Cerita pilu Yusra, gagal nikah karena calon suami tewas saat gempa
Merdeka.com - Yusra Fitriani (31), terkulai lemas di atas tempat tidur di kamar rumahnya, Gampong Dayah Timu, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Kamis (8/12). Tubuhnya tertutup selimut warna merah muda. Sang ibu, Rajiati (50) duduk di samping sembari menghibur dan mengusap-usap kepalanya.
Seharusnya, hari ini menjadi hari membahagiakan bagi Yusra Fitriani. Teratak atau tenda penerima tamu sudah terpasang di depan rumah. Sementara di bagian dalam rumah sudah disiapkan pelaminan. Kamarnya sudah disulap layaknya kamar pengantin baru. Tapi pernikahannya dengan Suharnas (33) tidak terlaksana sesuai rencana. Calon suaminya itu meninggal tertimbun reruntuhan bangunan saat Aceh dilanda gempa 6,5 SR kemarin.
-
Apa yang membuat istri sedih? Rasanya aku sudah lelah dengan perilakumu akhir-akhir ini. Bagaimanapun aku berusaha untuk tetap mempercayaimu, namun sayang aku tak bisa menahan rasa kecewaku padamu.
-
Siapa yang sedang berduka? Keluarga sendiri Insha Allah tabah, ikhlas tadi juga tahlilan dihadiri sama keluarga dan tetangga,' katanya.
-
Kenapa ayah ini merasa sedih? Mendapati sang putri jadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dia ikut merasa pilu. Tak ada orang tua yang tak hancur melihat buah hati mereka mengalami penderitaan.
-
Mengapa pengantin wanita meninggal? Diketahui, pengantin wanita ini meninggal dunia lantaran kelelahan dan mengalami hipertensi.
-
Siapa yang terluka dalam kebakaran pernikahan? Korban selamat, seperti Raniaa Waad, seorang remaja berusia 17 tahun, menceritakan momen mengerikan tersebut. Dia menambahkan istrinya ‘tidak dapat berbicara’ setelah kejadian tragis itu. Peristiwa itu juga membuat ayahnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
-
Bagaimana Ibu Yayu mengatasi kesedihannya? Ibu Yayu yang tidak mengetahui apa yang menimpa suaminya, mengurung diri sampai jasad sang suami ditemukan. Hingga pada tanggal 3 Oktober 1965 akhirnya Ibu Yayu keluar dan mengaku telah mengikhlaskan dan mengaku didatangi oleh sang suami lewat mimpi yang berpesan untuk menjaga anak-anaknya.
Kesedihan terpancar dari raut wajah Yusra. Sesekali dia tak kuasa menahan air matanya sambil memeluk ibunda yang setia menemani di sampingnya.Sejak kejadian nahas yang menimpa calon suaminya, Yusra belum makan. Hanya air gula beberapa sendok yang sudah yang diminumnya. Itu pun setelah diminta oleh kedua orang tua dan sanak familinya yang selalu mendampingi.
"Trauma, lemas dia, mungkin juga karena dia lelah," kata M Yunus (62), ayah Yusra saat ditemui di rumahnya, Kamis (8/12).
Saat gempa memporak-porandakan Aceh, Yusra terkejut mendapat kabar toko jam milik pujaan hatinya itu roboh dan rata dengan tanah. Dengan perasaan tak menentu, Yusra mencari tahu keberadaan Suharnas. Hingga akhirnya perempuan itu terkulai lemas setelah mengetahui tubuh pasangannya tertimbun bangunan.
"Sempat ketemu dengan jenazah sampai dimakamkan, dia baru pulang jelang tengah malam, makanya dia lemas itu sekarang, enggak bisa bicara," kata ayahnya.
Yunus tak memiliki firasat rencana pernikahan anak pertamanya berakhir tragis seperti ini. Yusra yang sehari-hari berprofesi sebagai guru honorer di SMP 1 Meureudu telah mempersiapkan semua kebutuhan untuk hari pernikahannya. Keluarganya juga telah menyiapkan satu ekor sapi untuk makanan 1.000 orang tamu. Takdir tak bisa dilawan. Kini mereka hanya bisa merelakan kepergian Suharnas menghadap sang pencipta.
"Kita hanya berencana, yang kabulkan hanya Allah," singkatnya.
Di mata calon mertuanya, Suharnas sosok pendiam, suka bergaul dan tidak pernah mencampuri urusan orang lain. Bahkan dia dikenal taat beragama dan tidak pernah sekalipun meninggalkan kewajiban salat. "Kalau sudah waktu salat, dia langsung tutup toko," jelasnya.
Suharnas melamar Yusra pada 8 Oktober 2016 dengan mahar 13 mayam (satuan emas). Orang tua Yusra tak pernah tahu bahwa hubungan anaknya dengan Suharnas sudah sangat serius. Mereka baru mengetahui beberapa saat jelang hari lamaran. Meskipun jarang bicara, Yunus kenal dekat Suharnas yang ternyata bekas muridnya waktu SMP dulu.
"Tidak pernah terpikir Suharnas bisa lamar anak saya. Dia kan pebisnis, anak saya orang kampung," imbuhnya.
Yunus hanya bisa berlapang dada menerima kenyataan pahit yang harus dialami putrinya. Dia yakin Yusra akan mendapat jodoh di kemudian hari. "Banyak salat dan baca Alquran. Kalau jodoh, ulat dalam batu ada jodoh, apa lagi kita sebagai manusia, khalifah di permukaan bumi," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia tiba-tiba menangis sesenggukan sampai ditenangkan dua kakaknya yang hadir.
Baca SelengkapnyaWanita ini ceritakan momen terakhir bersama sang ayah yang meninggal usai saksikan akad nikahnya.
Baca SelengkapnyaDiduga karena masalah sepele, wanita ini gagal dinikahi oleh kekasihnya, padahal keduanya sudah lamaran.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita bernama Eka Kartini mengaku sangat terpukul atas meninggalnya calon suami.
Baca SelengkapnyaMomen mempelai wanita menangis terisak saat akad. Baju sang ayah malah dipakai bapak tiri.
Baca SelengkapnyaSambil memeluk sang kakak, bocah ini menangis di hari pernikahan kakak perempuannya.
Baca SelengkapnyaKisah pilu pria ditinggal anak dan istri meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaMeskipun telah dihubungi melalui berbagai metode, keberadaan calon suami masih belum dapat diketahui oleh pengantin wanita.
Baca SelengkapnyaMomen haru adik laki-laki jadi wali pernikahan kakaknya. Tak berhenti menangis.
Baca SelengkapnyaIa juga memperkenalkan sosok pasangan baru yang membantunya sembuh dan berani bangkit kembali.
Baca SelengkapnyaTangis laki-laki ini akhirnya pecah setelah kakaknya resmi dinyatakan sah menjadi istri.
Baca Selengkapnya