Cerita Puti Guntur gaungkan Pancasila di Negeri Sakura
Merdeka.com - Cucu Proklamator sekaligus Presiden Pertama RI Soekarno, Puti Guntur Soekarno,terus menggaungkan ideologi Pancasila ke tingkat dunia. Dalam pidato di Asia Japan Research Center Universitas Kokushikan Tokyo, Jepang, pada Rabu (22/7).
Putri tunggal dari sulung Proklamator Bung Karno ini, menyampaikan pidato kebudayaan dengan judul Pancasila Bintang Penuntun. Puti memulai dengan pertanyaan mendasar, “Apakah kekuatan pemikiran Soekarno hingga mampu menyatukan ribuan pulau dan suku bangsa di Indonesia sampai sekarang?”
Anggota Komisi X DPR dari PDI-P itu menyatakan, Bung Karno menyadari bangsa terjajah harus memutus rantai imperialisme, satu-satunya adalah dengan kemerdekaan. Sebagai bangsa yang sejarah leluhurnya panjang kata Puti, kejayaan masa lampau surut ditelan kolonialisme.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Kapan Soekarno dilahirkan? Srimben pernah berkata kepada Soekarno kecil, kelak dirinya akan jadi pemimpin besar karena ia lahir saat fajar menyingsing.
-
Siapa presiden pertama Indonesia? Siapa nama presiden pertama Indonesia?Jawaban: Ir. Soekarno
-
Apa perintah pertama Presiden Soekarno? “Beri AKu Sate Ayam 50 Tusuk!“ Hari menjelang malam saat Sukarno pulang dengan berjalan kaki. Dia melihat ada tukang sate di pinggir jalan. Saat perutnya keroncongan, Bung Karno pun memberikan perintah pertamanya. “Beri aku sate ayam 50 tusuk,“ katanya.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
-
Siapa orang tua Jeje Soekarno? Untuk yang belum mengetahuinya, Jeje adalah anak Donna Harun dari pernikahannya dengan Hendra Rahtomo, cucu Soekarno.
Kolonialisme Belanda menjerumuskan Indonesia ke dalam titik nadir yang membuat kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa hilang oleh penghisapan manusia oleh manusia. Karena itu, persatuan nasional adalah hal mutlak demi sebuah kemerdekaan, dan sebaliknya kemerdekaan adalah pondasi bagi persatuan nasional.
Bagi Bung Karno lanjut Puti, perbedaan antara Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme bukanlah penghalang, tetapi justru unsur yang harus saling memberi nilai. Dari pemikiran tersebut, Soekarno merumuskan formula ideologi pergerakan rakyat, yaitu, Sosio-Nasionalisme dan Sosio-Demokrasi yang dikenal sebagai Marhaenisme.
Dalam prinsip administrasi kenegaraan, Puti Guntur Sukarno, dengan tegas menyatakan prinsip dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Sebagai dasar filosofis, Pancasila adalah dasar pendirian negara, sekaligus penuntun arah kemana tujuan kemerdekaan Indonesia. Sebagai dasar negara, sehingga Pancasila mutlak tidak boleh diubah.
Praktik Bernegara
Tetapi, kata Puti sebagai bintang penuntun dalam usaha mengantar rakyat dan bangsa Indonesia menuju masyrakat adil dan makmur, Pancasila mutlak diimplementasikan sesuai perkembangan zaman, menjelma sebagai sistem budaya. Terhadap kecenderungan implementasi Pancasila pascaperubahan amendemen UUD 1945 yang terbatas menjadikan hanya sebagai simbol dasar negara, Puti menyoroti tidak adanya lembaga yang mampu menafsir dan merumuskan Pancasila dalam praktik bernegara sebagaimana yang dimaksud para pendiri negara. Sistem-sistem yang tidak sesuai dengan Pancasila sistem multipartai, sistem ekonomi liberal, justru diadopsi pascareformasi yang menyebabkan rakyat tidak terlindungi dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebab itu, Puti menekankan, perlu implementasi Pancasila sebagai dasar Negara sekaligus bintang penuntun akan membawa ke arah terselenggaranya masyarakat gotong royong dalam sistem nasional NKRI. Dia juga sekaligus mengingatkan untuk mencapai hal tersebut, yang diperlukan adalah pendidikan politik demi nation and character building melalui pengkaderan secara ideologis, juga keberanian pemerintah untuk melakukan kebijakan yang berpihak pada demokrasi ekonomi/kerakyatan.
Dalam kancah dunia, Puti memiliki keyakinan bahwa dengan menurunnya ideologi komunis dan runtuhnya tatanan berdasar kapitalisme, Pancasila dapat menjadi alternative untuk menjadi solusi membangun dunia baru.
“Ini seperti yang pernah disampaikan Soekarno, “to build the world a new,” ujar Puti yang disambut meriah dan apresiasi tinggi oleh ratusan hadirin yang memenuhi ruang kuliah umum di kampus Umegaoka, Universitas Kokushikan.
Puti Guntur Soekarno ©2018 putiguntursoekarno.org
Sementara itu, Osamu Yamamoto, seorang pebisnis yang sudah lama berhubungan dengan Indonesia merasa kagum dengan kekuatan orasi Puti Guntur Soekarno dan atmosfer yang ditimbulkannya. Sementara beberapa peneliti tentang Indonesia di Jepang juga antusias dengan terbentuknya Kajian Internasional tentang Sukarno, dan telah menyampaikan komitmennya untuk ikut berkontribusi dalam penelitian ini.
Pembentukan kajian Soekarno (Soekarno Project) ini dilator belakangi oleh kondisi dunia saat ini yang dilandah berbagai konflik yang disebabkan oleh berbagai perbedaan yang hendak dipaksakan. Hal ini disampaikan oleh rofesor Shibata Tokubumi, kepala Asia Japan Research Center sekaligus cucu pendiri Universitas Kokushikan.
Shibata Tokubumi dalam sambutannya menegaskan bahwa berdirinya Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno meninggalkan warisan sekaligus pelajaran bagi dunia berupa filosofi yang mengedepankan harmoni untuk menaklukkan perbedaan yang terkandung dalam semboyan negara Bhineka Tunggal Ika. Senada dengan Shibata, rektor Universitas Kokushikan, Profesor Nobuyuki Miura mengingatkan kembali peran dan jasa Soekarno membangun kekuatan Asia untuk melawan hegemoni Barat melalui Konferensi Asia Afrika dan pesta olah raga negara-negara baru dalam Ganefo.
Acara peresmian ini dihadiri oleh para profesor, dosen, peneliti mengenai Indonesia baik dari lingkungan Universitas Kokushikan maupun dari luar, pemerhati masalah Indonesia, pebisnis, mahasiswa Jepang, serta komunitas masyarakat umum yang tinggal di Jepang.
Sambutan diawali oleh Rektor Universitas Kokushikan, Profesor Nobuyuki Miura, Kepala Asia Research Center Universitas Kokushikan, Profesor Shibata Tokubumi, dilanjutkan dengan sambutan tertulis dari anggota parlemen Jepang, Ochi Takao (adalah cucu dari mantan perdana menteri Jepang, Fukuda Takeo, dan juga keponakan dari Ketua Asosiasi Jepang Indonesia, Fukuda Yasuo).
Setelah itu dilanjutkan dengan penyerahan keputusan Rektor Universitas Kokushikan yang mengangkat Puti Guntur Soekarno sebagai visiting researcher di Asia Japan Research Center Universitas Kokushikan. Sebagai prolog, Masakatsu Tozu, professor emeritus jurusan Ilmu Politik Universitas Kokushikan menyampaikan kuliah pengantar kepada hadirin yang berisi penjelasan mengenai proses kemerdekaan dan berdirinya Republik Indonesia sebagai sebuah nation-state dan kaitannya dengan peran Soekarno. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia berharap, agar Guntur tetap menjadi pemikir pejuang yang selalu patriotik atau patriotisme.
Baca SelengkapnyaMenurut Guntur, jika Ganjar dan Mahfud menang memiliki hak prerogatif untuk menentukan langkah ke depan.
Baca SelengkapnyaCerita itu disampaikan Guntur Soekarnoputra dalam buku berjudul 'Sang Saka Melilit Perut Megawati, Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme'.
Baca SelengkapnyaDia pun meminta kepada pihak-pihak yang ingin memurukkan nama Bung Karno agar kembali mempelajari sejarah.
Baca SelengkapnyaGuntur pun berpesan kepada Doel untuk selalu optimis dalam memenangkan Pilkada
Baca SelengkapnyaKampanye di Ende, Ganjar Pranowo Napak Tilas di Rumah Pengasingan Bung Karno
Baca SelengkapnyaBerikut potret Kartika Soekarno pamer gunakan paspor Indonesia saat pergi bersama sang putra.
Baca SelengkapnyaBerikut kumpulan kata kata motivasi Bung Karno yang penuh inspirasi.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun, bangsa Indonesia memperingati dua perayaan terkait Pancasila, yaitu Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka anak yang lahir saat fajar menyingsing ini menjadi sosok yang berjasa dan dikenang sepanjang masa.
Baca SelengkapnyaBerikut potret gadis kecil berponi bersama orangtuanya yang tak disangka punya nasib bagus dan pernah menjadi orang paling disegani.
Baca SelengkapnyaSebuah momen menarik terekam saat Guntur, putra pertama Soekarno itu berpidato dan membahas penampilannya hingga eks Panglima TNI bereaksi.
Baca Selengkapnya