Cerita Relawan di Samarinda Berupaya Selamatkan Pasien Isoman
Merdeka.com - Berbagai kejadian dialami relawan kemanusiaan untuk membantu pasien Covid-19. Mereka kadang menghadapi situasi pilu saat orang yang coba mereka selamatkan akhirnya tidak tertolong.
Di Samarinda, Kalimantan Timur, misalnya, relawan tak bisa berbuat apa-apa saat pasien darurat yang mereka bawa ke rumah RSUD IA Moeis tak terselamatkan. Dia tak tertolong karena rumah sakit penuh dan oksigen habis.
Peristiwa ini terjadi saat relawan berupaya menyelamatkan Tauhid, warga Jalan Lambung Mangkurat. Awalnya sekitar pukul 19.00 WITA, layanan panggilan darurat 112 menerima kabar adanya warga yang dicurigai meninggal di rumahnya. Warga sekitar meminta bantuan evakuasi.
-
Siapa yang mengalami kejadian tidak menyenangkan? Ia mengungkapkan bahwa ia merasa jatah malunya seumur hidup sudah terpakai di panggung mitoni kehamilan sang istri.
-
Siapa yang pernah mengalami masa sulit? Momen 8 Artis Mengenang Masa Sulit, Ada yang Mau Makan 3.000 Mikir Panjang dan Bahkan Rela Menjadi Supir Artis.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Kenapa tenaga medis juga berisiko mengalami duka berkomplikasi? Mereka yang terlibat dalam perawatan paliatif, misalnya, menghadapi risiko duka berkomplikasi karena sering kali terlibat secara emosional dengan pasiennya.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan? Batuk kering dan sesak napas dialami Kama, putra bungsu Zaskia Adya Mecca.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
Relawan kemanusiaan terdekat dari rumah Tauhid adalah Relawan Papadaan. Tim bersiap dan bergegas melakukan penjemputan.
"Saya tinggal di Lambung Mangkurat, kebetulan di RT saya, saya jemput pasien," kata Nanang Arifin, relawan kemanusiaan Papadaan, saat berbincang bersama merdeka.com, Jumat (16/7) malam.
Warga sekitar kediaman memberikan penjelasan bahwa Tauhid yang sendirian di rumahnya. Pria itu bergejala sesak napas, batuk, hingga meriang. Dia sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) dan tidak keluar rumah dua hari ini.
"Karena rumahnya bangsal, sebelah rumah mendengar pasien ini seperti terjatuh di dalam rumahnya sendiri," ujar Nanang.
Mengenakan baju hazmat, Nanang dan rekannya masuk ke dalam rumah Tauhid. Tauhid terlihat tergeletak tanpa pakaian. Barang-barang dalam rumahnya pun berantakan.
"Kalau saya perhatikan, terlihat pasien ini juga seperti sesak napas. Keluarganya ada di Tenggarong," tambah Nanang.
Nanang dan rekannya berupaya sesegera mungkin agar Tauhid terselamatkan. Dibantu pengawalan roda dua Mako 10, Tauhid dibawa ke dua rumah sakit besar di Samarinda, namun dinyatakan sudah penuh. Bahkan, salah satu RS juga berketerbatasan obat-obatan.
"Kami bawa Pak Tauhid ini ke RSUD IA Moeis," sebut Nanang.
Jarak RSUD IA Moeis yang cukup jauh dari pusat bukan penghalang. Tauhid diupayakan agar segera mendapat pertolongan medis.
Setibanya di rumah sakit itu, relawan lantas bergegas meminta bantuan untuk Tauhid, berupa pemberian oksigen. "Kita bilang di RS Moeis, tolong ini urgen karena pasien seperti koma. Kalau bisa pasangkan dululah oksigen. Katanya oksigen habis. Kita minta tolong dulu dibantu cek karena pasien kita seperti sedang sesak," ungkap Nanang.
"Diperiksa oleh tenaga kesehatan di IGD (Instalasi Gawat Darurat) pasien sudah meninggal. Sekitar jam 7-an malam ini tadi," jelas Nanang.
Nanang dan rekannya pun sempat menemani petugas jenazah di bagian belakang rumah sakit, sambil menunggu keluarga Tauhid tiba dari Tenggarong, Kutai Kartanegara.
"Kita sudah berusaha menyelamatkan pasien. Syukurlah tadi setelah bilang begitu (oksigen habis di RS Moeis), petugas mau memeriksakan kondisi pasien. Meninggal," ungkap Nanang.
Bantah Oksigen Habis
Dikonfirmasi merdeka.com, Direktur RSUD IA Moeis Samarinda dr Syarifah Rahimah membantah rumah sakit yang dia pimpin kehabisan oksigen. Justru dia menyebut masih tersedia ratusan tabung oksigen.
"Silakan cek ke lapangan. Tidak ada kekosongan oksigen. Bahkan Pak Wali Kota (Wali Kota Samarinda Andi Harun) cek sendiri pukul 11 siang tadi. Ratusan ada," kata Syarifah singkat.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ledakan bom di depan mata, mau tak mau mereka harus segera mengangkut korban dari lokasi.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan nakes yang berjuang lewati badai dan ombak untuk mengantarkan pasien untuk berobat ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSaat sudah hampir sampai ke rumah, pasien meninggal dunia dan membuat keluarga yang ada di dalam mobil histeris.
Baca SelengkapnyaIa mengalami kegagalan dalam mengantarkan pasien ke rumah sakit dengan kondisi selamat. Ini membuat hatinya merasa miris hingga punyai keinginan tak terduga.
Baca SelengkapnyaMenurut Emily, hatinya tertinggal di Gaza dan secepatnya ingin kembali ke sana.
Baca SelengkapnyaMeski akhirnya jemaah tersebut meninggal dunia, salah satu keluarga jemaah tetap berterima kasih atas perjuangan mereka.
Baca SelengkapnyaTernyata, inilah yang terjadi pada kru ambulans jika ada panggilan darurat untuk menjemput pasien.
Baca SelengkapnyaAda momen haru saat sang pasien terpaksa mengurus hingga tanda tangan berkas persetujuan operasi sendiri.
Baca SelengkapnyaSatu unit ambulans dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Pancaitana Kabupaten Bone jatuh ke jurang di Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.
Baca SelengkapnyaBeberapa apa jemaah yang dianggap membutuhkan obat diberikan obat pereda nyeri.
Baca SelengkapnyaSebelumnya kondisi Safriani sempat melemah, karena penyakit paralisis periodic hypokalemia atau kelumpuhan secara tiba-tiba.
Baca SelengkapnyaTernyata, inilah yang terjadi pada kru ambulans jika ada panggilan darurat untuk menjemput pasien.
Baca Selengkapnya