Cerita teror penodongan pistol di pagar belakang KPK
Merdeka.com - Selasa, 10 Februari 2015, malam mungkin menjadi hari tak terlupakan baginya. Pria itu tak bakal menduga kejadian buruk menimpanya saat itu.
Pria itu hendak menjemput keluarganya yang bekerja di Komisi Pemberantasan Korupsi. Dia datang malam hari karena keluarganya memiliki kesibukan di luar kebiasaan. Maklum Komisi sedang diserang bertubi-tubi dari segala penjuru.
Pria itu mengendarai sebuah mobil. Tanpa dia sadari, ternyata ada empat orang lelaki menguntitnya. Mereka menggunakan dua sepeda motor berboncengan. Sekitar pukul 21.00 WIB dia tiba di Gedung KPK dan menunggu di gerbang samping belakang. Kebetulan posisi saat itu sudah sepi. Tetapi ada beberapa petugas satuan pengamanan berjaga di pos.
-
Siapa yang ditangkap KPK? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Bupati Labuhanbatu Erick Adtrada Ritonga setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
-
Bagaimana KKB ditangkap? 'Yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah, kenapa Devianus Kagoya dianiaya oleh atau tindak kekerasan dilakukan kepada dirinya adalah bahwa Devianus Kogoya itu tertangkap pasca patroli aparat keamanan TNI - Polri,' kata Kristomei.
-
Kenapa ketua KPPS dibacok? Pemicunya karena saat pencoblosan siang harinya pelaku kesal istrinya yang hamil meminta didahulukan mencoblos tetapi tidak digubris korban. OS tetap menyuruh istri pelaku mencoblos sesuai antrean.
-
Bagaimana ketua KPPS dibacok? Dia membacok kepala korban hingga terluka parah di bagian kiri.
-
Bagaimana pria itu ditangkap? Setelah itu, pada 12 November, polisi lokal di Kabupaten Qinyuan menemukan unggahan tersebut dan langsung melakukan penyelidikan. Hanya dalam beberapa jam, Wang berhasil ditangkap di kediamannya.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
"Keadaan tidak terlalu gelap. Ada lampu jalan. Tapi memang di belakang kan kalau malam sudah sepi," kata sumber itu di Jakarta, Rabu (11/2).
Setelah sampai, pria itu memarkir kendaraan tak jauh dari gerbang. Dia lantas menelepon keluarganya yang berada di dalam memberitahukan dia sudah tiba. Tetapi, posisinya tidak terlihat oleh petugas jaga.
Tanpa dia sadari, dua sepeda motor yang menguntitnya menghampiri dari belakang mobil. Salah satu penumpangnya turun dan langsung berdiri di depan mobil memasang wajah garang.
Tanpa basa-basi, si pria itu turun dari mobilnya menanyakan maksud lelaki itu. Entah bagaimana, lantas terjadi dialog yang agak memanas.
Tiba-tiba penumpang sepeda motor itu mencabut sebuah senjata api dan menodongkan kepada pria itu. Dia kaget bukan kepalang. Kejadian itu luput dari pantauan satpam maupun kamera pengawas. Meski di gerbang belakang itu terdapat sebuah kamera pengintai, tapi malah menghadap ke arah depan Jalan HR Rasuna Said.
Pria itu sangat ketakutan ketika ditodong pistol dan diancam akan dihabisi. Seketika itu juga dia langsung lari ke dalam Gedung KPK.
Petugas keamanan heran saat melihat pria itu berlari dan ketakutan. Saat mereka melongok ke luar, kedua pengendara sepeda motor itu sudah tancap gas ke arah Taman Rasuna dan menghilang. Dengan tergopoh-gopoh dan panik, pria itu berusaha mencapai lobi Gedung KPK buat menceritakan kejadian dialaminya.
"Dia sangat ketakutan. Gemetaran. Bicaranya panik dan sambil menelepon keluarganya yang masih di dalam. Terus dia ke lobi, melapor," ujar sumber itu.
Setelah sampai di lobi, pria itu lantas menceritakan seluruh kejadian. Dia lantas ditenangkan dan dipertemukan dengan keluarganya. Malam itu juga suasana di Gedung KPK menjadi tegang. Semua petugas keamanan diminta lebih waspada. Malah kabarnya, pria itu beserta seluruh keluarganya diungsikan demi menghindari teror lanjutan.
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto merasa teror diterima kali ini berbeda dari sebelumnya. Yakni tepatnya selepas lembaga penegak hukum itu menetapkan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan sebagai tersangka kasus gratifikasi dan suap.
Dalam jumpa pers di Gedung KPK, Bambang mengakui bentuk teror kali ini lebih sistematis dan gencar. Dia bahkan mengakui sebagian pegawai KPK agak ngeri lantaran teror itu.
"Menurut kami stadium ancamannya sangat eskalatif karena bisa menyangkut nyawa. Ancaman seperti ini memang sudah sering terjadi, tapi harus diberi konteks bahwa ini rangkaian proses, ada suatu situasi yang begitu sistematis yang terjadi," kata Bambang.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Si maling tampak panik karena gagal mencuri motor. Dia lantas menodongkan benda berbentuk pistol ke arah warga.
Baca SelengkapnyaMuka Bonyok, Ini Tampang Maling Motor di Bekasi yang Todongkan Pistol ke Warga saat Tepergok
Baca SelengkapnyaAksi perampokan di Tambun Bekasi berhasil terekam kamera pengawas CCTV.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Motif Aksi 'Koboi' Pria di Mampang Todong Senjata ke Pengendara Lain
Baca Selengkapnya