Cerita Soeharto dan tubuhnya yang harum cendana
Merdeka.com - Enam tahun lalu, Presiden Soeharto menghembuskan napas terakhir di usia 87 tahun di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan. Penguasa Indonesia selama 32 tahun ini meninggal disebabkan kegagalan 'multiorgan' di beberapa organ tubuhnya.
Soeharto selalu identik dengan kata Cendana. Semasa hidupnya, pria yang akrab disapa Pak Harto ini tinggal di Jalan Cendana, Jakarta Pusat. Suami Ibu Tien ini juga sangat menggemari kayu cendana karena wangi yang ditimbulkan kayu ini memang sangat khas dan bisa membuat siapa saja terbuai.
Sehari-hari, wangi cendana tercium dari sosok Pak Harto. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.
-
Apa yang dilakukan Soeharto saat bertemu dengan sahabatnya di Cendana? Pertemuan keempat orang itu berlangsung hangat. Sudah puluhan tahun tidak bertemu. Mereka berpisah tahun 1940, saat Soeharto mendaftar masuk tentara KNIL. Kamin Bercerita Dia Pernah Mimpi Bertemu Singa Besar 'Ternyata saya dipanggil oleh Presiden,' katanya disambut tawa Soeharto dan yang lain.
-
Siapa saja teman Soeharto yang diundang ke Cendana? Soeharto juga mengundang mantan guru mengajinya Kamsiri.Tiga orang dari desa itu khusus diundang ke rumah Presiden di Jalan Cendana.
-
Mengapa Soeharto mengundang teman masa kecilnya ke Cendana? Walau sudah menjadi penguasa Orde Baru, Soeharto ternyata tidak lupa pada temannya saat susah dulu.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Siapa yang menjodohkan Soeharto? Hingga suatu hari di tahun 1947, saat itu Soeharto sudah berpangkat Overste atau Letnan Kolonel, komandan pasukan TNI di Yogyakarta, Datanglah paman dan bibinya, keluarga Prawirowihardjo. Ibu Prawiro, mengingatkan Soeharto, saat itu sudah 26 tahun. Usia yang cukup matang untuk berumah tangga. Pemuda seumuran di desanya nyaris semua sudah berkeluarga, tinggal dia yang membujang.
-
Siapa yang menjadi ajudan Soeharto? Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno Diangkat Menjadi Ajudan Presiden Soeharto Empat tahun Try menjabat ajudan presiden.
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad.
Dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories' halaman 356, Erwan Juhara, seorang guru di SMA 1 Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat bertemu dengan Pak Harto pada tahun 1996.
Saat itu, Erwan ditetapkan sebagai juara kategori SMA ketika mengikuti lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran tingkat nasional. Erwan pun terpilih sebagai nominasi dari 120 guru se-Indonesia dipanggil dan dikarantina di Taman Mini Indonesia Indah. Selain Erwan, seorang guru bernama Muhammad Iqbal dari NTB juara untuk kategori guru SMP.
Pada tanggal 26 November 1996, Iqbal menerima hadiah simbolis dari Presiden Soeharto dan Wapres Try Sutrisno. Saat itulah untuk pertama kalinya Erwan dan Iqbal bertemu bertatap muka bahkan sempat berbincang dengan penguasa orde baru itu.
"Iqbal lebih dahulu mencium tangan Soeharto dan berbicara sejenak kepadanya. Tiba giliran tangan saya mencium tangannya. Saya menghirup harum kayu cendana selain wangi tubuh Soeharto yang tidak bisa saya lupakan," ujar Erwan dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories'.
Saat itu, Soeharto sempat berpesan kepada Erwan. Soeharto juga menyatakan kekagumannya kepada Erwan karena menjadi guru di usia relatif muda. "Menjadi guru itu harus tekun ya. Kalau nanti wis teken, pastine tekan," ujar Soeharto menasihati Erwan kala itu.
Erwan hanya bisa tersenyum dan menjawab pendek. "Iya Pak," jawab Erwan.
Hingga kini, mantan Presiden Indonesia kedua ini memang masih menjadi kontroversi. Soeharto merupakan sosok yang dicaci tapi dirindukan. Bagi yang membencinya, Soeharto adalah penjahat kemanusiaan, pelanggar HAM, pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme yang menggurita. Di zaman Soeharto, kebebasan berekspresi dan berpendapat dibungkam. Hampir semua aktivis 98 menilai Soeharto tak layak untuk dimaafkan.
Namun belakangan, mulai muncul suara-suara yang mengkritisi reformasi. Perubahan rezim tidak menghasilkan perubahan kehidupan yang lebih baik. Ekonomi kian sulit, meski pemerintah menggembar-gemborkan pertumbuhan ekonomi yang katanya mencapai 6 persen dan terbaik di Asia.
Masyarakat merasakan sebaliknya. Akses terhadap kesehatan, pendidikan, hingga pekerjaan dengan upah yang layak masih sulit. Muncullah kemudian semacam frustrasi sosial yang muncul dalam gambar di bak truk bergambar Soeharto sambil tersenyum yang bertuliskan 'Isih penak zamanku tho le?' tulisan itu berarti 'masih enak zamanku kan nak?'
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begitu menarik, di dalam rumah ini terdapat sebuah terowongan rahasia.
Baca SelengkapnyaWarga setempat mengaku pernah melihat sesosok menyerupai Bung Karno di rumah tersebut
Baca SelengkapnyaKehidupan pribadi Jenderal Soeharto selalu menarik untuk diulas. Termasuk dengan kondisi kediamannya yang tak banyak diketahui orang.
Baca SelengkapnyaNdalem Kalitan dibeli Soeharto dari keluarga atau ahli waris Pura Mangkunegara.
Baca SelengkapnyaDahulu nama Gondangdia konon berasal dari seorang kakek.
Baca SelengkapnyaSoeharto memerintahkan camat dan lurah untuk membawa sahabatnya dari desa ke Jakarta
Baca SelengkapnyaHingga kini, masih banyak orang yang melakukan pertapaan di sana.
Baca SelengkapnyaAwalnya Letkol Soeharto tak percaya diri. Gadis itu dari keluarga ningrat. Apakah dia dan keluarganya mau menerima?
Baca SelengkapnyaSiapa sangka anak yang lahir saat fajar menyingsing ini menjadi sosok yang berjasa dan dikenang sepanjang masa.
Baca SelengkapnyaSelama 32 tahun menjabat sebagai presiden, Soeharto juga pernah menyampaikan kata indah bermakna.
Baca SelengkapnyaSoeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaDari sekian banyaknya cucu Soeharto yang dikenal masyarakat, beberapa di antaranya memang jarang terlihat di hadapan publik.
Baca Selengkapnya