Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Pendiri Padepokan Bela Diri di Garut Dapat Gelar Raja Kandang Wesi

Cerita Pendiri Padepokan Bela Diri di Garut Dapat Gelar Raja Kandang Wesi Raja Kandang Wesi Garut Nurseno SP Utomo. ©2020 Merdeka.com/Mochammad Iqbal

Merdeka.com - Berawal dari penghargaan atas jasanya mendirikan padepokan bela diri Syahbandar Kari Madi, Nurseno SP Utomo mendapatkan gelar raja dari forum komunikasi raja-raja dan sultan Nusantara yang diketuai Maskut Toyib. Namun kini, seiring munculnya kerajaan-kerajaan di sejumlah wilayah, ia pun menjadi salah satu sosok dari Garut yang disorot.

Nurseno sendiri diketahui memiliki kerajaan Kandang Wesi di Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut. Saat ditemui di salah satu kafe di Garut, Nurseno mengaku enggan disamakan dengan raja palsu di Keraton Agung Sejagat. Selain itu, ia juga mengaku tidak mematok iuran kepada mereka yang ingin menjadi pengikutnya.

Ia menyebut bahwa isu raja-raja yang bermunculan saat ini hanyalah hal yang biasa saja. "Ini hanya euforia dari apa yang terjadi tentang banyaknya orang yang mengklaim kerajaan-kerajaan," ujar Nurseno, Jumat (24/1).

Orang lain juga bertanya?

Dapat Gelar Raja Tahun 2014

Nurseno menjelaskan, bahwa ia mendapatkan gelar raja di tahun 2014 dari forum komunikasi raja-raja dan sultan Nusantara yang diketuai oleh Maskut Toyib yang merupakan Kepala Budaya TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Gelar raja yang disematkan sendiri adalah Raja Kandang Wesi.

"Saya diberi gelar raja sebagai penghargaan atas jasa saya mendirikan padepokan bela diri Syahbandar Kari Madi yang berdiri sejak tahun 1998. Gelar raja ini hanya gelar saja, tapi saya tidak pernah mendirikan sebuah kerajaan," katanya.

Ia menjelaskan bahwa secara kajian sejarah, Kandang Wesi memang terdapat kerajaannya, namun Nurseno mengaku hanya sebagai pemangku adat untuk menjaga budayanya.

Nurseno sendiri mengaku tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai raja, termasuk para murid di padepokan bela dirinya juga tidak pernah disebut sebagai pengikut kerajaan yang menggunakan kostum khusus.

Meski demikian, Nurseno mengaku dirinya memiliki kostum khusus namun tidak untuk muridnya di padepokan. "Pangkat-pangkatan juga tidak ada. Semuanya itu hanya untuk menjaga budaya saja, tidak lebih," akunya.

Tak Pernah Ajarkan Aliran Sesat

Selain itu, Nurseno mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah mengajarkan aliran sesat kepada para muridnya di padepokan bela diri miliknya. Ia menyebut tidak pernah melarang muridnya untuk salat, apalagi sampai mengajak untuk menyimpang dari ajaran agama.

"Kalau saya mengajak warga disana untuk shalat menghadap ke arah timur itu sesat, silahkan saja tanya langsung kepada warga di Tegalgede (Pakenjeng, Garut). Yang ada malah saya sering ikut membantu warga untuk pembangunan mesjid," ucapnya.

Nurseno sendiri mengaku bahwa ia merupakan warga Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut sejak lahir. Ia pun tidak menampik bahwa dirinya sempat diisukan sebagai aliran sesat, namun Nurseno tidak merasa terganggu dan mengaku menanggapi hal tersebut dengan biasa saja.

Ia menyebut bahwa pemerintah dan aparat setempat juga sudah mengetahui aktivitas di kerajaannya. Namun Nurseno secara pribadi lebih sering menyebut tempatnya sebagai padepokan, bukan kerajaan.

"Karena kan lebih banyak yang belajar bela diri. Orang Koramil juga sudha menghubungi saya secara langsung. Dan sejak Kerajaan Kandang Wesi berdiri saya tidak pernah meminta murid-murid saya untuk menolak NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), namun malah mengajak agar menjaga adat budaya bangsa demi keutuhan NKRI," sebutnya.

Nurseno sendiri mengaku cukup menyesalkan dengan isu yang berkembang di tengah masyarakat yang menyebut dirinya mengajarkan aliran sesat hingga memungut iuran kepada mereka yang ingin menjadi pengikutnya.

"Saya tak punya anggota kerajaan. Tak pernah memungut iuran. Bisa dibuktikan itu semua. Kerajaan ini juga tidak ada urusan dengan agama, walau saya orang beragama. Sudah jelas berbeda dengan Keraton Agung Sejagat yang memang menipu," ujarnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Selain Putra Wapres Try Sutrisno, Ternyata Mayjen Kunto Arief Memiliki Garis Keturunan Bangsawan
Selain Putra Wapres Try Sutrisno, Ternyata Mayjen Kunto Arief Memiliki Garis Keturunan Bangsawan

Mayjen Kunto Arief Wibowo ternyata memiliki garis keturunan dari keluarga bangsawan di Sumedang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Dulu Ladang Luas Pemandangannya Indah, Begini Kisah Kampung Bersejarah Hadiah Raja di Tengah Kota Surabaya
Dulu Ladang Luas Pemandangannya Indah, Begini Kisah Kampung Bersejarah Hadiah Raja di Tengah Kota Surabaya

Kampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.

Baca Selengkapnya
Sosok Ki Ageng Pengging Tokoh Babat Alas Surabaya, Dihukum Mati karena Tak Mau Menghadap Raja
Sosok Ki Ageng Pengging Tokoh Babat Alas Surabaya, Dihukum Mati karena Tak Mau Menghadap Raja

Ia merupakan tokoh penting dalam sejarah Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya
Saktinya Panglima Kerajaan Indragiri Taklukkan Jenderal Portugis Penguasa Laut Malaka
Saktinya Panglima Kerajaan Indragiri Taklukkan Jenderal Portugis Penguasa Laut Malaka

Andi Sumpu Muhammad yang diberi gelar Panglima Jukse Besi, dikenal dengan kesaktiannya.

Baca Selengkapnya
Kisah Unik Desa Tempuran Blora, Banyak Warganya yang Jadi Polisi dan Tentara
Kisah Unik Desa Tempuran Blora, Banyak Warganya yang Jadi Polisi dan Tentara

Di Desa Tempuran, Kabupaten Blora, ada sebuah makam keramat milik Mbah Lembu Peteng. Konon dulunya ia adalah seorang prajurit.

Baca Selengkapnya
Berkarier Moncer, Para Jenderal TNI-Polri ini Ternyata Punya 'Darah Biru' Keturunan Raja & Panglima Perang
Berkarier Moncer, Para Jenderal TNI-Polri ini Ternyata Punya 'Darah Biru' Keturunan Raja & Panglima Perang

Berikut deretan Jenderal TNI-Polri berstatus keturunan bangsawan. Siapa saja sosoknya?

Baca Selengkapnya
Cerita Unik dari Makam Para Tokoh Pribumi di Bergota Semarang, Ada Batu Misterius Bertuliskan Huruf Tionghoa
Cerita Unik dari Makam Para Tokoh Pribumi di Bergota Semarang, Ada Batu Misterius Bertuliskan Huruf Tionghoa

Tak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup KRT Wiroguno, Seniman Besar Keraton Yogyakarta Pencipta Ratusan Gending
Kisah Hidup KRT Wiroguno, Seniman Besar Keraton Yogyakarta Pencipta Ratusan Gending

Bakat alaminya dalam hal karawitan telah terlihat sejak ia masih belia.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Miyos Gongso Keraton Yogyakarta, 2 Gamelan Pusaka Keluar dari Ruang Penyimpanan
Mengenal Tradisi Miyos Gongso Keraton Yogyakarta, 2 Gamelan Pusaka Keluar dari Ruang Penyimpanan

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian hajad dalem Sekaten.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Mayjen Kunto Arief Wibowo, Mayor Jenderal TNI yang Punya Garis Keturunan Bangsawan
Mengenal Sosok Mayjen Kunto Arief Wibowo, Mayor Jenderal TNI yang Punya Garis Keturunan Bangsawan

Selain dikenal sebagai putra dari Wakil Presiden Indonesia ke-6 Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Mayjen Kunto Arief Wibowo rupanya punya garis keturunan keluar

Baca Selengkapnya
Peringati HUT ke-199, Ini Sejarah Singkat Kabupaten Wonosobo
Peringati HUT ke-199, Ini Sejarah Singkat Kabupaten Wonosobo

Dengan hampir seluruh wilayahnya yang berada di daerah pegunungan, Wonosobo menawarkan pesona alam yang luar biasa.

Baca Selengkapnya
Tak Ingin Kekuasaan, Pangeran Keturunan Majapahit Ini Pilih Hidup Jadi Warga Biasa
Tak Ingin Kekuasaan, Pangeran Keturunan Majapahit Ini Pilih Hidup Jadi Warga Biasa

Pangeran keturunan Majapahit ini lebih senang dekat dengan warga biasa. Bahkan, ia menyembunyikan identitasnya sebagai bangsawan di hadapan warga.

Baca Selengkapnya