Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita OC Kaligis tak berdaya, sampai tak bisa gaji pegawainya

Cerita OC Kaligis tak berdaya, sampai tak bisa gaji pegawainya Sidang OC Kaligis. ©2015 merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Terdakwa kasus suap Hakim PTUN Medan OC Kaligis menjalani sidang di Tipikor. Kepada hakim, Kaligis banyak mengeluarkan keluhan-keluhan.

Keluhan pertama, soal larangan membawa tas jinjing ke persidangan. Menurutnya, tas berwarna hitam yang dibawanya itu digunakan untuk menaruh dokumen dan berkas kasus suap PTUN Medan. Pengacara kondang itu pun mengaku terpaksa meminjam tas dari rekannya yang lain.

"Saya minta kepada majelis agar saya boleh membawa tas untuk menaruh dokumen-dokumen ini. Sampai-sampai saya meminjam ke yang lain," kata Kaligis dalam persidangan, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (27/8).

Orang lain juga bertanya?

Ayah dari Velove Vexia menilai tindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melarang dirinya membawa tas tersebut sebagai sesuatu yang berlebihan. "Masa, KPK apa-apa selalu dilarang, bahkan sampai membawa tas juga enggak boleh," katanya.

Salah seorang Kuasa Hukum Kaligis juga sempat berkomentar bahwa pelarangan itu seakan menganggap Kaligis tersangka teroris. "Kayak teroris saja dilarang, padahal cuma tas ya," kata perempuan berambut panjang itu saat memasuki area sidang Kaligis.

Kedua, Kaligis meminta majelis hakim untuk membuka rekeningnya yang diblokir penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Rekening saya diblokir, saya enggak bisa bayar gaji pegawai lain. Kalau sampai ditutup gitu, apa relevansinya dengan kasus ini," kata Kaligis.

Atas penutupan rekening tersebut, pengacara kondang itu mengaku tak dapat membayar gaji para pegawai yang bekerja di kantor advokatnya. "Kita kan kantor advokat lama sudah 50 tahun. Begitu lamanya, sampai ada 100 orang yang belum nerima gaji dari saya. Sekarang mereka hadir bahkan ada yang sudah menjadi yatim piatu," terangnya.

Dia pun memohon kepada ketua majelis hakim Supeno untuk membuka rekening tersebut. Sebab, ia mengaku tak bersalah sebagai pelaku Operasi Tangkap Tangkap penyuapan hakim PTUN Medan Sumatra Utara.

Ketiga, Kaligis mengeluh kalau sedang sakit. Ketua Majelis Hakim, Supeno akhirnya mengabulkan permohonan Kaligis karena mempertimbangkan efektivitas persidangan dan kesehatan terdakwa.

"Kami mengabulkannya dan mengizinkan terdakwa menjalani perawatan dr. Terawan di RSPAD pada Kamis atau Jumat atau Sabtu dengan pengawalan ketat," kata Supeno.

Terakhir, sebelum persidangan tadi selesai, Kaligis sempat curhat pada hakim soal perlakukan KPK terhadapnya. Termasuk penolakan KPK saat dirinya minta izin berobat di RSPAD. Padahal rumah sakit itu tempatnya dan keluarga tiap berobat.

"Saya sudah memberikan 4 surat ke KPK, tapi tidak digubris dan dikatakan Terawan tidak independen," ungkap Kaligis.

Brigjen dr Terawan Agus Putranto adalah dokter yang dipilih Kaligis karena semua keluarganya pasien dari kepala RSPAD itu. "Saya mohon majelis agar dirawat oleh dokter Terawan karena saya pasiennya dan anak yang lain dirawat di sana lebih baik," pintanya.

Dia heran kenapa KPK bisa menilai dr Terawan tak independen dan menyebut RSPAD belum lolos akreditasi. Dia pun merasa didiskriminasi saat harus menjalani pemeriksaan tak seperti tahanan lain yang mendekam di rumah tahanan (rutan) Guntur, Jakarta Selatan.

"Entah mengapa semua permohonan saya ditolak Johan Budi. Sementara sesama tahanan enggak ada yang dapat kesulitan berobat di RSPAD. Akhirnya saya diperiksa di IDI RSCM," ujarnya.

"Hanya karena akreditasi sehingga berhalangan pemeriksaan saya. Dari IDI saja heran apa hubungannya akreditas rumah sakit dengan penanganan medis dokter terhadap pasiennya," bebernya.

Padahal, kata dia, dokter yang diberikan KPK tak cukup baik memberikan perawatan padanya. Dokter KPK hanya memberikan pemeriksaan dan obat tanpa resep.

"Lalu pemeriksaan second opinion dilakukan tanpa adanya resep dan hanya pemeriksaan. Sejak 30 Juni saya enggak pernah terima obat cuma dikasih obat tekanan darah tinggi. Sampe hari ini saya sakit tapi saya malu untuk nggak datang, kalau enggak datang lagi disangka bohong sehingga nanti beritanya dipelintir media," ungkapnya. (mdk/eko)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Hakim di Palembang, Pimpin 46 Sidang Sehari Meski 12 Tahun Tak Naik Gaji
Cerita Hakim di Palembang, Pimpin 46 Sidang Sehari Meski 12 Tahun Tak Naik Gaji

Para hakim memasang pita merah putih di lengan sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah terkait gaji.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Suara Bergetar, Hakim Nangis Curhat Gaji Minim Sulit Pulang Kampung Depan Pimpinan DPR
VIDEO: Suara Bergetar, Hakim Nangis Curhat Gaji Minim Sulit Pulang Kampung Depan Pimpinan DPR

Aji mengatakan, sudah 12 tahun hakim diabaikan negara.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tangis Pegawai BUMN di DPR, Tak Bisa Beli Beras Akibat Indofarma Nunggak Gaji Rp95 Miliar
VIDEO: Tangis Pegawai BUMN di DPR, Tak Bisa Beli Beras Akibat Indofarma Nunggak Gaji Rp95 Miliar

Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) mengadukan nasibnya kepada Komisi VI DPR RI

Baca Selengkapnya
Klarifikasi Kepala Puskesmas di Palembang soal Aturan Pegawai Wanita Dilarang Hamil Hingga Tahan Uang JKN
Klarifikasi Kepala Puskesmas di Palembang soal Aturan Pegawai Wanita Dilarang Hamil Hingga Tahan Uang JKN

MG menyebut permasalahannya dianggap selesai karena hanya terjadi miskomunikasi.

Baca Selengkapnya
Heboh Kepala Puskesmas di Palembang Larang Anak Buah Hamil & Wajibkan Terus Kerja Tanpa Istirahat
Heboh Kepala Puskesmas di Palembang Larang Anak Buah Hamil & Wajibkan Terus Kerja Tanpa Istirahat

Kepala puskesmas juga menahan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menjadi hak pegawai.

Baca Selengkapnya
Dilema Eks Sekjen Kementan Terpaksa Patuh Perintah SYL: Tertekan Tapi Takut Kehilangan Jabatan
Dilema Eks Sekjen Kementan Terpaksa Patuh Perintah SYL: Tertekan Tapi Takut Kehilangan Jabatan

Selama adanya pengumpulan dana untuk kebutuhan SYL, Kasdi mengatakan situasi kerja di Kementan menjadi tidak kondusif.

Baca Selengkapnya
Pegawai Indofarma Nangis Curhat ke DPR: Sepotong Kue Barang Mewah Buat Kami, Capek Kerja Tak Dikasih Makan
Pegawai Indofarma Nangis Curhat ke DPR: Sepotong Kue Barang Mewah Buat Kami, Capek Kerja Tak Dikasih Makan

Sambil menahan air mata, seorang pegawai Indofarma mengungkapkan sepotong kue yang menjadi suguhan menjadi barang mewah bagi mereka.

Baca Selengkapnya
Heboh ASN Padang Mundur dari Jabatan karena Tak Sanggup Penuhi Permintaan Uang dari Atasan
Heboh ASN Padang Mundur dari Jabatan karena Tak Sanggup Penuhi Permintaan Uang dari Atasan

Pernyataan mundur itu disampaikan melalui surat yang ditandatangani pada 25 Juli 2024. Foto dokumen bermeterai Rp10.000 itu beredar luas di media sosial.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Para Hakim Cuti Massal Sampai Jadi Perhatian Jokowi dan Prabowo
Cerita di Balik Para Hakim Cuti Massal Sampai Jadi Perhatian Jokowi dan Prabowo

Berjubah hakim dan berpeluh keringat, mereka menuntut kenaikan gaji dan fasilitas.

Baca Selengkapnya
Kisah Sedih Kakek Kaemi, Lagi Menjual Hasil Mulung Pulang-pulang Rumahnya Habis Terbakar
Kisah Sedih Kakek Kaemi, Lagi Menjual Hasil Mulung Pulang-pulang Rumahnya Habis Terbakar

Sedang menjual hasil memulung, dia terkejut mendapati rumah yang telah terbakar habis.

Baca Selengkapnya
Viral Pria Tak Tega Tagih Utang pada Seorang Kakek, Tuai Simpati
Viral Pria Tak Tega Tagih Utang pada Seorang Kakek, Tuai Simpati

Viral pria tak tega tagih utang pada seorang kakek, tuai simpati.

Baca Selengkapnya
Inspektorat DKI Rampung Usut Atasan Paksa PPSU Utang ke Pinjol, Sanksi Diumumkan Pekan Depan
Inspektorat DKI Rampung Usut Atasan Paksa PPSU Utang ke Pinjol, Sanksi Diumumkan Pekan Depan

Pekan depan akan diumumkan sanksi untuk atasan yang paksa PSSU utang ke Pinjol.

Baca Selengkapnya