Cerita Nakes Korban KKB Bertahan Hidup dengan Minum Air Hujan Usai Terjun ke Jurang
Merdeka.com - Dua dari empat tenaga kesehatan yang menjadi korban penganiayaan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, membantah berita yang beredar dan menyatakan dr Restu Pamanggi memegang senjata api. Restu juga merupakan salah satu korban penganiayaan KKB.
"Tidak benar berita yang beredar karena kami semua menjadi korban aksi penganiayaan yang dilakukan KKB, Senin lalu (13/9)," kata Kristina Sampe Tonapa dan Katrianti Tandila secara terpisah di Jayapura, Senin (20/9).
Kedua nakes yang hingga kini masih dirawat di RS Marthen Indey, Jayapura, itu secara tersendat-sendat kembali mengisahkan insiden yang dialami mereka seraya menegaskan tidak benar dr Restu memegang senjata karena dirinya juga terluka.
-
Kenapa kera ekor panjang serbu pemukiman? Kawanan monyet itu diduga turun dari gunung karena persediaan makanan di tempat mereka mulai menipis. Musim kemarau yang panjang menjadi penyebab persediaan makanan di hutan terus menyusut.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Bagaimana warga mengusir kera ekor panjang? Sebagian warga menggunakan letusan senapan angin untuk membuat para monyet ketakutan. Sedang warga lain memasang ban kendaraan agar monyet-monyet tidak mendekati rumah.
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
-
Siapa saja yang terlibat dalam perkelahian? Dua kelompok pemuda yang bentrok tersebut ialah dari kelompok Markus (21) dengan kelompok Jony (24).
"Apa yang beredar di luar sangat tidak benar dan itu perbuatan yang keji karena keberadaan kami semua untuk menolong masyarakat agar mendapat pelayanan kesehatan," ungkap keduanya yang dirawat di dalam satu kamar.
Dia mengakui saat insiden pembakaran dan perusakan terjadi mereka berempat melarikan diri dengan melompat ke dalam jurang yang ada di dekat puskesmas.
Massa yang merupakan masyarakat Kiwirok ikut mengejar dengan membawa panah dan senjata tajam hingga sempat dilukai mereka, para nakes.
"Kami berempat yakni saya, Katrianti Tandila, Marselinus Ola Atanila dan almarhum Gabriela Meilan lompat ke jurang namun mereka tetap mengejar dan menganiaya," ungkapnya.
Katriana mengaku dirinya terjatuh paling dalam, yakni sekitar 500 meter bertahan dengan minum air hujan selama tiga hari sebelum dievakuasi anggota TNI-Polri," ungkap Katrina Sampe.
Atas kejadian ini, Katriana Sampe yang mengalami luka tusuk benda tumpul di paha ini mengaku tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman.
Katrina Sampe mengaku sudah lima tahun sebagai tenaga honorer kesehatan yang direkrut Dinas Kesehatan Pegunungan Bintang dan baru kemarin mengalami insiden yang tidak akan dilupakan seumur hidup.
"Saya tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman, karena trauma," ungkap kedua nakes secara bergantian.
Kapendam XVII Cenderawasih Kol Arm Reza menyatakan, selain mengobati luka yang diderita mereka juga diberi pendampingan dari psikolog agar mengurangi trauma yang dialaminya.
"Kodam XVII Cenderawasih memberikan perawatan dan pendampingan kepada mereka hingga sembuh dan kembali ke keluarganya," kata Kol Arm Reza. Dikutip Antara.
Empat nakes yang masih dirawat yakni dr. Restu Pamanggi, Katrianti Tandila, Emanuel Abi, dan Kristina Sampe Tonapa.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengungkapkan detik-detik tujuh remaja lompat ke Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaLaporan itu diperoleh dari pendulang yang berhasil menyelamatkan diri dengan berlari dan tiba di pos Kolop.
Baca SelengkapnyaKKB di Kabupaten Puncak, Papua Tengah menembak dua tukang ojek di Kampung Weni, Distrik Mageabume
Baca SelengkapnyaKelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah menembak dua warga sipil.
Baca SelengkapnyaKKB melakukan penyerangan dari arah pemukiman warga.
Baca SelengkapnyaMereka diduga kuat masih ada kaitan dengan tujuh mayat mengambang di Kali Bekasi yang akan tawuran di daerah Jatiasih, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaKorban jadi sasaran keberingasan geng tersebut. Padahal saat kejadian, dia baru saja pulang main game online dengan teman-temannya.
Baca SelengkapnyaSementara seorang pelaku lainnya yang beraksi bersama berhasil diamankan petugas sebelum kembali menjadi bulan-bulanan.
Baca SelengkapnyaKapolda Metro Jaya Karyoto sudah berkomitmen mengusut tuntas kasus temuan tujuh mayat remaja tersebut.
Baca SelengkapnyaKKB tiba-tiba menyerang truk. Membakar dan membunuh sopir.
Baca SelengkapnyaKKB terus menebar onar di Bumi Cendrawasih. Mereka terus memancing petugas hingga kerap terjadi baku tembak
Baca SelengkapnyaTawuran tersebut melibatkan dua kelompok, yakni Geng Biang Rusuh (Birus) dan Geng Anak Lapak Klender.
Baca Selengkapnya