Cerita personel TNI evakuasi warga lumpuh di desa zona rawan Gunung Agung
Merdeka.com - Sejak ditetapkan wilayah zona rawan bencana Gunung Agung di Karangasem, adalah Nengah Jatra yang alami kelumpuhan tetap bertahan di desanya. Tidak satu pun penghuni yang menempati Dusun Keladian di Desa Pempatan, Kecamatan Besakih, Kabupaten Karangasem, yang sudah tertutup abu.
Namun demi sang ayah, dua putranya yang masih berumur 8 dan 12 tahun tetap bertahan walau hanya makan ubi jalar yang mulai mengering tersiram abu vulkanik. Mereka tinggal di radius 7,5 kilometer dari radius rawan yang ditetapkan pihak BPBD Bali 8-10 kilometer.
"Ibunya sudah tidak ada. Mereka tinggal bertiga. Ayahnya ini alami kelumpuhan total, bersyukur kita dengar kabar itu dan langsung lakukan evakuasi," kata petugas TNI yang ikut mengevakuasi Jatra dari rumahnya menuju posko terdekat di Rendang, Minggu (3/12).
-
Bagaimana proses evakuasi pendaki di Gunung Lawu? “Setelah mendapatkan informasi itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan relawan langsung menuju ke lokasi untuk melakukan pengecekan kondisi survivor. Sekitar pukul 13.00, tim TRC mengabarkan kalau kondisi pendaki sudah tidak tertolong dan kami langsung melakukan evakuasi,“ kata Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto, dikutip dari ANTARA pada Senin (26/6).
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Bagaimana keadaan korban longsor? Sebanyak 23 orang korban banjir dan lonsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
-
Dimana lokasi Gunung Agung? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Bagaimana Dusun Tempel menghadapi erupsi Gunung Merapi? Pada tahun 2010, Dusun Tempel termasuk kampung yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Pada waktu itu, aliran listrik mati selama satu bulan. Walau begitu tak ada seorangpun warga yang mengungsi. 'Jadi setiap malam, tidak ada warga yang di dalam rumah. Mereka semua tinggal di luar rumah sambil melihat kondisi Gunung Merapi,' kata salah seorang penduduk di sana dikutip dari kanal YouTube Kacong Explorer.
-
Bagaimana pendaki turun dari Gunung Dempo saat erupsi? Dalam keadaan gelap gulita, mereka tunggang langgang menyelamatkan diri turun ke bawah dan selamat hingga ke kaki gunung.
Proses evakuasi ini cukup mengharukan setelah melihat wajah kedua bocah yang nampak kumal berdebu. Danramil Desa Rendang Kapten Wayan Sumendra, menyebutkan jika keluarga ini dalam di radius berbahaya, yakni 7,5 kilometer dari puncak Gunung Agung.
"Demi keselamatannya, anggota kami lakukan evakuasi. Dia lumpuh tidak bisa bangun sama sekali. Kita bawa ke pos Rendang," kata Sumendra di Pos Pantau Gunung Agung Desa Rendang, Karangasem.
Menurut dia, sempat sebelumnya warga ini diungsikan terdahulu. Namun kedua anaknya malu dengan kondisi sang ayah yang lumpuh.
"Kedua anaknya malu saat itu. Ayahnya kerap buang air besar di atas kasur pengungsian. Kedua anaknya lantas memilih untuk membawa ayahnya pulang kembali. Kedua anaknya itu sudah putus sekolah karena mengurus ayahnya," ujar Kapten Sumendra.
Mendapati informasi tersebut anggota dari Koramil Desa Rendang langsung membantu Nengah dan kedua anaknya untuk tinggal di pengungsian UPT Pertanian Desa Rendang untuk sementara waktu. Apalagi mengingat kondisi pria berusia 47 tahun itu sudah lumpuh total dan memerlukan bantuan medis.
Di tempat terpisah, Tim evakuasi dari Anggota Kodim 1623/Karangasem, BKO Yon Zipur 18, bersama sejumlah wartawan mengevakuasi salah seorang warga di Dusun Perasan, di desa Ban kecamatan Kubu Karangasem.
Pasukan TNI ini mengevakuasi pasutri yang alami keterbatasan mental. Adalah Ketut Yaksi (67) dan istrinya, Wayan sari (50) harus diungsikan dari rumahnya yang berjarak 8 kilometer dari kawah Gunung Agung.
"Tim evakuasi gabungan berjumlah 14 orang yang di pimpin BKO anggota Yon Zipur 18 Serka Widodo berhasil membujuk dan mengevakuasi 2 orang Warga yang alami keterbatasan mental. Untuk sementara kita ungsikan ke Pos Komando terdekat do Kabupaten Buleleng," terang Letkol Inf. Benny Rahadian, Dansatgas penanggulangan bencana erupsi Gunung.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga dua desa di kaki Gunung Ruang dievakuasi daratan Tagulandang.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca SelengkapnyaWarga desa itu dibantu sejumlah kerabat untuk membawa barang dan ternak ke atas mobil.
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.
Baca SelengkapnyaBanyak warga lansia harus dievakuasi dengan pelbagai cara untuk menjauh dari lokasi erupsi.
Baca SelengkapnyaDari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan
Baca SelengkapnyaTidak hanya mengirimkan bantuan berupa kebutuhan pokok untuk pengungsi, TNI AL juga menyiapkan 400 prajurit dari berbagai satuan ke lokasi.
Baca SelengkapnyaGunung Merbabu terbakar hebat sejak Jumat (27/10).
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi korban pasca-letusannya gunung api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaDalam 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaDalam keadaan gelap gulita, mereka tunggang langgang menyelamatkan .
Baca SelengkapnyaMasyarakat dalam radius 6 km dari kawah Gunung Ruang diminta untuk mengungsi ke tempat lebih aman.
Baca Selengkapnya