Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Setiawan Djody disemprot Soeharto gara-gara Metallica

Cerita Setiawan Djody disemprot Soeharto gara-gara Metallica Metallica dari masa ke masa. ©Reuters

Merdeka.com - Mungkin bagi penikmat musik di Indonesia sudah tak asing lagi dengan nama Setiawan Djody. Musisi senior ini pernah berjasa besar dalam sejarah musik metal Indonesia. Djody pernah berhasil mengundang grup metal raksasa Metallica bertandang ke Jakarta.

Tepatnya pada tahun 1993, Djody bersama Airo Production sukses menjadi promotor acara karena dianggap berani mengundang band sefenomenal Metallica. Stadion Lebak Bulus lah yang akhirnya dipilih sebagai lokasi pementasan.

Namun ternyata kesuksesan tersebut adalah awal dari petaka, konser itu akhirnya tak bisa berjalan dengan mulus. Para penonton yang terlalu banyak berdatangan ternyata mayoritas nekat tak membeli tiket. Mereka pun dianggap sebagai pemicu awalnya tragedi musik ini.

Menurut Djody, keributan tersebut terjadi karena tak terkontrolnya penonton yang datang pada saat itu. Apalagi dengan banyaknya penonton yang masih di luar tetap nekat untuk masuk ke dalam stadion. Akibatnya para aparat keamanan menjadi terpancing untuk melakukan pengamanan dengan kekerasan.

"Saat itu, konser Metallica sangat bagus ada di dalamnya. Cuma memang, penonton di luar yang ribut-ribut. Itu yang jadi masalah," kata Djody saat dihubungi merdeka.com, Jumat (23/8).

Konser pun mendadak menjadi berantakan. Metallica tak bisa melanjutkan pertunjukannya lantaran kerusuhan penonton mulai merembet ke dalam stadion. Akhirnya Metallica pun harus rela turun panggung demi keselamatan mereka.

Tak hanya sampai di situ, beberapa hari kemudian Djody pun akhirnya dipanggil oleh Presiden Soeharto. Kala itu dia dipanggil karena dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab pada pementasan Metallica. Sempat tersiar kabar bahwa saat itu Djody langsung dimarahi oleh Presiden Soeharto sekaligus Ibu Tien.

"Nggak dimarahin lah kalau itu. Waktu itu cuma ditegur aja, tapi nggak secara langsung juga. He-he-he," ujar Djody sambil terkekeh.

Kendati demikian, menurut Djody, konser Metallica pada tahun 1993 tersebut seharusnya bisa dijadikan pelajaran. Terlebih untuk penonton Indonesia, supaya bisa lebih menghargai arti sebuah pertunjukan.

Setelah 20 tahun lamanya, kini raksasa metal itu memutuskan untuk kembali lagi ke Indonesia. Metallica akan membakar Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu (25/8).

Djody yakin bahwa kali ini penonton Indonesia sudah tak seperti dulu. Ia pun berharap konser tersebut bisa berjalan dengan lancar. Tak ada lagi peristiwa kerusuhan penonton yang memalukan nama Indonesia.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jenderal Soeharto Mau Dbunuh Pakai Racun Tikus
Jenderal Soeharto Mau Dbunuh Pakai Racun Tikus

Di tengah panasanya penumpasan PKI, Jenderal Soeharto mengaku sempat mau dibunuh.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Cerita Awal Mula Bertemu Megawati
Said Abdullah Cerita Awal Mula Bertemu Megawati

Menjadi elit PDIP dan langganan sebagai Anggota DPR RI tidak diperoleh dengan mudah begitu saja oleh MH Said Abdullah.

Baca Selengkapnya
Momen Presiden Soeharto Membekukan Ditjen Bea Cukai Karena Maraknya Aksi  Pungli
Momen Presiden Soeharto Membekukan Ditjen Bea Cukai Karena Maraknya Aksi Pungli

Presiden Soeharto bekukan Bea Cukai pada masanya akibat marak terjadinya pungli.

Baca Selengkapnya
Apa Saja yang Terjadi saat Peristiwa Kudatuli hingga Nama Megawati Melambung
Apa Saja yang Terjadi saat Peristiwa Kudatuli hingga Nama Megawati Melambung

PDI sempat pecah jadi dua, antara Kubu Soejadi dan Kubu Megawati.

Baca Selengkapnya
Tiga Jenderal TNI, Polri dan Udara Jebolan Akabri 73, Pernah Punya Pengaruh Besar di RI
Tiga Jenderal TNI, Polri dan Udara Jebolan Akabri 73, Pernah Punya Pengaruh Besar di RI

Berikut potret tiga Jenderal TNI, Polri dan Udara jebolan Akabri 1973 yang pernah punya pengaruh besar di RI.

Baca Selengkapnya
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965

1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.

Baca Selengkapnya
Berdarah Bangsawan, Jenderal TNI Dekat dengan Prajurit Berani Gebrak Meja di Depan Presiden
Berdarah Bangsawan, Jenderal TNI Dekat dengan Prajurit Berani Gebrak Meja di Depan Presiden

Kisah sosok jenderal TNI berdarah bangsawan yang pernah marah sampai gebrak meja di hadapan Presiden RI.

Baca Selengkapnya
Cerita Soeharto Nyaris Mau Mundur dari Tentara, Malah Dikasih Bintang Satu
Cerita Soeharto Nyaris Mau Mundur dari Tentara, Malah Dikasih Bintang Satu

Soeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.

Baca Selengkapnya
Kisah Panglima Perang Pilihan Soekarno, Sempat Dibenci Karena Kemampuannya
Kisah Panglima Perang Pilihan Soekarno, Sempat Dibenci Karena Kemampuannya

Sosok panglima perang termuda yang pernah dibenci karena kemampuannya.

Baca Selengkapnya
Berani Kritik Anak Presiden, Jenderal ini Dicopot dari Jabatan Panglima
Berani Kritik Anak Presiden, Jenderal ini Dicopot dari Jabatan Panglima

Jenderal yang paling dipercaya ini tiba-tiba berani mengkritik sepak terjang anak presiden. Jabatan taruhannya.

Baca Selengkapnya
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto

Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.

Baca Selengkapnya
Guru Spiritual Presiden Soeharto
Guru Spiritual Presiden Soeharto

Di antara sekian banyak guru spiritual Soeharto, satu di antaranya memiliki posisi yang istimewa. Orang itu bernama Sudiyat, atau lebih dikenal Romo Diyat.

Baca Selengkapnya