Cerita PMI Asal Bali di Ukraina: Berlindung di Bunker, Mencekam saat Rentetan Ledakan
Merdeka.com - Sebanyak 26 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali yang dievakuasi dari Negara Ukraina akhirnya tiba di Terminal Kedatangan Domestik, Bandara I Gusti Ngurah, Rai, Bali, pada pukul 19:25 Wita, pada Senin (7/3).
Kedatangan mereka juga dinantikan oleh keluarganya. Salah satu PMI, Ni Wayan Sukerayani dari Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali menceritakan kondisi dirinya saat dia bekerja di Kiev yang merupakan Ibu Kota Ukraina.
Ia mengaku, sejak tanggal 24 Februari 2022 para Warga Negara Indonesia (WNI) di sana harus berlindung di bunker yang telah disiapkan oleh Pemerintah Ukraina ketika mendengar bunyi sirene.
-
Dimana bunker ditemukan? Pembangunan rel kereta api melalui sebuah lahan pertanian di pulau Falster, Denmark telah mengungkap situs Neolitikum berusia 5.000 tahun yang menyembunyikan teknologi canggih berupa bunker atau gudang bawah tanah.
-
Kenapa bunker dibangun? Mereka menggunakan gudang bawah tanah ini untuk menyimpan bahan makanan dan hasil panen yang sangat bermanfaat bagi para petani yang sebagian besar mendiami wilayah tersebut.
-
Siapa yang membangun bunker? Dilansir laman phys.org, tim peneliti gabungan dari Museum Lolland Falster bersama Universitas Aarhus, Denmark telah mengidentifikasi situs tersebut dan berhasil menemukan 2 bangunan rumah, artefak dan tembikar, gudang bawah tanah.
-
Siapa yang diandalkan Ukraina? Trio serangan Mudryk, Dovbyk dan Yarmolenko akan kembali diandalkan di laga ini.
-
Apa yang ditemukan di Ukraina? Dalam publikasi baru-baru ini yang diterbitkan oleh Neue Zürcher Zeitung (NZZ) dari Swiss, para peneliti menggambarkan reruntuhan menakjubkan dari apa yang mungkin merupakan 'kota terbesar di dunia', yang saat ini hanya dapat dilihat melalui bayangan udara dan pecahan tembikar yang berserakan.
"Kami, khususnya WNI pagi-pagi jam tiga bangun sudah ada bunyi sirene. Kita berlindung ke bunker, kadang-kadang kita tidurnya dua jam dari tanggal 24 (Februari)," kata Sukerayani.
Ia juga mengaku tak jarang mendengar suara ledakan senjata dan tentu suasana mencekam itu membuatnya takut. Namun, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) pada tanggal 27 Februari sudah menjemputnya.
"Iya pasti (takut) karena mendengar suara ledakan. Kita dalam lindungan KBRI, kita tidak boleh keluar pas tanggal 27 kita dijemput perlindungan dan aman dan kita dikawal," imbuhnya.
Sukerayani bekerja di Ukraina baru lima bulan dan kontak kerjanya 1,5 tahun. Ia juga menyatakan bahwa bila situasi kondusif lagi di Ukraina ia ingin kembali, karena di sana bos-nya dan gajinya sangat bagus.
"Kalau sudah baik pengen lagi ke Ukraina. Bosnya bagus, hotelnya juga bagus, gajinya juga bagus," ujarnya.
Sementara, rasa mencekam juga dirasakan oleh Dewi yang merupakan PMI asal Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali. Ia mengatakan saat terjadi perang di sana dirinya juga merasa takut karena mendengar ledakan.
Dewi juga merasa bersyukur kendati baru bekerja 9 bulan di Ukraina walau masa kontraknya 1,5 tahun yang menurutnya tentu rugi baru bekerja 9 bulan. "Iya pasti ketakutan, pastinya rugi tapi kan kita lebih menyelamatkan diri sendiri," ujarnya.
Seorang warga bernama I Wayan Amin asal Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli, Bali, terlihat sangat senang karena istrinya bernama I Ketut Muliasi yang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Ukraina akhirnya bisa kembali pulang ke Bali.
"Perasaan saya luar biasa. Namanya, suami ada perasaan yang tidak enak tapi tetap berusaha dan berdoa keselamatan istri," kata Amin saat menunggu kedatangan istrinya di Terminal Domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (7/3).
Ia juga menyebutkan, ketika ada berita Rusia perang dengan Ukrania hampir setiap hari dia menelpon istrinya untuk mengetahui kondisi istrinya. Sementara, istrinya baru 7 bulan bekerja di Ukraina sebagai terapis SPA dan kontrak kerjanya dua tahun.
"Setiap hari (telpon) dia baru mau pindah ke Rumania. Kalau ceritanya, dia bilang rasa takut dan kekhawatiran selalu ada. Cuman, pesan saya sebagai suami tetap mendorong dia jangan sampai mengambil keputusan yang membuat dia menjadi kalangkabut, saya dorong tetap agar dia tenang," ujarnya.
"Perasaan saya luar biasa bahagia, dia sudah balik ke Bali. Saya bersyukur istri sudah balik selamat walaupun suatu halangan yang begitu dia alami," ungkapnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tempat perlindungan berbentuk kotak itu terbuat dari beton bertulang yang diklaim kuat menahan dampak ledakan.
Baca Selengkapnyawarga sipil berada di lokasi telah dievakuasi ke tempat lebih aman
Baca SelengkapnyaKebakaran Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berdampak pada pemukiman warga sekitar.
Baca SelengkapnyaMereka was-was potensi serupa masih bisa kembali terjadi karena informasi mereka dapat ada beberapa bunker di gudang amunisi tersebut.
Baca SelengkapnyaPetugas masih berusaha mendekat ke lokasi. Api masih besar.
Baca SelengkapnyaKebakaran dahsyat terjadi pada gudang peluru TNI. Demi keselamatan, warga sekitar pun dievakuasi ke tempat lebih aman.
Baca SelengkapnyaNyawa seorang wanita nyaris melayang saat tengah berjalan di dekat wilayah sasaran.
Baca SelengkapnyaRatusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat
Baca SelengkapnyaRusia menghujani Kiev dan kota lain di Ukraina dengan puluhan rudal pada 8 Juli 2024. Salah satu serangannya menghancurkan sebuah rumah sakit anak.
Baca SelengkapnyaBegini momen menegangkan prajurit TNI baku tembak dengan KST di Papua. Tetap tenang walau diberondong peluru.
Baca SelengkapnyaTempat perlindungan ini dibangun seperti kontainer barang.
Baca Selengkapnya