Cerita Pak Harto tak pede dijodohkan dengan Bu Tien
Merdeka.com - Kesibukannya di dunia militer untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia dari Belanda, mengakibatkan Soeharto tak memikirkan soal asmara dan jodoh yang akan dinikahinya kelak. Pak Harto baru sadar soal pernikahan setelah dikunjungi oleh keluarga Prawirowihardjo yang tak lain adalah pamannya.
Saat itu, Ibu Prawiro menanyakan soal hari depan Pak Harto yang saat itu sudah berusia 26 tahun. Pak Harto diingatkan untuk segera menikah.
Awalnya, Pak Harto yang saat itu berpangkat Letkol tak terlalu menanggapi serius. Pak Harto beralasan masih sibuk di Resimen dan mempertahankan kedaulatan negara dari Belanda yang saat itu masih belum mau angkat kaki dari Tanah Air.
-
Siapa saja anak perempuan Soeharto? Tiga Srikandi di Keluarga Cendana Inilah 'tiga srikandi' dari keluarga Cendana. Ketiganya masih menjalin hubungan yang baik hingga saat ini.
-
Bagaimana Soeharto mengenal keluarga BJ Habibie? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Apa bisnis yang dijalankan anak-anak Soeharto? Beberapa sumber mengungkapkan kalau anak-anak Soeharto memiliki bisnis berskala besar dan menggurita, meliputi hotel, transportasi, media, hingga migas dan pertambangan.
-
Siapa yang menikah dengan cucu Soeharto? Artis lainnya, Rika Callebaut, juga menikah dengan cucu Presiden Soeharto, Ari Sigit, pada tahun 2003.
-
Kenapa Soeharto dekat dengan keluarga BJ Habibie? “Hal ini patut saya kenang. Di rumah keluarga Habibie itu terdapat suasana yang membuat anggota Staf Brigade kami kerasan,“ kata Soeharto dikutip dari HMSoeharto.id.
-
Siapa cucu Suti Karno? Suti Karno punya cucu, namanya Abdulghani.
Namun, jawaban itu tak dihiraukan oleh Ibu Prawiro. Dia mengatakan, membentuk keluarga adalah hal yang penting dan perkawinan tak perlu terhalang oleh perjuangan.
"Tetapi siapa pasangan saya? Saya balik bertanya kepada mereka. Saya tidak punya calon," kata Soeharto dalam autobiografi Soeharto Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya yang diterbitkan Cipta Lamtoro Gung Persada.
"Kamu masih ingat kepada Siti Hartinah (Ibu Tien), teman sekelas adikmu, Sulardi, waktu di Wonogiri?" tanya Ibu Prawiro kepada Pak Harto.
Pak Harto pun mengaku masih mengingatnya. Namun, Pak Harto tak pede akan dapat menikahi Bu Tien yang berasal dari keluarga ningrat. Sementara, dia hanya seorang anak petani biasa.
"Apa dia akan mau. Apa orang tuanya akan memberikan? Mereka orang ningrat. Ayahnya, Wedana, pegawai Mangkunegaraan," kata Pak Harto.
Hal itu tak menjadi persoalan bagi Ibu Prawiro. Dia mengaku mengenal seseorang yang dekat dengan keluarga Ibu Tien dan dia akan mengirimkan pesan soal keinginannya untuk bertamu dan melamar Bu Tien untuk Pak Harto.
Bak gayung bersambut, kedua orang tua Bu Tien, KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo, menyambut baik keinginan Ibu Prawiro. Upacara 'nontoni', pertemuan antara yang akan melamar dan dilamar pun dilangsungkan.
"Agak kikuk juga sebab sudah lama saya tidak melihat Hartinah dan keragu-raguan masih ada pada saya, apakah dia akan benar-benar suka kepada saya," kata Pak Harto yang dikemudian hari menjadi presiden RI kedua.
Komunikasi yang baik dalam pertemuan itu berakibat pada diterimanya lamaran Pak Harto pada Bu Tien. Mereka pun langsung merundingkan waktu akad nikah.
"Ini rupanya benar-benar jodoh saya," kata Pak Harto.
Singkat cerita, pernikahan Pak Harto dengan Bu Tien yang saat itu lebih muda dua tahun dari Pak Harto dilangsungkan pada 26 Desember 1947 di Solo, pada sore hari. Namun sayang, acara penting dalam hidup Pak Harto dan Bu Tien itu tak diabadikan dengan potret.
Tak ada pesta besar-besaran untuk menyambut pernikahan itu. Hanya ada acara selamatan yang digelar pada malam harinya. Itu pun hanya dengan penerangan beberapa lilin. Sebab, saat itu suasana Kota Solo pada malam hari harus digelapkan untuk mencegah bahaya besar jika Belanda melancarkan serangan udara.
Tiga hari setelah menikah, Pak Harto langsung memboyong Bu Tien ke kota tempatnya bertugas yang saat itu menjadi ibu kota negara yakni Yogyakarta. Mereka pun menjalani romantika kehidupan keluarga dan di kemudian hari memiliki enam orang anak.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soeharto muda sebenarnya sudah lama mengenal gadis itu. Tapi kondisi ekonomi dan latar belakang keduanya berbeda jauh.
Baca SelengkapnyaCerita rakyat ini mengisahkan kesetiaan seorang putri raja kepada kekasihnya yang tidak direstui oleh ayahnya.
Baca SelengkapnyaAwalnya Letkol Soeharto tak percaya diri. Gadis itu dari keluarga ningrat. Apakah dia dan keluarganya mau menerima?
Baca SelengkapnyaCerita Awal Ketemu Eks Panglima TNI & Istri, Saling Taksir Tapi Tak Berbicara
Baca SelengkapnyaTak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.
Baca SelengkapnyaCerita rakyat pendek bisa Anda berikan kepada si kecil sebagai dongeng pengantar tidur.
Baca SelengkapnyaTanpa kenekatan mereka berdua, tidak akan lahir bapak proklamator Indonesia.
Baca SelengkapnyaSejak kecil Pak Tarno ditelantarkan sang ibu setelah ayahnya meninggal dunia. Pak Tarno ketemu ibu setelah jadi artis
Baca SelengkapnyaPernikahan merupakan momen sakral. Tak hanya menyatukan dua insan, tetapi juga dua keluarga serta adat istiadatnya.
Baca Selengkapnya