Cerita Nakes Terima Pasien Meninggal Usai Ditolak 4 RS Karena Penuh
Merdeka.com - Sebuah kisah viral di media sosial dari seorang Tenaga Kesehatan, Oktari Dwi Yanti. Dia bercerita, menerima seorang pasien gejala Covid-19 di rumah sakit tempatnya berjaga. Namun pasien keburu meninggal dunia.
Malam itu, dia sedang berjaga di IGD sebuah rumah sakit. Namun dia tak menjelaskan detil, nama rumah sakit dan di daerah mana kejadian tersebut.
Pasien tersebut mengeluh sesak napas dan nyeri dadanya. Namun, sudah tak bisa ditolong karena saat diperiksa tak ada lagi denyut nadi.
-
Apa pesan Ipuk untuk tenaga kesehatan Banyuwangi? Berikan pelayanan yang baik. Jangan sampai muncul keluhan pelayanan buruk karena tidak ramah atau pun pelayanannya lama. Mari sama-sama berbenah, berkomitmen membangun Banyuwangi lebih baik lagi.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Mengapa Indonesia masih perlu meningkatkan kualitas layanan kesehatan? Posisi Indonesia yang berada di peringkat 39 masih menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan, terutama dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lebih maju seperti Taiwan dan Korea Selatan.
-
Bagaimana polisi dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19? Operasi Aman Nusa II menjadi studi kasus utama yang memperlihatkan bagaimana kepolisian, dengan sumber daya dan kapasitasnya, dapat berkontribusi signifikan terhadap penanganan krisis kesehatan publik.
-
Bagaimana Kemenkes ingin memastikan RS tetap memenuhi standar? Syahril bukan bermaksud agar rumah sakit mengurangi tempat tidur. Namun, tetap ikut aturan memenuhi kriteria KRIS demi kenyamanan pasien.'Kita berharap rumah sakit tidak melakukan pengurangan tempat tidur, karena rugi juga dia kalau mengurangi, cuma harus diatur tadi memenuhi KRIS,' ucapnya.
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
"Mau cerita sedikit. semalam jaga IGD datang mobil bilang bapaknya sesek dan nyeri dada. Langsung gue sama perawat samperin periksa. Ternyata sudah enggak ada denyut nadinya. Istrinya langsung nangis kejer di mobil. Langsung gue tanya kronologisnya gimana. Ternyata mereka sudah dari 4 RS. RS gue yang kelima," cerita pemilik akun @oktariDY di akun Twitternya, dikutip merdeka.com, Senin (11/1).
bapak nyeri dada dari malem jam 11an sama nyesek. ke RS 1 udh dikursi roda, dibilang penuh. RS 2 juga penuh. ke RS 3 bapaknya udah bener2 lemes udh mulai ga sadar. di RS 4 bapaknya udah diem aja tp masih dibilang RSnya penuh. sampai lah di RS gue. kluarga tanya apa krn covid?
— Oktari Dwi Yanti (@oktariDY) January 10, 2021Oktari bercerita, dia sudah dua kali menerima pasien dalam keadaan meninggal ketika tiba di rumah sakit, dengan alasan sudah ditolak berkali-kali di rumah sakit. Dia mengakui, kondisi rumah sakit saat ini memang penuh sesak, banyak pasien tak tertangani akibat penuh.
"Yah mau gimana, emang nyatanya bednya full. RS sudah pada kolaps. Sahabat deket gue sendiri, bokapnya dirawat 1 minggu di IGD karena ruang isolasi full. Awalnya bokapnya enggak mau ke RS karena merasa demam-demam biasa. Akhirnya pas sudah sesak baru muter ke RS 1 daerah dan penuh," cerita Oktari.
pls bgt patuhin protokol. ga cuma lo doang yg cape gini gini aja. nakes jg cape, udah insentif ga turun sama sekali sejak awal covid (curhat dikit), kerja overtime trs krn temen2 lo udah pada tumbang satu per satu krn covid, blm kalau nanganin keluarga yg selalu menyudutkan RS-
— Oktari Dwi Yanti (@oktariDY) January 10, 2021Dia pun berpesan kepada masyarakat agar tidak kendor patuhi protokol kesehatan. Karena rumah sakit saat ini sudah kewalahan dalam menangani pasien. Belum lagi, insentif tenaga kesehatan yang tak kunjung cair.
Anak Muda Kena Covid
Oktari pun menegaskan, opini yang menyatakan bahwa anak muda tak berbahaya jika kena Covid-19 itu salah besar. Sebab, dia punya pengalaman merawat seorang pasien Covid-19 usia 23 tahun.
BB dan TB seimbang, gak kurus/obes. gue yakin ud banyak jg sih yg crt kaya gini, tapi mesti ditekankan lagi kalau usia muda itu belom tentu gejalanya pilek2 receh doang. ada juga yang sampe gejala berat. jd jgn ngerasa lo kebal dr covid krn lo muda, atlet, kaya,selebgram atau apa
— Oktari Dwi Yanti (@oktariDY) January 10, 2021“Sempet ngobrol juga sama pasien di awal. Ternyata ibu juga covid dan lagi di RS dekat rumah. Tapi sudahb boleh isolasi mandiri sekarang. Bapak sedang terpasang ventilator di ICU salah satu RS di Jakarta. Enggak terbayang rasanya, dengar dia cerita cuma bisa bilang ayo semangat ya mas biar cepat kembali berkumpul sama keluarga,” katanya.
semua twit ini sekedar pengingat bahwa RS kita kapasitas tenaga dan fasilitasnya terbatas, sedangkan pasiennya bertambah terus. dan perawatan covid ga cm 1/2 hr, tp berminggu2. jadi yg masuk dirawat ga sama dengan yg keluar rawat. jadi plis kalau udh masuk RS, nakes akan lakuin-
— Oktari Dwi Yanti (@oktariDY) January 10, 2021Rumah Sakit Penuh
Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Pemprov DKI Weningtyas Purnomorini mengatakan ruang ICU di rumah sakit rujukan Covid-19 tidak lagi mampu menerima pasien pada Februari.
Pernyataan ini berdasarkan data jumlah tempat tidur yang terpakai oleh pasien baik di ICU ataupun non-ICU. Berdasarkan data terakhir, 3 Januari, untuk tempat tidur ICU sudah terpakai 79 persen, dan tempat tidur isolasi harian (non-ICU) 87 persen.
Saat ini, kata Weningtyas, total tempat tidur yang tersedia di DKI 24.498 unit, dengan rincian 8.085 tempat tidur untuk ruang ICU sedangkan sisanya untuk perawatan non-ICU.
"Bila 50 persen bed dapat dikonversi menjadi bed Covid maka tentu saja pasien non-Covid tetap harus kita perhatikan. Lalu ini bila tidak dilakukan intervensi maka di bulan Februari itu kami untuk ICU sudah penuh," ujar Weningtyas dalam rapat koordinasi dengan 10 provinsi dengan kasus Covid tertinggi, secara virtual, Rabu (6/1).
DKI, kata Weningtyas, juga meminta agar rumah sakit non rujukan juga menerima pasien Covid dengan persentase kapasitas 30 persen pasien non-Covid dan 70 persen pasien Covid. Kebijakan ini menurutnya juga pernah diterapkan saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat DKI pada Maret-April 2020.
Sementara untuk ruang isolasi mandiri, disebut Weningtyas cukup memadai seiring dengan upaya Pemprov DKI terus menambah kapasitas rumah sakit.
"Sedangkan untuk isolasi mungkin kemungkinan masih bisa bergerak karena kalau kita tambahkan dari berapa rumah sakit baru," tuturnya.
Saat ini, total rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta sebanyak 101 rumah sakit, dengan rincian;
Daftar RS Rujukan Covid-19 di Jakarta
Berdasarkan Kepgub Nomor 378 Tahun 2020 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Covid-19;
1. RSUD Tarakan
2. RSUD Koja
3. RSKD Duren Sawit
4. RS Pertamina Kaya
5. RS Pelni
6. RSUPN Cipto Mangunkusumo
7. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
8. RS Anak dan Bunda Harapan Kita
9. RS Khusus Kanker Darmais
10. RS Khusus Pusat Otak Nasional
11. RSUD Budhi Asih
12. RSUD Pasar Rebo
13. RSUD Tugu Koja
14. RSUD Tanah Abang
15. RSUD Kalideres
16. RSUD Kebayoran Baru
17. RSUD Jati Padang
18. RSUD Kramat Jati
19. RSAU dr Esnawan Antartika
20. RS Tk. II M Ridwan Meuraksa
21. RS Bhayangkara Sespimma Polri
22. RS Dr Suyoto Pusrehab Kemhan
23. RS Pusat Pertamina
24. RS Adhyaksa
25. RS PGI Cikini
26. RS St Carolus
27. RS Abdul Radjak
28. RS Mitra Keluarga Kemayoran
29. RS Hermina Kemayoran
30. RS Husada
31. RS Islam Cempaka Putih
32. RS Bunda Jakarta
33. RS Kramat 128
34. RS Mitra Keluarga Kelapa Gading
35. RS Pantai Indah Kapuk
36. RS Atma Jaya
37. RS Pluit
38. RS Islam Sukapura
39. RS Pekerja
40. RS Hermina Podomoro
41. RS Pelabuhan Jakarta
42. RS Mitra Keluarga Kalideres
43. RS Siloam Kebon Jeruk
44. RS Pondok Indah Puri Indah
45. RS Sumber Waras
46. RS Hermina Daan Mogot
47. RS Ciputra
48. RS Grha Kedoya
49. RS Pondok Indah Pondok Indah
50. RS MMC
51. RS Medistra
52. RS Siloam Mampang Prapatan
53. RS Mayapada
54. RS Prikasih
55. RS Andhika
56. RS Islam Pondok Kopi
57. RS Hermina Jatinegara
58. RS Kartika Pulomas
59. RS Harapan Bunda
60. RSUD Sawah Besar
61. RSUD Cempaka Putih
62. RSUD Pademangan
63. RSUD Ciracas
64. RS Budi Kemuliaan
65. RS Yarsi
67. RS Menteng Mitra Afia
68. RS Primaya Evasari
69. RS Satya Negara
70. RS Mulyasari
71. RS Gading Pluit
72. RS Firdaus
73. RS Duta Indah
74. RS Khusus Jiwa Dr Soeharto Heerjan
75. RS Royal Taruma
76. RS Cinta Kasih Tzu Chi
77. RS Bina Sakti Mandiri
78. RS Bhakti Mulia
79. RS Jakarta
80. RS Yadika Kebayoran Lama
81. RS Aulia
82. RS Zahirah
83. RS Premier Jatinegara
84. RS Haji Jakarta
85. RS Colombia Asia Pulomas
86. RS Harum Sisma Medika
87. RS Universitas Kristen Indonesia
88. RS Pengayom Cipinang
89. RS Olahraga Nasional
90. RS Omni Medical Center
91. RS Ukrida
92. RS. Antam Medika
93. RS Harapan Jayakarta
Sementara itu ini delapan RS berdasarkan Kemenkes:
1. RSPI Sulianti Saroso
2. RS Persahabatan
3. RS Fatmawati
4. RSUD Cengkareng
5. RSUD Pasar Minggu
6. RS Bhayangkara Tk. I R Said Sukanto
7. RSPAD Gatot Subroto
8. RSAL dr Mintoharjo.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
DPR menyoroti pemecatan 249 nakes Non-ASN di Manggarai dan gagalnya 500-an bidan pendidik gagal jadi P3K
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan lantaran ketiadaan stok obat di RS itu.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan.
Baca SelengkapnyaBupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) Herybertus G.L Nabit akhirnya buka suara terkait pemecatan ratusan nakes.
Baca SelengkapnyaSeorang pasien pria di Korea Selatan meninggal setelah ditolak oleh 10 rumah sakit.
Baca SelengkapnyaDokter di RSUD Soe menolak melayani pasien karena insentifnya selama enam bulan belum dibayar.
Baca SelengkapnyaPasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan berdasarkan audit medis dan investigasi, Komite Medik tak menemukan adanya penudaan jadwal operasi.
Baca SelengkapnyaViral keluarga pasien mengamuk kepada petugas kesehatan
Baca SelengkapnyaAda momen haru saat sang pasien terpaksa mengurus hingga tanda tangan berkas persetujuan operasi sendiri.
Baca Selengkapnya