Cerita Pemilik Warkop Pilih Mudik Karena Pembeli Bandel Ngotot Ngopi di Tempat
Merdeka.com - Tepat hari Jumat (17/4), HR (57) inisial nama dari pemilik warung kopi (warkop) di bilangan Jakarta Timur sudah selesaikan masa isolasi mandiri di kampung halamannya. Sudah sejak 14 hari kemarin, HR memilih untuk mudik ke Jawa Barat, dibandingkan tetap bertahan membuka warkopnya.
Kepada merdeka.com, HR menjelaskan aktivitas saat di kampungnya seperti bertani, mengecat dan bermain bersama anak-anaknya selagi mengisi waktu luang dirumah.
Pilihannya untuk mudik, sudah dipertimbangkan secara matang dengan hitung-hitungan ekonomi. Ia mengaku terpaksa menutup sementara usahanya, karena takut tertular virus corona atau Covid-19.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Dimana virus ada? Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Dimana virus berada? Virus merupakan kumpulan kecil kode genetik, baik DNA atau RNA yang dikelilingi oleh lapisan protein.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Apa itu Foodborne Illness? Foodborne illness atau penyakit bawaan makanan disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Padahal, ia biasa meraup keuntungan sekitar Rp500.000 tiap hari dari usaha warkopnya.
"Milih mudik itu, jujur saya malah takut ketular corona. Apalagi warkop itu siapa saja bisa makan, ngopi, orang dari mana aja bisa dateng belanja. Itu yang bikin saya takut, makanya lebih baik saya mudik selagi masih sehat dan tidak ada gejala dibandingkan harus terus membuka usaha," ungkap HR.
"Untuk pemasukan memang rata-rata semua turun lah. Tapi bukan soal uang, tapi soal kesehatan. Semisal saya maksa buka, takut juga kena. Kalau lanjut untuk tutup tanpa pemasukan dan tinggal di Jakarta, aduh enggak bakal tahan satu bulan aja. Mending di kampung," sambungnya.
HR menjelaskan selama pandemi corona mewabah ke wilayah Jakarta. Ia sudah selalu menyarankan kepada setiap pelanggan yang membeli makanan di warkopnya, untuk tidak berkumpul dan lebih baik dibawa pulang.
Malah, ia sampai menempelkan kertas imbauan bertuliskan 'lebih baik makan di rumah, belinya saja di sini'.
Namun apalah dikata, banyak pembeli yang membandel dengan beragam alasan dan tetap makan di tempat. Atas hal itu, HR tidak bisa berbuat lebih bila para pembeli tetap makan ditempat, hanya masker lah alat pelindung baginya.
"Sudah dikasih tulisan, dibilangin ya masih bandel. Malah duduk di depan kalau udah gitu mau gimana, satu sisi kita juga butuh pembeli tapi pasti kan mereka bisa tersinggung juga kalau kita tegas gitu. Maka saya lebih baik mudik aja udah tutup warung," ungkapnya.
Milih Mudik Saja
Dirinya sebelum PSBB diterapkan Pemprov Jakarta, sudah lebih dahulu memutuskan untuk mudik menggunakan transportasi bus.
"Mudik biasa pakai bus, yang penting saya mudik masih belum ada gejala-gejala corona. Kaya sesek, batuk, bersin gitu masih aman," jelasnya.
Sesampainya di kampung halaman, HR menyebutkan dirinya langsung dibawa ke balai desa, disemprot disinfektan termasuk di cek kesehatan serta suhu badan.
Setalah dikatakan aman, ia dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri dirumah selama 14 hari. Tidak ada kontak langsung dengan keluar dan hanya di dalam kamar, Keluar kalau hanya ingin ke kamar mandi saja.
"Iya pertama saya ke kantor kepala desa di periksa kalo sekira nya suhu badan tinggi langsung di periksa ke dokter. Kalo misalkan sehat boleh pulang, pakaian langsung di rendam air panas. Terus jangan dulu keluar rumah selama 14 hari," tuturnya.
HR juga mengatakan bahwa pilihannya tetap berada dikampung selain takut terkena corona, juga kebutuhan hidup yang berat di Jakarta, apabila harus menutup usahanya dan harus tetap tinggal di Jakarta.
"Saya enggak sanggup kalau cuma nutup warkop dan saya tetap di Jakarta, takut ketularan. Terus biaya hidup juga besar, beda sama di kampung walau enggak ada pemasukan. Makan mah selalu ada insyaallah enggak kekurangan terus biaya hidup juga murah," tuturnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut curhatan sopir pribadi yang ditinggal makan majikan di tempat mewah.
Baca SelengkapnyaContoh caption promosi di Instagram ini bisa bantu meningkatkan penjualan.
Baca SelengkapnyaLantaran sering menobok, petugas minimarket memasang tulisan-tulisan di rak etalase.
Baca Selengkapnya