Cerita Sukmawati soal Partai Masyumi di era Soekarno
Merdeka.com - Putri proklamator Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri menceritakan pengalaman hidupnya saat dia masih berumur enam tahun. Sukmawati mengatakan, pada saat itu ada salah satu partai politik (parpol) Islam yang menjadi pelopor intoleransi dalam kerukunan hidup beragama.
"Intoleransi saya menilai memang dari awalnya kelompok Islam yang intoleransi ada parpol Masyumi, dan pernah dibubarkan karena tokoh-tokohnya ikut dalam pemberontakan bersenjata. Kemudian dibubarkan," kata Sukmawati dalam diskusi Pancasila Dalam Tantangan Toleransi Kehidupan Umat Beragama Di Indonesia, Aula Margasiswa, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/1).
Sukmawati menjelaskan bahwa tindakan-tindakan intoleran di Indonesia sudah ada sejak zaman Presiden Soekarno masih berkuasa. Bahkan semakin mencuat saat presiden pertama Indonesia tersebut menetapkan Pancasila sebagai dasar negara.
-
Kapan Pancasila mulai diterapkan di Indonesia? Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Bagaimana Pancasila diimplementasikan di Indonesia? Pancasila sebagai dasar negara memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mempersatukan dan memantapkan kebudayaan dan identitas nasional Indonesia, serta memandu dan mengarahkan pembangunan nasional.
-
Bagaimana Soekarno menggambarkan semangat juang bangsa Indonesia? Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad, 'Merdeka, merdeka atau mati'!
-
Siapa yang ngenalin istilah Pancasila? Pada kesempatan itu, istilah Pancasila juga diperkenalkan oleh Soekarno.
-
Apa saja lima asas dasar negara yang diusulkan oleh Ir. Soekarno? Pada 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima dasar negara yang ia sebut dengan istilah 'Pancasila.' Lima prinsip tersebut adalah kebangsaan, internasionalisme atau kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang berkebudayaan.
"Mulai ada terlihat kembali intoleransi itu ketika Pancasila dijadikan dasar negara. Yang menentang itu ada pimpinan Masyumi. Itulah yang diceritakan kepada saya," ujar Sukmawati.
Saat itu, Sukmawati mengatakan bahwa pihak yang paling alot menentang Pancasila adalah pimpinan Masyumi.
Dalam acara yang digagas Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) tersebut, Sukmawati juga menceritakan pengalamannya saat mendapatkan perlakuan yang intoleran.
"Di tahun 1957 sekolahan saya digranat. Jadi ketika itu Presiden mau hadir lihat bazar yang dibuat di sekolahan, begitu Presiden datang digranat, banyak yang tewas dan luka-luka," ungkap Sukmawati.
Sukmawati berharap kejadian-kejadian tersebut tidak akan pernah terulang lagi di masa kini.
"Kok parpol Islam yang Masyumi ini intoleran. Ini catatan-catatan yang semoga tidak terjadi lagi di generasi selanjutnya," tekannya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia yang pertama kali diperkenalkan pada 1 Juni 1945.
Baca SelengkapnyaPancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai dasar negara, maka dalam perumusannya melibatkan orang banyak.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 4 partai pemenang pemilu 1955, sejarah, kiprahnya di dalam dunia perpolitikan.
Baca SelengkapnyaBerawal dari organisasi Islam yang berada di bawah pengawasan pemerintah Jepang lalu berubah menjadi partai politik Islam masa Pemerintahan Soekarno.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun, bangsa Indonesia memperingati dua perayaan terkait Pancasila, yaitu Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila.
Baca SelengkapnyaMegawati mengatakan, bahwa di usia 16 tahun, Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno, sudah bergulat dengan pemikiran para tokoh-tokoh dunia.
Baca SelengkapnyaDia pun meminta kepada pihak-pihak yang ingin memurukkan nama Bung Karno agar kembali mempelajari sejarah.
Baca SelengkapnyaAncaman hingga percobaan pembunuhan datang dari kawan dekatnya semasa indekos di Surabaya
Baca SelengkapnyaMenurut Megawati, politik yang ada saat ini tidak lagi sejalan dengan Ideologi Pancasila dan Undang-Undang RI 1945.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputi menekankan agar semua unsur memaknai Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan tindakan gotong royong.
Baca SelengkapnyaMeski ada perbedaan hingga saat ini sikap toleran tetap dipegang teguh agar tidak mudah diadu domba.
Baca SelengkapnyaSelama ini, Bung Karno identik dengan PDI Perjuangan.
Baca Selengkapnya