Cerita Sugeng, Cicilan Gerobak Dagangan Lunas usai Bertemu Airlangga
Merdeka.com - Setelah empat bulan berjualan sambil mencicil utang pembelian gerobak. Akhirnya Sugeng Wahyudi (32), bisa tersenyum lega. Ia mendapat bantuan untuk melunasi cicilan gerobaknya dari Kelompok UMKM usAHA. Sugeng juga mengaku senang, karena bisa bertemu dengan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto yang sempat mencicipi roti bakar buatannya.
Ditemui di lokasi usahanya di jalan Widuran nomor 152, Solo, Minggu (26/9) Sugeng menceritakan perjalanan usahanya.
Sugeng memilih mundur dari pekerjaan yang telah ia jalani selama 13 tajun, karena ketidakjelasan pembayaran upah yang dipotong, meski jam kerja sama dengan alasan pandemi. Hal itu membuatnya tak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.
-
Bagaimana cara dia memulai usaha roti? “Iseng-iseng cari resep roti di YouTube dan akhirnya setelah enam bulan uji coba barulah menemukan resep paten dan jualan roti,“ katanya lagi.
-
Kenapa Edi jualan roti? Akhirnya dia memilih berjualan roti, sekaligus untuk mengembangkan hobinya dengan bantuan sang istri. “Saat itu, dua bulan sebelum saya pensiun saya mencoba berpikir kegiatan apa yang akan saya lakukan saya nanti sudah pensiun.
-
Siapa yang membantu Edi jualan roti? “Yang paling best seler itu roti sosis sapi, roti cokelat, roti keju dan yang rasa kelapa. Saya juga baru kemarin membuat roti garlic dan rasa kayu manis untuk menambah varian rasa yang ini dibantu oleh istri saya untuk proses packing dan promosi jualnya,“ sambung Edi.
-
Mengapa Nuraini memulai usaha kue rumahan? Situasi yang cukup sulit ini, memaksa Nuraini mencari cara untuk memutar penghasilan. Dengan sisa tenaga yang ada, Ia memberanikan diri untuk kembali memulai usaha kue rumahan melalui brand 'Dapur Sus and Cake'.
-
Apa usaha roti Dian? Berkat ketekunan keduanya, usaha roti pulen rumahan itu dapat menghasilkan untung hingga puluhan juta rupiah per bulan.
-
Kenapa Sidodadi fokus jual roti? 'Selain karena peluang usaha, saat itu usaha biskuit kurang berkembang, maka diputuskan untuk fokus pada usaha produksi dan berjualan roti,'
Bermodalkan sisa gaji miliknya, Sugeng akhirnya beralih untuk berjualan roti bakar, yang ide awalnya didapat dari usulan Elia istrinya. Sugeng pun mencari produsen roti yang menjual semua bahan baku roti bakar sekaligus menyewakan gerobaknya.
Ayah dua anak ini memberi nama usahanya Roti Bakar Mandorque, untuk mengenang pekerjaan sebelumnya sebagai mandor di sebuah percetakan daerah Sukoharjo.
Untuk membuat pembeda dengan roti bakar lain. Selain varian isi roti bakar standar yang lebih banyak manis. Sugeng juga berjualan roti bakar varian asin dan pedas.
Omzet yang didapat Sugeng dari berjualan roti bakar per harinya sebesar 80-100 ribu dan 150-200 ribu saat akhir pekan, dengan durasi berjualan selama 5 jam yang ia mulai pukul 17:00 - 22:00 Wib. Dari omzet tersebut, Sugeng bisa mendapatkan untung sebesar 60 persen. Sedangkan untuk bayar sewa gerobak, Sugeng harus mengeluarkan biaya Rp 200 ribu per bulan.
Karena tak ingin terus menerus membayar sewa gerobak, akhirnya Sugeng meminjam uang pada kerabatnya untuk membeli gerobak tersebut. Baru kemudian ia mencicil pembayarannya. " Dengan begitu kan, gerobak akan jadi milik saya sendiri nantinya dan nggak perlu bayar sewa lagi," ungkap Sugeng.
Suatu ketika, Sugeng mendapatkan tabloid WirausAHA Maju dari mertuanya, yang juga seorang pelaku usahu mikro. Dari sana Sugeng mengetahui tentang Kelompok UMKM usAHA yang sedang menjalankan Program usaha bantu usaha. Dari tautan pendaftaran online yang tertera, Sugeng mencoba mendaftarkan usahanya.
" Disitu kan harus dijelaskan jika dapat bantuan akan digunakan untuk apa, ya saya terangkan saja apa adanya, saya butuh modal untuk melunasi gerobak," ujarnya
Pasca mendaftarkan UMKM-nya, Sugeng mengatakan ia dihubungi pihak UMKM usAHA melalui telepon. Sugeng diminta menceritakan alasannya dan tujuannya bergabung dalam program tersebut.
Sugeng merasa senang sekali ketika mengetahui dirinya lolos seleksi Program usAHA Bantu Usaha, karena langkahnya untuk melunasi gerobak jualannya perlahan mulai terwujud berkat bantuan program tersebut. Sugeng pun mengabarkan hal baik ini pada keluarganya.
Selang dua hari ada koordinator UMKM usAHA wilayah Kota Solo yang mendatanginya, melakukan verifikasi sekaligus mengabarkan kalau ia diajak untuk ikut berdialog dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang akan berkunjung ke Solo.
Pada hari yang dijanjikan, Kamis (23/9), Sugeng dijemput untuk ikut pertemuan dengan Menko Airlangga di daerah Jayengan. Ia diminta membawa gerobak dan produk dagangannya serta.
Sugeng merasa senang karena Airlangga cukup lama mampir di gerobaknya bahkan sempat mencicipi roti bakar buatannya.
"Beliau tanya-tanya soal usaha saya, mencoba sepotong roti bakar, memuji dan terus menyemangati untuk terus berinovasi," ujar Sugeng.
Salah satu momen yang tidak bisa dilupakan oleh Sugeng adalah ketika Airlangga memberikan tanda tangan untuk dagangannya dan melakukan foto bersama.
Di mata Sugeng, Airlangga merupakan orang yang berWibawa. Cara Airlangga bersosialisasi kepada masyarakat menurutnya sangat ramah. Sama seperti Airlangga yang meminta Sugeng untuk terus berinovasi dalam berjualan, Sugeng juga berharap demikian untuk Airlangga.
"Semoga Pak Airlangga bisa terus memulihkan perekonomian Indonesia, terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19 dan terus memiliki ide-ide untuk membantu UMKM di seluruh Indonesia," ungkap Sugeng.
Seusai acara sesuai yang dijanjikan, Sugeng menerima bantuan untuk melunasi hutang gerobaknya. Sugeng merasa Program usAHA Bantu Usaha membawa secercah harapan dan sangat membantu dirinya. Sugeng juga meminta kepada para pelaku UMKM lainnya untuk terus semangat berjuang dan berinovasi dalam berjualan, ia yakin akan ada jalan untuk keluar dari kondisi saat ini.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulanya, Deni memproduksi roti bersama dengan Istrinya. Roti yang diproduksi secara manual dijual keliling oleh Deni.
Baca SelengkapnyaPandai memanfaatkan peluang menjadi salah satu kunci penting bagi keberhasilan suatu usaha.
Baca SelengkapnyaSelama 12 tahun menjalankan usaha, ia mampu menginspirasi dan meraup cuan hingga puluhan juta rupiah per hari.
Baca SelengkapnyaPara pembeli bebas mencicipi roti sepuasnya tanpa bayar
Baca SelengkapnyaMenurut Erwin, 18 ton ayam potong per hari bukan jumlah yang besar untuk bisnis ini, tapi dia mengaku tetap bersyukur.
Baca SelengkapnyaKisah mantan kuli pembuatan batu bata berhasil sukses dari berjualan pisang goreng di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaUsahanya dimulai saat Faisal resign dari tempat kerjanya, lalu memutuskan mulai belajar usaha untuk mendapat pemasukan.
Baca SelengkapnyaTekad yang kuat dan kerja keras mampu membuat yang tak mungkin jadi mungkin.
Baca SelengkapnyaCerita Exs Barista, Kini Sukses Jualan Sayur di Pasar Tradisional.
Baca SelengkapnyaIa pun masih terus melakukan riset untuk mengembangkan bisnisnya
Baca Selengkapnya