Cerita Penjual Cilok di Tuban Jadi Miliarder Gegara Kilang Minyak
Merdeka.com - Priyanto, warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur tidak menyangka kondisi perekonominya bakal berubah total. Sebab tidak terbersit dalam pikirannya jika saat ini keluarganya telah mengantongi uang yang dulu jumlahnya tidak pernah terbayangkan.
Mengawali cerita, pada 2004 lalu kedua orang tuanya membeli sebidang lahan. Pada lahan itu pula, dulu kehidupan ekonomi keluarganya ditopang. Ya, ia dan keluarganya merupakan penggarap lahan pertanian.
Sejak memiliki lahan tersebut, keluarganya termasuk salah satu yang menggantungkan hidup dari roda pertanian. Meski mengaku lupa berapa luas lahan milik orang tuanya itu, namun ia masih mengingat jelas, untuk bercocok tanam apa saja lahan tersebut.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Kenapa Desa Sukojati dapat tambahan dana? Selain pengelolaannya baik, Desa Sukojati juga telah ditetapkan sebagai Desa Antikorupsi dari KPK. Ini yang menjadi poin plus sehingga mendapatkan tambahan DD lebih besar dari lainnya,' urai Faishol.
-
Kenapa petani di DIY miskin? Salah satu golongan masyarakat yang terdampak itu adalah para buruh tani. Mereka menjadi penyumbang angka penduduk miskin di DIY dengan angka pendapatan berkisar Rp600 ribu setiap bulannya.
-
Apa yang diraih Desa Sukojati? Desa Sukojati, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, meraih penghargaan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI sebagai Pengelola Keuangan Terbaik.
-
Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Timur? “Kesejahteraan petani harus meningkat seiring dengan peningkatan produktifitas pertanian kita. Untuk itu saat panen raya kemarin, kami terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun“
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
"Biasanya ditanduri (ditanami) kacang dan jagung," ujarnya kepada wartawan belum lama ini.
Selain mengandalkan sektor pertanian, pria yang telah berkeluarga ini juga pernah memiliki bisnis sendiri. Sebelum membuka warung kopi, ia juga pernah berjualan cilok keliling.
Namun, kini semuanya langsung berubah. Kabar adanya kilang minyak yang bakal didirikan di kawasan tersebut sempat membuat penduduk was-was. Bahkan warga kawasan terdampak sempat melakukan penolakan terhadap rencana pembangunan kilang minyak yang disebut paling canggih sedunia itu.
Namun, seiring berjalannya waktu, warga tampak mulai berubah pikiran. Warga pemilik lahan terdampak, menerima uang pengganti lahan yang diberikan melalui proses konsinyasi.
Demikian juga dengan Priyanto. Lahannya yang turut terdampak, juga mendapatkan ganti untung dari PT Pertamina. Lahan yang dulunya dibeli dengan harga Rp20 juta, laku menjadi Rp4,5 miliar.
"Kalau luas tanah saya lupa, tapi dapat uangnya sekitar Rp 4,5 miliar," tambahnya.
Dia tidak memungkiri, jika dirinya juga seperti warga lainnya. Uang yang diperolehnya juga turut dibelikan mobil. Namun ia juga tidak mau lupa, jika sebagian uangnya turut dibelikan tanah. Sisanya, ia masukkan ke dalam bank sebagai tabungan.
"Digunakan beli tanah, satu mobil dan ditabung," terang Priyanto.
Lalu, bagaimana dengan penunjang kehidupannya saat ini, Priyanto mengaku telah memiliki warung kopi sebagai salah satu sandaran hidup. Dari warkop ini lah, ia mendulang sebagian rejekinya.
Sementara itu, Pimpinan BNI Cabang Tuban, Eri Prihartono mengakui, banyak warga terdampak kilang minyak yang kini menabung di tempatnya. Meski bukan satu-satunya, tapi hal itu cukup dominan.
"Tidak semuanya di BNI, sebagian lagi di beberapa Bank Himbara lainnya, namun memang BNI cukup dominan," ungkap Eri Prihartono.
Diketahui, pihak desa setempat mencatat sudah ada 176 mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga saat ini. Bahkan, satu warga ada yang membeli 2 sampai 3 mobil seharga ratusan juta.
Desa Sumurgeneng ini ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya di jual untuk pembangunan proyek nasional tersebut.
Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp 600.000–Rp 800.000 per meter persegi. Paling banyak ganti untung yang diterima warga sekitar Rp 28 miliar.
Lebih lanjut, proyek pembangunan kilang minyak yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun. Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektar.
Dari luas lahan tersebut, jumlah lahan warga terdampak untuk proyek kilang minyak ini ada 529 bidang berada di tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban. Tiga Desa itu adalah Wadung, Kaliuntu, dan Sumurgeneng.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabar terbarunya, sejumlah kediaman di kampung relokasi tersebut nampak begitu megah dan mewah.
Baca SelengkapnyaMbah Karyo mendadak jadi milairder dengan uang Rp19,5 miliar karena 2 rumah dan kebunnya terimbas proyek jalan tol Jambi-Betung.
Baca SelengkapnyaRumah di kampung miliader yang ada di Jawa Tengah ini tampak mewah.
Baca SelengkapnyaSempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaPendapatannya saat ini jauh lebih sedikit tapi ia mengaku bahagia
Baca SelengkapnyaSosok pengusaha lulusan SD yang kini sukses bangun bisnis hingga punya 600 karyawan.
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaSempat bingung hendak bekerja apa, kini Sutina jadi jutawan dari bisnis telur asin yang ia mulai kecil-kecilan
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaKisah mantan kuli pembuatan batu bata berhasil sukses dari berjualan pisang goreng di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaWalaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
Baca SelengkapnyaDulu desa ini miliki pendapatan Bumdes capai 4 miliar/tahun, kini dikabarkan memiliki utang capai Rp 9 M lebih.
Baca Selengkapnya