Cerita pilu 2 ABK saat puluhan kapal di Pelabuhan Benoa terbakar
Merdeka.com - Dua pemuda yang berprofesi sebagai anak buah kapal (ABK) melepaskan lelah di sebuah gasebo. Dengan wajah lesuh, kedua pemuda tersebut memandang puluhan petugas pemadam kebakaran yang berjibaku memadamkan puluhan kapal ikan yang terbakar di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan.
Kedua pemuda tersebut bernama Wahyu Suandi (19) dan Samsudin Saginan (21). Keduanya ABK yang baru bekerja sekitar setengah bulan di PT Bandar Nelayan, pemilik kapal tempat kedua pemuda tersebut bekerja.
"Saya capek semalam membantu memadamkan kapal yang terbakar," ucap Wahyu Suandi sambil menunjuk kapal tempatnya bekerja yang bernamakan Kapal Bandar Jaring 810, Senin (9/7).
-
Dimana kebakaran kapal itu terjadi? Kebakaran itu diketahui terjadi di Dermaga 3 PPS Cilacap sekitar pukul 18.45 WIB.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Dimana para bajak laut bermukim? Mereka banyak bermukim di perairan dekat Gorontalo.
-
Siapa pelaku pembakaran di Tanjung Priok? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
Pemuda asal Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menceritakan bahwa saat kebakaran terjadi, dia sedang beranjak tidur.
"Sekitar jam 02.30 WITA. Iya saya panik dan takut baru mau tidur terus tahu-tahu dibangunin ada kebakaran. Saya baru bekerja setengah bulan di PT Bandar Nelayan. Saya bekerja sebagai penyambung jaring ikan dan dibayar Rp 50 ribu sehari," ungkapnya.
"Uang saya sama sekali tidak ada, tadi baru dapat makan jam 12 siang dari perusahaan dikasih nasi bungkus. Tidur juga susah, biasanya saya tidur di kapal," keluhnya.
Menurut Wahyu, saat kebakaran banyak barang-barang miliknya dan rekan yang tertinggal. Dia berharap secepatnya dapat bekerja kembali.
Hal senada juga disampaikan oleh Samsudin Saginan, pemuda yang berasal dari Desa Cenang, Kecamatan Songgom, Brebes, Jawa Tengah ini, mengutarakan bahwa pada saat kejadian banyak barang-barang pribadinya tertinggal di kapal Bandar Nelayan 810.
"Hanphone saya juga tertinggal, dan handaphoe teman-teman banyak yang ketinggalan di kapal. Iya saya cuma bawa kaos ini, uang saya juga sudah habis. Semalam saya tidur di pinggir jalan," ungkapnya.
Samsudin juga menyampaikan baru setengah bulan bekerja di kapal ikan tersebut, sebagai penyambung jaring ikan. Saat ini, dia masih kebingungan mau bekerja di mana lagi.
"Saya baru kali ini bekerja di sini, buat cari pengalaman saja. Pagi tadi saya bantuin memadamkan kapal. Saat ini mau tidur di mana saya tidak tahu. Saya belum tahu mau ngapain. Saya masih menunggu kabar dari kantor, ini juga masih belum jelas," ujarnya.
"Harapan saya biar dapat kerjaan lagi, biar cepat melaut lagi dan ikut belayar. Biasanya, setiap tanggal 15 itu saya gajian, saya berkerja dalam sehari itu dibayar Rp 50 ribu. Karena sekarang kebakaran, saya tidak tahu tanggal 15 digaji apa tidak," ungkapnya dengan wajah murung.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa ledakan di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, berasal dari kapal ikan KM Permata 168
Baca SelengkapnyaPada awal video, tampak salah satu petugas duduk lemas bersandar di mobil pemadam kebakaran. Petugas damkar berseragam memakai selang oksigen di hidungnya.
Baca SelengkapnyaUntuk penyebab kebakaran, masih dilakukan penyelidikan oleh polisi.
Baca Selengkapnyapenyebab kebakaran diduga berasal dari ledakan pada mesin pendingin (freezer) kapal saat aktivitas bongkar muat ikan.
Baca SelengkapnyaTak ada yang mau menolong, aksi heroik nelayan lindungi anak-anaknya saat terombang ambing di lautan selama 2 jam ini viral.
Baca SelengkapnyaLima orang penumpang dibawa ke rumah sakit Krakatau Medika Cilegon karena mengalami sesak napas.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, penyebab kebakaran dan jumlah awak kapal wisata Sea Safari yang berada di dalamnya masih belum diketahui.
Baca SelengkapnyaAda 45 personel yang turun berjibaku memadamkan api.
Baca SelengkapnyaDi balik petugas yang istirahat sambil pakai alat bantu pernapasan, ada petugas lain yang sedang berjuang di tengah tebalnya asap.
Baca SelengkapnyaKebakaran itu dianggap kejadian luar biasa karena korban meninggal dunia mencapai belasan orang.
Baca Selengkapnya10 Korban insiden kapal tugboat Surya 03 dan kapal dagang Setia Baru 05 yang terbakar di Desa Kalanis, Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan (Barsel).
Baca SelengkapnyaDipastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Baca Selengkapnya