Cerita penyerangan distro Jakmania dan rencana sweeping 15 polisi
Merdeka.com - Distro atribut Jakmania di Rawasari, Jakarta Pusat, diserang sekelompok orang tak dikenal pada Sabtu (25/6) malam. Tak berselang lama toko yang menjual atribut Persija di Utan Kayu, Jakarta Timur, juga dirusak. Pelakunya masih menjadi misteri.
Peristiwa itu terjadi sehari setelah suporter Persija Jakarta melakukan aksi brutal di Stadion Gelora Bung Karno. Ulah Jakmania ini melukai empat orang anggota kepolisian. Tujuh orang diamankan, satu merupakan pelaku pengeroyokan.
Dalam penyerangan di Rawasari, tiga orang terluka, salah satunya terkena luka tusuk. Pelaku sekitar 10 orang menggunakan sepeda motor RX King dan menggunakan Helm. Mereka langsung memecahkan kaca depan toko lalu masuk dengan membawa samurai dan mengacung senjata api.
-
Siapa pendiri The Jakmania? The Jakmania sendiri adalah kelompok suporter yang dibentuk pada 19 Desember 1997 oleh 40 pendiri, salah satunya artis terkenal, Gugun Gondrong, yang juga menjadi Ketua Umum pertama.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa yang menginspirasi nama Jakmania? Nama The Jakmania sendiri terinspirasi dari spanduk berwarna putih bertulisan warna orange bertuliskan ‘Welcome The Jak’ di Menteng.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang merampok toko? Polisi menangkap tiga pelaku yang terlibat dalam perampokan jam tangan mewah di PIK. Ketiga pelaku berinisial MAH, DK, dan TFZ yang berhasil ditangkap di lokasi yang berbeda-beda.
Agil (16), salah satu korban tragedi penyerangan di Distro Crazy Orange (CO) Jakmania mengungkapkan kronologi kejadian yang dialaminya pada Sabtu malam (25/6). Menurut dia, penampilan pelaku mencerminkan seperti aparat dengan memakai kostum serba hitam dari ujung kaki sampai kepala.
Pelaku juga memakai masker hitam atau buff serta helm yang tertutup ratap. "Pelaku pakai serba hitam dan helm, ada yang bawa pistol tapi cuma ditodongin saja ke arah tembok, enggak nembak. Lalu mereka pecahin kaca sama ngerusakin barang-barang di dalam distro," jelas Agil.
Hanya dalam hitungan jam, Minggu (26/6) sekitar pukul 03.00 WIB, Propam Polda Metro Jaya menemukan 15 anggota kepolisian yang mengenakan pakaian preman di Jalan Saharjo Tebet Jakarta Selatan. Propam Polda Metro Jaya sempat memeriksa belasan anggota itu yang ditemukan tanpa memiliki surat tugas.
Dari 15 yang diamankan terdiri dari anggota Brimob Polda Banten, Sabhara Polda Metro Jaya, Sabhara Polres Jakarta Jaktim, Ditpolair Polda Metro Jaya, Bidang Humas Polda Metro Jaya dan anggota Detasemen Gegana Polda Banten.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan sejumlah polisi diamankan karena hendak melakukan sweeping Jakmania. "Diduga ingin sweeping Jakmania, enggak ada surat perintah dan banyak pelanggaran lalu lintas," katanya, Minggu (26/6).
Apakah 15 polisi terkait dengan penyerangan distro Jakmania? "Enggak ada kaitannya, kita sudah cek foto-foto berbeda. Sekarang masih didalami belum diketahui pelakunya," ujar Awi.
Dia juga mengingatkan polisi tidak boleh melakukan melakukan tindakan karena dendam. Apalagi tidak ada surat tugas atau surat perintah untuk melakukan penindakan hukum.
"Anggota penegak hukum tidak boleh dendam dalam melaksanakan penindakan. Pak Kapolda telah membentuk tim dari Ditreskrimum dan Ditreskrimsus untuk melakukan penindakan sesuai peraturan perundang-undangan," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Bagus, terhadap ke-13 remaja tersebut itu masih dilakukan pemeriksaan maraton di Polsek Warudoyong.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa sejumlah saksi, mulai dari pegawai hingga saksi yang ada di lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan kasus tersebut telah ditangani oleh Kodam XVII/ Cendrawasih maupun dengan Korem 172. Dengan profesional selama proses penyelidika
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap setelah kabur ke kediaman pamannya di Pamulang, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, hanya lima orang yang menjadi tersangka. Kini bertambah empat, sehingga totalnya menjadi sembilan.
Baca SelengkapnyaAde mengatakan kelima orang pelaku telah melakukan perencanaan untuk membobol toko yang pada saat itu masih dalam keadaan tutup.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaPenangkapan DM berdasarkan pengakuan dua temannya yang lebih dulu ditangkap.
Baca SelengkapnyaEmpat tersangka baru yakni berinisial YL (24), WSL (28), FMC (24), dan RAS.
Baca SelengkapnyaOrang tak dikenal melemparkan batu ke arah anggota yang bertugas. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini.
Baca SelengkapnyaMenurut Ade, dua tersangka itu merupakan bagian dari lima orang yang ditangkap imbas berulah di acara diskusi tersebut.
Baca Selengkapnya