Cerita pilu dan menyedihkan para korban KM Zahro terbakar
Merdeka.com - Kabar duka datang di awal 2017. Di saat semua orang berbahagia merayakan pergantian tahun, ratusan orang justru berduka. Kapal Zahro Express tujuan Pulau Tidung terbakar di jarak satu mil dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (1/1) pagi. Kapal tersebut mengangkut 238 penumpang yang ingin berlibur. Sejauh ini, 23 penumpang tewas dan 194 selamat.
Peristiwa tragis itu menyisakan duka mendalam. Ada cerita pilu dan menyedihkan di balik tragedi tersebut. Boy dan puluhan rekannya menjadi penumpang KM Zahro yang terbakar. Salah seorang rekannya yakni Jackson tewas dalam peristiwa nahas itu. Saat bunyi ledakan terdengar dan kapal mulai terbakar, seluruh penumpang dilanda kepanikan.
Boy dan Jackson sempat mengenakan pelampung dan menyuruh semua rekan mereka untuk menyelamatkan diri. Boy dan beberapa temannya lompat dari dek samping. Sedangkan Jackson masih di dek belakang bersama salah seorang rekan mereka dari Ekswan Klub Bandung. Boy melihat, Jakcson lebih mengutamakan menyelamatkan Fitri, salah seorang rekan mereka yang tengah hamil. Jackson memberikan pelampungnya kepada Fitri baru kemudian ikut melompat.
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Siapa korban kebakaran kapal di Cilacap? Ia mengatakan, mayat nakhoda itu ditemukan pada Jumat (26/4). Menurut Sarjono, korban meninggal dunia yang merupakan nakhoda salah satu kapal yang terbakar itu langsung dibawa ke Ruang Jenazah RSUD Cilacap.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Dimana kebakaran kapal itu terjadi? Kebakaran itu diketahui terjadi di Dermaga 3 PPS Cilacap sekitar pukul 18.45 WIB.
-
Siapa yang kehilangan keluarganya dalam kecelakaan maut? Baru-baru ini, media sosial dikejutkan dengan kabar tragis dari seorang remaja berusia 19 tahun, Abdur Rahman Amir Ruddin, yang harus kehilangan kedua orang tua dan keempat saudaranya akibat kecelakaan maut di Segamat, Malaysia.
-
Siapa korban tewas terbakar? Nasib tragis menimpa Anton (40), warga Dusun Darungan, Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, yang tewas dalam kebakaran rumahnya.
"Menurut kesaksian Fitri, Jackson memberikan pelampungnya kepada dia. Dia bilang kepada Fitri 'sudah.. sudah kamu lompat'," cerita Boy.
Boy dan rombongan yang berjumlah 57 orang itu rencananya akan merayakan pesta tahun baru sekaligus outing dari kantor Ekswan Klub Bandung. Namun rencana itu harus berakhir kesedihan.
Cerita pilu juga datang dari rombongan keluarga Dadin Suganda. Dadin dan 12 anggota keluarganya menumpangi KM Sahro Express yang akan membawa mereka berlibur ke Pulau Tidung. Dadin beserta keluarga duduk di bagian belakang KM Zahro. Saat sedang menikmati pemandangan laut, tiba-tiba banyak penumpang kapal berteriak meminta pelampung. Dadin menengok ke arah teriakan penumpang, terlihat asap hitam tebal membumbung ke angkasa. Dadin melihat cucunya didorong-dorong hingga terjatuh ke laut.
Dadin hanya mendengar teriakan salah satu putrinya. Namun karena asap hitam tebal, dia tak bisa melihat apapun. Dadin yang saat itu telah memakai pelampung melompat ke laut dan menyelamatkan diri bersama Revano, salah satu cucunya. Sekuat tenaga Dadin pun berusaha menyelamatkan diri dan cucunya. Dia melihat ada orang yang juga menarik dirinya menuju kapal penolong. Dia kehilangan istrinya yang sampai saat ini tidak diketahui nasibnya.
"Saya lompat kedorong bawa cucu, saya 1, Revano. Saya enggak tahu istri saya dimana. Saya cuma lihat cucu-cucu saya yang lain keseret-seret sama kedorong ke laut," cerita Dadin.
Dadin tak bisa menggambarkan secara jelas kondisi kapal saat itu. Yang didengarnya hanyalah teriakan orang-orang.
"Pelampungnya saya lihat banyak, langsung gelap karena asap, saya ke depan ngerilah pak, teriak teriak suruh pakai pelampung jalan ke depan," kata Dadin.
Hingga kini, dari 12 anggota keluarganya yang menumpang Kapal Zahro Ekspres, 5 diantaranya masih belum diketahui keberadaannya. Mereka adalah dua anak Dadin yakni Yeti dan Nia, 2 menantunya yakni Iwan dan Ani serta istrinya Eha. Adapun kelima cucunya selamat yakni Alam (18), Aska (12), Dinda (8), Revano (2,5) dan hanya satu cucunya bernama Amira (3) yang masih dirawat. Sementara itu anaknya yang bernama Hendra dan menantunya Toni selamat.
Nurdin bersama istrinya Sari dan tiga anaknya juga jadi korban kapal KM Zahro yang terbakar di dekat Muara Angke. Nurdin dan dua anak perempuannya yakni Syifa (16) dan Najwa (12) hingga kini masih belum diketahui keberadaannya. Sementara istrinya, Sari dan anak bungsunya berhasil selamat dan kini dirawat di RSPAD Gatot Subroto.
Kakak Sari yakni Yulianti menceritakan, saat kejadian Sari dan putrinya Riva berhasil mendapatkan pelampung. Sari menyelamatkan diri dengan loncat dari atas kapal bersama anak bungsunya. Sementara, Nurdin dan dua anak perempuannya tak tahu dimana, mereka langsung berpencar.
"Posisinya waktu itu Adik saya dapat pelampung dan loncat dari atas kapal sambil gendong anaknya yang paling kecil. Kalau ibunya banyak minum air laut makanya dirawat di ICU," tutur Yulianti.
Warga Bandung, Masduki menjadi salah satu korban tewas akibat terbakarnya KM Zahro. Masduki hendak berlibur ke Pulau Tidung bersama enam orang anggota keluarga yakni, sang istri Otih Sugiati (69), Irna Winartin (anak Masduki dan Otih), Zainal Arifin (suami Irna), serta tiga anak Irna dan Zainal masing-masing Dinandra Arsy, Kiflano Hazman, dan Hasbi Adelio Ramadan. Otih diduga telah meninggal dalam peristiwa tersebut, tapi belum ada kepastian karena masih menunggu hasil otopsi di Jakarta.
Sementara Irna, Zainal, Dinandra, Kiflano, dan Adelio dalam kondisi selamat. Meski begitu, empat di antaranya kini dalam perawatan di Jakarta. Hanya Adelio yang tidak dirawat meski ada sejumlah luka di beberapa bagian tubuhnya.
Masduki seperti sudah punya firasat. Anak ketiga Masduki, Irfan Hadisiswanto (46) menceritakan, Masduki pernah berucap pada dirinya agar bisa dimakamkan di TPU Cikutra jika sudah meninggal. "Enam bulan sebelumnya memang sudah pesan di sini. Kayanya sudah siap-siap sepertinya," ujar Irfan yang ditemui saat pemakaman Masduki di TPU Cikutra.
Irfan terakhir kali melihat wajah ayahnya melalui foto yang dikirim melalui grup WhatsApp keluarga. Masduki dan beberapa anggota keluarga melakukan swafoto sesaat sebelum kapal itu akan mulai bertolak ke Kepulauan Seribu.
"Foto diambil sekitar pukul 07.00 WIB fotonya dikirim ke grup WA," kata Irfan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kecelakaan terjadi di Banyumas pada Mingau (21/1) lalu. Kecelakaan ini menewaskan 3 orang.
Baca SelengkapnyaSebelum rombongan SMK Lingga Kencana, Depok mengalami kecelakaan ternyata salah satu murid sudah memiliki firasat tidak enak.
Baca Selengkapnyapenyebab kebakaran diduga berasal dari ledakan pada mesin pendingin (freezer) kapal saat aktivitas bongkar muat ikan.
Baca SelengkapnyaIbu Hamil Korban Tewas Kebakaran Gudang Perabotan di Bekasi Sempat Teriak Minta Tolong
Baca SelengkapnyaMenurut Sutanto, sumber api saat ini diduga berasal dari rumah ketiga balita yang tewas dalam kebakaran tersebut.
Baca SelengkapnyaDiana tidak menyangka kecelakaan di Ciater itu merenggut nyawa putranya.
Baca SelengkapnyaLima orang penumpang dibawa ke rumah sakit Krakatau Medika Cilegon karena mengalami sesak napas.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Bus Rosalia Indah di KM 370 ruas Rol Semarang-Batang di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, diduga akibat sopir bus kelelahan.
Baca SelengkapnyaKedua korban diketahui tinggal di lantai atas rumah. Wanita hamil itu diketahui hendak menyelamatkan adiknya, namun mereka terjebak di kamar mandi.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga yang terdiri dari suami istri dan tiga anak perempuan tewas saat kebakaran gudang perabotan
Baca SelengkapnyaKeluarga yang beranggotakan 4 orang itu menghembuskan napas terakhir pada hari Jumat (12/4) saat hendak melakukan silaturahmi ke rumah saudara
Baca SelengkapnyaDiduga, truk kehilangan kendali sehingga terguling dalam perjalanan dari arah Cianjur menuju Bandung barat.
Baca Selengkapnya