Cerita Pengungsi asal Makassar Saat Senin Mencekam di Wamena
Merdeka.com - Namanya Ruslan, seorang bapak berusia 43 tahun asal Makassar, Sulawesi Selatan. Pagi itu, Senin 23 September 2019, menjadi hari tak bisa dilupakannya bersama ribuan jiwa perantau lain yang turut tinggal di Wamena, Papua.
Teriakan mencekam dari sejumlah oknum menghempas aktivitas paginya sebagai pekerja serabutan. "Bakar-bakar semuanya," dengarnya seraya panik dan melindungi istri dan anaknya yang baru berusia 10 tahun.
Lemparan batu bersarang memecah kaca-kaca rumahnya yang juga beroperasi sebagai kios klontong yang menjajakan kebutuhan sehari-hari. Tidak ada yang bisa Ruslan perbuat, selain berdoa kalau memang hari itu adalah cara bagaimana ajal menjemputnya.
-
Siapa saja yang selamat? Basarnas Makassar mencatat 11 orang selamat, dua meninggal dunia, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
-
Siapa yang tinggal di Kampung Rawa? Di sinilah warga Kampung Rawa, Johar Baru berlindung.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
-
Di mana WNA itu ditemukan? Jasad korban ditemukan tepat di bawah tebing sebelah barat stage Kecak Uluwatu yang ketinggiannya mencapai 68 meter di atas permukaan laut.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
"Mungkin saya hanya sampai di sini," kata Ruslan mengenang kejadian tersebut kala berbincang dengan Liputan6.com di Posko Pengungsian di Jayapura, Rabu (2/10/2019).
Ruslan mengaku bersembunyi di kandang babi di belakang pekarangan rumahnya. Dia sudah masa bodoh dengan seluruh harta benda yang habis dibakar para oknum masyarakat tersebut. Rumah dan kendaraan roda duanya habis dilumat si jago merah.
Menjelang siang hari, untung bala bantuan pengamanan datang. Tim Gabungan Polri hadir untuk meredam kerusuhan bak neraka tersebut. Ruslan bersama keluarganya berhasil dievakuasi menuju Polres terdekat.
Ruslan dan keluarga selamat bersama ratusan bahkan ribuan masyarakat yang notabene adalah perantau di wilayah Wamena.
Dalam kesempatan terpisah, Mantan Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja sempat mengungkap kegalauanya dalam memberi instruksi.
Satu sisi menilai aksi kericuhan terjadi bisa saja menghalalkan Polri bertindak represif, kendati di sisi lainnya, Polri juga berkewajiban untuk melindungi masyarakat yang terancam keselamatannya.
"Saya pilih yang kedua, dan syukur karena tidak ada yang tertembak atau meninggal dunia. Tapi mungkin karena kinerja saya itu belum maksimal," kata Rudolf saat pidato di serah terima jabatannya kepada Irjen Paulus Waterpauw.
Pengamanan Ekstra
Didapuknya kembali Irjen Paulus Waterpaw sebagai Kapolda Papua oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian, diharapkan dapat mengembalikan kondusifitas Bumi Cendrawasih dari serangkaian aksi kerusuhan. Diketahui, mulai dari akhir Agustus 2019, dipantik isu rasisme, tindakan anarkistis terus terjadi hingga pecah di Wamena sepekan silam.
Jenderal bintang dua ini berjanji dengan pendekatan humanis dan cara-cara yang pernah diterapkan sebelumnya, Papua akan dinormalkan kembali, tidak ada ketakutan dan ancaman dengan pengamanan ekstra yang akan diberikan.
"Pengamanan pasti kita optimalkan, namun keberadaan saya kembali di Polda Papua bukan apa-apa tanpa dukungan seluruh anggota Polda Papua, saya tak dapat bekerja sendiri, seberat apa pun tugas dan tanggung jawab bisa, bila kita memupuknya bersama," kata Paulus hari ini.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satu korban terseret ombak di kawasan Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap, Kabupaten Malang, ditemukan selamat, sedangkan empat lainnya masih hilang.
Baca Selengkapnyaolisi mendapatkan lima Rohingya tersebut masih di kawasan Tanjung Pura dan langsung membawa ke penampungan kembali.
Baca SelengkapnyaRatusan warga yang terdampak kebakaran diamankan ke posko pengungsian di halaman RSUD Kebayoran Lama.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaDari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan
Baca Selengkapnya170 pengungsi Rohingya berlabuh di Langkat, ada yang sakit dan kelaparan
Baca SelengkapnyaSedikitnya 51 pengungsi etnis Rohingya berlabuh di kawasan Desa Kwala Langkat, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (22/5).
Baca SelengkapnyaNelayan Aceh melakukan penyelamatan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka saat cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaKetiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, sejumlah rumah mengalami kerusakan berat.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir bandang, tim SAR gabungan berjibaku mengevakuasi warga yang rumahnya di dekat bantaran sungai
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.
Baca Selengkapnya