki sebanyak 19 anak dan perempuan 115 anak.

Jadi korban human trafficking

Anak-anak di gang Dolly juga banyak yang jadi korban human trafficking atau perdagangan manusia. Dari data CCCM, sebanyak 16 kasus jadi korban perdagangan manusia dengan rincian dua laki-laki dan 14 perempuan."Anak-anak yang tinggal di sekitar lokalisasi ini kondisinya sangat memprihatinkan," kata Aktivis Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari, Mariani.Psikiater dr Agung Budi Setiawan SpKJ mengatakan, jika banyak lembaga yang melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang ada di lokalisasi Dolly, bisa dipastikan jumlah kasus yang ditemukan akan lebih banyak lagi.Hal ini dikarenakan kasus kekerasan terhadap anak ibarat fenomena gunung es. Banyak sekali kejadian yang tidak terlaporkan. "Dari jumlah data tersebut, itu tentu sangat memprihatinkan. Saya kira para pelaku sudah mengalami gangguan mental. Gangguan mental itu sama saja dengan gila. Inilah yang sulit tertangani karena gila gangguan mental ini tidak seperti gila pada umumnya," katanya.

Anak-anak Gang Dolly jadi kriminil

Sebagian besar anak-anak di Gang Dolly sudah dewasa sebelum waktunya. Artinya, mereka sudah mengonsumsi tontonan dan juga berperilaku yang tidak seusianya. Contohnya, gemar pesta seks, pesta minuman keras dan juga pesta sabu."Biasanya pesta-pesta ini dilakukan di makam Jarak dan juga makam Kembang Kuning. Di dua tempat inilah banyak anak-anak yang belajar melakukan tindakan kriminal," kata Aktivis Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari, Mariani.Psikiater dr Agung Budi Setiawan SpKJ mengatakan ada dua hal penting yang mampu membuat seorang anak menjadi pribadi yang baik. Pertama, selama dalam kandungan dia merasa nyaman karena orang tuanya tidak pernah bertengkar, kemudian mendapatkan gizi yang cukup.Kedua, setelah lahir, anak itu hidup di lingkungan yang berperilaku positif. Yang pertama adalah mikro kosmos dan yang kedua makro kosmos. "Ibarat tanaman, jika anak itu ditanam di tanah yang subur, maka ketika tumbuh bisa berbuah. Sebaliknya, jika di taman di tanah yang tidak subur, bisa jadi tanaman itu nantinya akan mengganggu," katanya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Bullying Bocah Makin Mengerikan, Bisakah Pelaku yang Masih di Bawah Umur Dihukum Penjara?
Kasus Bullying Bocah Makin Mengerikan, Bisakah Pelaku yang Masih di Bawah Umur Dihukum Penjara?

Kasus bullying atau perundungan makin marak dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya
Pengakuan 2 Pelaku Bullying: Menyesal Pukul dan Tendang Siswa SMP di Cilacap
Pengakuan 2 Pelaku Bullying: Menyesal Pukul dan Tendang Siswa SMP di Cilacap

Saat ini korban FF yang dipukul dan ditendang korban sedang menjalani perawatan.

Baca Selengkapnya
Pengakuan Alumni: Pondok Pesantren Kerap Menutupi Kasus Kekerasan
Pengakuan Alumni: Pondok Pesantren Kerap Menutupi Kasus Kekerasan

Alumni bernama Adi Maulana ini menceritakan pengalamannya enam tahun menimba ilmu di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin.

Baca Selengkapnya
Pukul dan Tendang Siswa SMP di Cilacap, Dua Pelaku Ditahan
Pukul dan Tendang Siswa SMP di Cilacap, Dua Pelaku Ditahan

Dalam pemeriksaan juga terungkap, salah satu pelaku sempat berpindah sekolah karena terlibat kasus perkelahian.

Baca Selengkapnya
Ciri-Ciri Bullying pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ciri-Ciri Bullying pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal, atau perilaku sosial yang merugikan korban.

Baca Selengkapnya
Conduct Disorder adalah Gangguan Perilaku Agresif pada Anak, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya
Conduct Disorder adalah Gangguan Perilaku Agresif pada Anak, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kondisi ini sering terjadi pada remaja berusia 10-19 tahun.

Baca Selengkapnya
Data KPAI: Ada 262 Kasus Kekerasan Anak Sepanjang 2023, Mayoritas Pelaku Ibu Kandung
Data KPAI: Ada 262 Kasus Kekerasan Anak Sepanjang 2023, Mayoritas Pelaku Ibu Kandung

Kawiyan memastikan, KPAI terus melakukan pendampingan terhadap anak yang menjadi korban kekerasan.

Baca Selengkapnya
Tiga Desa Ini Terkenal karena Ajarkan Anak-Anak Jadi Pencuri, Sampai Ada Sekolahnya Gratis
Tiga Desa Ini Terkenal karena Ajarkan Anak-Anak Jadi Pencuri, Sampai Ada Sekolahnya Gratis

Tiga desa di negara ini terkenal ldi media sosial karena ajarkan anak-anak jadi pencuri.

Baca Selengkapnya
Mengurai Penyebab Maraknya Aksi Pembullyan Bocah di Bawah Umur Kian Sadis
Mengurai Penyebab Maraknya Aksi Pembullyan Bocah di Bawah Umur Kian Sadis

Terlebih bukan lagi cuma bully secara verbal, namun sudah mengarah ke tindakan kriminal.

Baca Selengkapnya
Siswa SMP di Cilacap yang Dipukul & Ditendang Kakak Kelas Alami Rusuk Patah dan Sejumlah Luka
Siswa SMP di Cilacap yang Dipukul & Ditendang Kakak Kelas Alami Rusuk Patah dan Sejumlah Luka

Saat penganiayaan terjadi korban FF dipukul beberapa kali di bagian perut dan wajah.

Baca Selengkapnya
Keji! Imingi Rp10.000, Pemuda Cabuli 3 Anak di Bawah Umur Selama 5 Tahun
Keji! Imingi Rp10.000, Pemuda Cabuli 3 Anak di Bawah Umur Selama 5 Tahun

Pelaku sengaja memang mengincar anak-anak karena dianggap tidak akan bercerita ke mana-mana.

Baca Selengkapnya
Keji! Bapak Anak Pemilik Ponpes di Trenggalek Tega Cabuli Belasan Santrinya
Keji! Bapak Anak Pemilik Ponpes di Trenggalek Tega Cabuli Belasan Santrinya

Pelaku adalah M (72) selalu pemilik pondok pesantren dan F (37) anaknya. Saat diminta keterangan, bapak-anak itu mengakui perbuatannya.

Baca Selengkapnya