Cerita siswa SMK jadi simpatisan ISIS hingga sandera keluarga
Merdeka.com - Maraknya simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang tersebar di Indonesia makin meresahkan. Sebab, anggota yang tergabung dalam ISIS dinilai berbahaya dan mengancam keselamatan manusia.
Berbagai kalangan mengecam aksi yang dilakukan kelompok militan ini. Karena mereka tidak pandang bulu jika akan melukai orang yang bertentangan dengan ideologinya.
Belakangan ini, tanah air pun menjadi resah akibat ada kabar yang menyebut jika banyak warga ikut bergabung ke dalam gerakan itu. Pihak kepolisian pun tidak tinggal diam untuk menangkap orang-orang terindikasi menjadi anggota ISIS.
-
Siapa yang dilaporkan ke polisi? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Kenapa Ilham minta ditemani polisi? 'Anak tersebut menulis surat yang diberikan kepada gurunya, dengan alasan tidak pernah diambil oleh Bapaknya,' demikian dikutip dari keterangan unggahan.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Bagaimana Ilham meminta bantuan polisi? Usai menumpahkan keinginannya pada secarik kertas, Ilham lantas memberikannya kepada guru. Sontak, sang guru seketika beraksi dengan langsung mengirimkan ke polisi setempat.
-
Kenapa Firli laporkan ancaman ke Kapolri? “Karena itu adalah tanggungjawab kepada Kapolri untuk mengungkap siapa yang menyuruh mengirim bunga, darimana bunga itu dikirim, kapan dibuat, siapa pemesannya. Itu tugasnya Kapolri,“ pungkasnya.
Seperti yang terjadi di Jambi. Seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan itu diduga menjadi simpatisan ISIS karena memiliki atribut-atribut gerakan itu. Selain itu, dia nekat menyandera orangtua dan adiknya. Merasa terancam keselamatannya, orangtua pun melaporkan tindakan itu ke polisi. Akhirnya polisi pun berhasil menangkap remaja tersebut.
Bagaimana cerita siswa SMK jadi simpatisan ISIS? Berikut rangkuman beritanya:
Simpan atribut ISIS, pelajar SMK sandera orangtua dan adik
Keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia, begitu meresahkan warga. Sebab, anggota tersebut tak segan untuk melakukan kekerasan terhadap orang-orang yang tidak berdosa.Seperti yang terjadi di Jambi, polisi berhasil mengamankan seorang pemuda yang kedapatan memiliki berbagai atribut, dan bendara ISIS yang disimpan di rumahnya. Itu setelah polisi mendapatkan laporan dari orang tuanya.Kapolda Jambi, Brigjen Pol Bambang Sudarisman di Jambi, Selasa (24/3), mengatakan saat ini pemuda bernama Novaldi (18) warga Sijenjang Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, kedapatan menyimpan bendera dan atribut ISIS serta buku tentang jihad.Kasus ini terungkap setelah adanya laporan orangtuanya yang telah mengalami ancaman kekerasan, dan sempat terjadi penyanderaan terhadap keluarganya sendiri yang kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian setempat.Aksi pengancaman dan penyanderaan yang dilakukan Novaldi terhadap orangtua dan adiknya, dilakukan di dalam Toko Sembako milik keluarga itu yang berada di RT 05 Kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.
Sebelum sandera orangtua dan adik, Novaldi minta Rp 300 juta
Novaldi adalah seorang pelajar di SMK Alfakih Kasang Pudak, mengancam orangtuanya bernama Mulyadi (47) dan menyandera adiknya Maulana (6) merupakan adik pelaku.Sebelumnya dalam aksi itu pelaku Novaldi yang berada di lantai dua rumah tokonya meminta uang sebesar Rp 300 juta kepada orangtuanya Mulyadi, namun ketika ditanya pelaku langsung mengambil sebilah senjata tajam.Kemudian pelaku juga menyerang ayahnya dan menyandera adiknya Maulana yang pada saat kejadian berada di dekat pelaku.Mengetahui kejadian tersebut korban langsung melapor ke pihak Kepolisian Polsek Jambi Timur dan selanjutnya pihak Polsek Jambi Timur dan Polresta Jambi mendatangi TKP.
Novaldi juga simpan replika senapan AK-56
Novaldi, seorang pelajar di SMK Alfakih Kasang Pudak, mengancam orang tuanya bernama Mulyadi (47) dan menyandera adiknya Maulana (6). Sebelumnya Novaldi meminta uang sebesar Rp 300 juta kepada orang tuanya Mulyadi, namun ketika ditanya pelaku langsung mengambil sebilah senjata tajam.Kemudian pelaku juga menyerang ayahnya dan menyandera adiknya Maulana yang pada saat kejadian berada di dekat pelaku. Mengetahui kejadian tersebut korban langsung melapor ke pihak Kepolisian Polsek Jambi Timur dan selanjutnya pihak Polsek Jambi Timur dan Polresta Jambi mendatangi TKP. Kemudian pelaku dibawa dan diamankan ke Polresta Jambi untuk penyelidikan lebih lanjut.Seperti dikutip dari Antara, Selasa (24/3), pada saat dilakukan penggeledahan di rumah pelaku ditemukan beberapa barang terkait ISIS dan barang bukti lainnya seperti satu buah replika senjata AK-56, tiga buah magazin replika, dan sebilah golok.Kemudian empat lembar bendera hitam bertuliskan bahasa arab yang digunakan ISIS, satu baju hangat loreng warna hitam bertuliskan bahasa Arab digunakan ISIS, satu setel pakaian loreng dan kaos loreng, satu helai sorban warna merah dan hitam bertuliskan bahasa Arab.Satu kaos hitam bertuliskan bahasa Arab dan tiga buku panduan tentang Jihad, satu telepon seluler merek Oppo, satu unit komputer jinjing Acer 14 inci, satu buah koper warna ungu dan sepuluh lembar stiker warna hitam bertuliskan bahasa Arab.Berdasarkan keterangan orangtuanya, Mulyadi, pelaku Novaldi telah mengalami perubahan sikap dan dirinya tertutup kepada keluarga dan kerabatnya.Polisi hingga saat ini masih menyelidiki kasus ini juga keterkaitan Novaldi dengan ISIS. Diduga, Novaldi adalah simpatisan ISIS di Jambi.
Sempat ditahan, Novaldi dilepas polisi
Novaldi seorang pelajar SMK yang ditangkap polisi karena kedapatan memiliki atribut ISIS, dan menyandera keluarga akhirnya dipulangkan. Kapolda Bambang Sudarisman mengatakan, Novaldi kini statusnya hanya sebagai terperiksa."Karena yang bersangkutan masih berstatus pelajar dan tidak ada bukti pelanggaran hukumnya, maka Novaldi dikembalikan kepada orangtuanya ke rumah dan dia hanya dikenakan wajib lapor," kata Kapolda Bambang Sudarisman.Status Novaldi sebagai terperiksa dan dilakukan pembinaan dan tidak ada pelanggaran hukumnya karena yang bersangkutan dibebaskan dan hanya dibina dan wajib lapor.Hasil pemeriksaan terhadap Novaldi, bahwa pengakuannya mengenal paham ISIS dari Internet, namun polisi tidak mempercayainya maka kasus ini terus disidik untuk mengetahui sejauh mana jaringannya.Novaldi mengaku dia menyimpan atribut ISIS itu hanya sebatas mengagumi dan barang buktinya ada satu replika senjata AK 56, tiga magazin replika, satu golok, empat lembar bendera hitam bertuliskan Arab digunakan ISIS.Kemudian baju hangat, kaos dan stelan pakaian loreng, baju hangat hitam yang bertuliskan bahasa Arab digunakan ISIS, dua helai surban warna hitam bertuliskan Arab, empat buku panduan tentang jihad, satu unit telepon seluler, komputer jinjing, dan stiker hitam bertuliskan huruf Arab."Saya minta Satgas juga bisa cari tokohnya siapa yang menyemangati Novaldi hingga bisa mendapatkan atribut ISIS," kata Bambang Sudarisman, seperti dilansir Antara, Rabu (25/3).
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku merupakan anggota kelompok Daulah Islamiyah yang masih terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Baca SelengkapnyaHanya sekitar tujuh bulan sejak terpapar paham radikal dari media sosial, HOK sudah nekat mempelajari cara peracikan bahan peledak.
Baca SelengkapnyaSaat ini, kepolisian sudah berkoordinasi ke Bapas, Dinas Sosial, juga Perlindungan Perempuan dan Anak dan ke psikolog untuk tahu latar belakang pelaku.
Baca SelengkapnyaAswin mengatakan, HOK menjadi salah satu simpatisan ISIS. HOK berbaiat dengan ISIS melalui media sosial
Baca SelengkapnyaMengetahui jika dilapor oleh istrinya ke polisi, pelaku bersembunyi di rumah keluarganya.
Baca SelengkapnyaSelain mengaku anggota Basis, korban disebut sempat menantang kelompok lain di luar sekolah.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaOrangtua korban yang mengetahui kejadian tersebut langsung melaporkan ke pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa TK di Palembang trauma berat setelah menjadi saksi ayahnya diancam dua orang dewasa. Salah satu pelaku diduga calon anggota legislatif (caleg).
Baca SelengkapnyaKasus keributan itu dimulai sebelum kejadian video viral pada 21 Oktober lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaSiswa SMA Binus School Simprug berinisial RE (16) korban perundungan teman-teman mengaku sering mendapatkan perundungan dari teman-temannya.
Baca Selengkapnya