Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Sukinah diintimidasi karena tolak pabrik semen di desanya

Cerita Sukinah diintimidasi karena tolak pabrik semen di desanya Petani semen kaki di depan Istana. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Berbagai intimidasi diterima warga Desa Tegal Dowo, Kecamatan Gunem, kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang menolak pembangunan pabrik semen. Parahnya, intimidasi itu dilakukan oleh aparat dan pemerintah desa setempat.

Pernyataan ini keluar dari salah satu 'Kartini Gunung Kendeng', Sukinah (40). Sukinah mengatakan lahan miliknya diancam akan ditertibkan bila enggan dijual untuk dibangun pabrik semen.

"Nanti ditakut-takutin akan dikeruk ditertibkan kalau tidak dijual, itu yang bilang aparat desa, pemerintah desa Tegal Dowo. Tapi enggak tahu mereka dapat apa dari PT Semen Indonesia," kata Sukinah di LBH Jakarta, Rabu (13/4).

Selain itu, sejak 4 tahun lalu, warga setempat yang menolak juga diancam oleh preman. Bahkan preman itu sampai membawa senjata tajam dan menakut-nakuti warga yang menolak.

Tak hanya itu, dia bercerita, gelombang penolakan warga sebenarnya sudah dilakukan sejak dulu. Dulu, sempat ada temannya yang diculik dan dikurung di Balai Desa setempat karena ikut menolak pabrik semen itu berdiri.

"Intimidasi, siapa yang menolak akan diculik. Ada teman kami yang dikurung balai desa ada juga yang kayak gitu, 4 tahun lalu. Ada preman, sampai teman kami dibawain parang sama preman. Kalau ada yang nolak pabrik," terangnya.

Ditambahkannya, kondisi desanya saat ini tak jauh berbeda. Saat ini, suara warga sudah terpecah, ada yang pro dan ada yang kontra. Tetangga yang pro terhadap penambangan itu bahkan mengiming-imingi Sukinah dengan jaminan hidup lebih baik jika mau menjual lahan miliknya.

"Sekarang itu konflik horizontal soal warung-warung kopi banyak di sana. Antara pro dan kontra. Ada tetangga bilang 'Nek kamu ikut aku hidupmu enak'," cerita Sukinah.

Kendati mendapat ancaman dan tawaran, Sukinah mengaku tetap menolak menjual dan merelakan lahan milik dijadikan pabrik. Selain, ganti rugi yang tak sesuai, dia mengaku lahan miliknya akan diwariskan kepada anak cucunya kelak.

"Saya enggak akan jual, akan saya turunkan ke anak cucu nanti," tegasnya.

Aksi sembilan 'Kartini Gunung Kendeng', Jawa Tengah yang menolak pembangunan pabrik semen di kampungnya akan kembali digelar di Istana Negara, Jakarta. Sekitar pukul 13.00 WIB mereka terlihat berangkat dengan menggunakan mobil bak dibantu oleh pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Aksi lanjutan ini digelar karena aksi yang pertama kemarin di lokasi yang sama, belum mendapat tanggapan dari Presiden Joko Widodo.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Petrus. Cara Orde Baru Habisi Preman & Pemalak
Petrus. Cara Orde Baru Habisi Preman & Pemalak

Tahun 1980an, preman merajalela. Aparat Orde Baru punya satu penyelesaian: Penembak Misterius

Baca Selengkapnya
7 Preman Minta Duit Keliling Kampung di Serpong Tangsel, Modus Bersihkan Selokan
7 Preman Minta Duit Keliling Kampung di Serpong Tangsel, Modus Bersihkan Selokan

Pelaku membersihkan got tanpa adanya permintaan dari pengurus lingkungan setempat.

Baca Selengkapnya
Ini Jalanan Paling Banyak Pungli di Indonesia, Adanya di Bekasi Setiap 3 Meter Ada Preman Minta Setoran
Ini Jalanan Paling Banyak Pungli di Indonesia, Adanya di Bekasi Setiap 3 Meter Ada Preman Minta Setoran

Aksi pungutan liar di Bekasi ramai disorot karena dinilai sudah tak wajar.

Baca Selengkapnya
Tak Berikan Uang, Wanita Sopir Truk Batubara di Jambi Ditinju Preman
Tak Berikan Uang, Wanita Sopir Truk Batubara di Jambi Ditinju Preman

Peristiwa ini bermula ketika truk yang dikemudikan wanita itu diberhentikan oleh para pelaku pungli yang meminta sejumlah uang.

Baca Selengkapnya
Viral Aksi Perampokan Warung Sembako di Deli Serdang, Pelaku Bawa Sajam dan Acak Barang Sekitar
Viral Aksi Perampokan Warung Sembako di Deli Serdang, Pelaku Bawa Sajam dan Acak Barang Sekitar

Saat melakukan perlawanan, para perampok langsung kabur.

Baca Selengkapnya
Takut Persaingan Dagang, Aksi Pria Usir Penjual Lain di Dekatnya Ini Viral Bikin Geram
Takut Persaingan Dagang, Aksi Pria Usir Penjual Lain di Dekatnya Ini Viral Bikin Geram

Berdagang jadi salah satu cara bertahan hidup masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi

Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus

Baca Selengkapnya
Sadis, Gerombolan Pemuda Keroyok hingga Lindas Kepala Perempuan di Sukabumi
Sadis, Gerombolan Pemuda Keroyok hingga Lindas Kepala Perempuan di Sukabumi

Sadis, Gerombolan Pemuda Keroyok hingga Lindas Kepala Perempuan di Sukabumi

Baca Selengkapnya
Sekelompok Massa Rusak Lapak Jarah Dagangan di Pasar Kutabumi Tangerang, 10 Pedagang Terluka
Sekelompok Massa Rusak Lapak Jarah Dagangan di Pasar Kutabumi Tangerang, 10 Pedagang Terluka

Tidak hanya menganiaya para pedagang, ratusan diduga preman itu juga merusak kios serta menjarah dagangan serta uang para pedagang.

Baca Selengkapnya
Emak-emak Penggerebek Basecamp Narkoba di Jambi Diancam, Diduga Peneror Masih Berkeliaran
Emak-emak Penggerebek Basecamp Narkoba di Jambi Diancam, Diduga Peneror Masih Berkeliaran

Basecamp narkoba tersebut sudah tidak lagi beroperasi.

Baca Selengkapnya
Serang Kantor dan Anggota Satpol PP Denpasar Usai Razia PSK, Pelaku Bawa Pistol & Teriak: Saya Ini Preman
Serang Kantor dan Anggota Satpol PP Denpasar Usai Razia PSK, Pelaku Bawa Pistol & Teriak: Saya Ini Preman

Peristiwa itu tak Satpol PP menyurutkan mereka. Justru semakin menggencarkan penertiban.

Baca Selengkapnya
Perkara Tak Dapat Gratisan, Preman Abal-Abal Tusuk Pemuda Hingga Tewas
Perkara Tak Dapat Gratisan, Preman Abal-Abal Tusuk Pemuda Hingga Tewas

Pelaku ditangkap pada Jumat (28/7) dini hari di sebuah rumah di kecamatan Batujaya setelah pelariannya selama 10 hari.

Baca Selengkapnya