Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Toni dan anaknya diduga suspect flu burung dari burung hantu

Cerita Toni dan anaknya diduga suspect flu burung dari burung hantu Flu burung. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Virus flu burung kembali menggegerkan Indonesia. Kemarin, dua warga Perum Puri Permata, Jalan Taman Buah, Blok C3 no 35, RT 3 RW 12, Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, meninggal dunia terserang flu burung.

Kedua warga tersebut adalah Toni Sudianto (41) dan anak ketiganya M (2,5), diduga tertular virus flu burung (H5N1) dari wilayah Bogor.

Sebelum meninggal, keduanya dirawat intensif di rumah sakit. Bahkan kondisi pasien juga sempat dinyatakan sembuh dan sudah diizinkan pulang.

Namun, tiba-tiba kesehatan keduanya kembali drop saat berada di rumah. Tidak lama kemudian Toni dan M meninggal dunia.

Anehnya, tidak ada perlakuan khusus terhadap keduanya saat meninggal dunia. Padahal seperti diketahui, virus flu burung ini berbahaya dan penyebarannya melalui kontak langsung dengan penderita.

Berikut fakta penderita virus flu burung hingga akhirnya meninggal dunia.

Diduga tertular di Bogor

Toni dan anak ketiganya meninggal dunia, diduga diduga tertular virus flu burung (H5N1) dari wilayah Bogor. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Iis Aisyah Rodiah mengatakan, Toni yang merupakan Pegawai Imigrasi Cabang Kelapa Gading Jakarta Utara diketahui beberapa minggu sebelum meninggal telah melakukan kontak langsung dengan unggas yang mati."Korban beserta keluarga pada tanggal 8 Maret 2015, berlibur ke rumah orangtuanya di Bogor dan di sana diketahui ada berbagai macam unggas. Pada saat liburan tersebut, ada kejadian yakni burung hantu yang dipeliharanya mati," katanya, Jumat (27/3).Lalu, pada tanggal 17 Maret, putra dari Toni, yakni M Al Ikhsan mengalami sakit panas dan dirawat di Eka Hospital. Lalu dipindahkan ke RS Persahabatan. Kemudian pada tanggal 21 Maret, Toni pun mengalami sakit yang serupa dan dirawat di RS Husada Insani Tangerang."Dalam proses perawatan tersebut, pada tanggal 24 Maret, Toni meninggal dan dimakamkan di TPU Sepajang tanggal 25 Maret," katanya.Sehari berikutnya yakni tanggal 26 Maret pukul 04.30 WIB, anaknya meninggal juga dan telah dimakamkan di sebelah makam Toni. "Kakak Ipar Korban yang tinggal tidak jauh dari rumah orang tuanya pada 26 Maret juga meninggal dunia," ujarnya.Kini, kat Iis, pihaknya telah melakukan berbagai langkah preventif untuk mencegah timbulnya korban lebih jauh, di antaranya dengan melakukan operasi pasar dan juga membuat himbauan kepada masyarakat pentingnya menjaga kebersihan lingkungan."Ini wujud komitmen pemkot untuk terus melakukan edukasi dan komunikasi dengan masyarakat," paparnya.

Tidak ada penanganan khusus saat meninggal dunia

Pihak keluarga Toni dan M merasa tidak percaya jika keduanya meninggal karena suspek flu burung. Hal itu dikatakan tetangga korban."Pihak keluarga laki-laki (Toni) sangat tak percaya. Karena saat almarhum meninggal tidak ada penanganan khusus. Bahkan keluarga memandikan langsung jenazahnya, tanpa menggunakan masker atau pengaman lain," kata Ketua RT 3, Baharudin, Jumat (27/3).Baharudin juga tidak mengetahui secara pasti penyebab kematian korban. Meski sempat mengunjungi M Al Iksan saat meninggal di RS Persahabatan Jakarta, dia tidak pernah menanyakan hal itu kepada pihak keluarga."Saya kurang tahu pastinya. Mungkin pihak RS langsung memberi tahu keluarga terkait penyebab meninggalnya. Tapi saya tidak menanyakan juga, saya sibuk mengurus fasilitas untuk proses pemakaman," katanya.

Korban flu burung berjatuhan, Dinas Perternakan Tangerang operasi pasar

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tangerang  Iis Aisyah Rodiyah menjelaskan, terkait adanya korban berjatuhan akibat flu burung, pihaknya telah melakukan berbagai langkah preventif untuk mencegah timbulnya korban lebih jauh.Di antaranya dengan melakukan operasi pasar dan juga membuat himbauan kepada masyarakat pentingnya menjaga kebersihan lingkungan."Ini wujud komitmen pemkot untuk terus melakukan edukasi dan komunikasi dengan masyarakat," jelasnya.Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan, Roostiwie.Dia juga menambahkan bahwa Kemenkes dan Dinkes sedang melakukan penelitian terkait riwayat penyakit almarhum dan juga terkait apakah ada kontak antara almarhum dengan unggas."Hasilnya, kita nunggu tes yang dilakukan Kemenkes," Imbuhnya.Sejak Kamis pagi (26/03) tim Kemenkes yang terdiri dari Direktur  Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PL), Badan Penilitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes),  bersama Dinas Kesehatan Kota Tangerang melakukan penyelidikan epidemiologi dan investigasi."Kita mengambil investigasi di tiga tempat. Di tempat tinggal, rumah sakit, dan lingkungan sekitarnya." terang Direktur P2PL Kemenkes, M.H Subuh.

Istri korban diduga terjangkit flu burung

Wali Kota  Tangerang Arief R Wismansyah ketika dikonfirmasi mengenai korban tewas akibat terserang flu burung, mengaku masih menunggu justifikasi dari Kemenkes."Masih menunggu Kemenkes untuk justifikasi, karena kalau dari sampling yang ada di sekitar, seperti pasar dan hewan, semua negatif," ujar Arief, Kamis (26/3).Namun, dirinya tidak memungkiri karena memang korban bekerja di Imigrasi. Bisa saja, kata dia, korban sering bertemu dengan warga Negara asing dan binatang karena mungkin berdekatan dengan itu semua."Setahu saya kerja di Imigrasi, tak tahu Imigrasi mana, sepertinya bukan di Karantina Hewan," tutur Arief.Sementara ini kata Arief,  warga Perumahan Cipondoh Makmur itu, selain korban dan anaknya, istrinya pun kini juga demam. “Sekarang istrinya dan anaknya demam juga, saya sudah suruh cek katanya di Persahabatan. Saya berharap negatif, tetapi kalau pun iya, kita sudah melakukan langkah-langkah dan sudah turun dari kemarin,” jelasnya.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ibu dan 2 Anaknya Tewas Usai Santap Ikan Buntal, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Ibu dan 2 Anaknya Tewas Usai Santap Ikan Buntal, Ini Penjelasan Ahli Gizi

Gejala awal keracunan ikan buntal dapat dirasakan pada beberapa jam.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Antraks di Gunungkidul: 12 Hewan Ternak Mati dalam 3 Bulan
Data Kasus Antraks di Gunungkidul: 12 Hewan Ternak Mati dalam 3 Bulan

Korban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.

Baca Selengkapnya
Satu Warga Gunungkidul Meninggal Karena Antraks, Ini Kronologinya
Satu Warga Gunungkidul Meninggal Karena Antraks, Ini Kronologinya

Antraks merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri B.antrachis. Biasanya, antraks menyerang hewan herbivora.

Baca Selengkapnya
Satu Sapi di Wonogiri Positif Antraks, Begini Awal Mula Temuannya
Satu Sapi di Wonogiri Positif Antraks, Begini Awal Mula Temuannya

Hasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.

Baca Selengkapnya
Akhirnya Terungkap, Ini Penyebab Ayah dan Anak Tewas Membusuk di Koja
Akhirnya Terungkap, Ini Penyebab Ayah dan Anak Tewas Membusuk di Koja

Polisi resmi menghentikan perkara ini usai merampung investigasi.

Baca Selengkapnya
Warga Boyolali Meninggal karena Leptospirosis, Begini Penjelasan Kemenkes
Warga Boyolali Meninggal karena Leptospirosis, Begini Penjelasan Kemenkes

Pasien tersebut meninggal di RSUD Fatmawati, Solo, Kamis (21/3).

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Brandu, Biang Kerok di Balik Penyebaran Antraks di Gunungkidul
Mengenal Tradisi Brandu, Biang Kerok di Balik Penyebaran Antraks di Gunungkidul

Saat ada hewan ternak mati mendadak, masyarakat iuran untuk membeli hewan ternak tersebut. Kemudian hewan ternak itu disembelih dan dagingnya dibagikan.

Baca Selengkapnya
Keracunan Massal Gara-Gara Santap Daging Babi Sakit, Satu Tewas
Keracunan Massal Gara-Gara Santap Daging Babi Sakit, Satu Tewas

Babi milik warga bernama Mama Fransina Nesimnasi disembelih keluarga pada Senin (17/7). Padahal sejak Sabtu (15/7) lalu, babi itu sudah kelihatan sakit.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Kurir Paket Melintasi Rumah Ibu dan Anak Tewas di Cinere Depok, Cium Aroma Busuk Seperti Bangkai Tikus
Kesaksian Kurir Paket Melintasi Rumah Ibu dan Anak Tewas di Cinere Depok, Cium Aroma Busuk Seperti Bangkai Tikus

Petugas ekspedisi tidak melaporkan kepada satpam perumahan karena menduga aroma busuk itu bau bangkai binatang.

Baca Selengkapnya
Gejala DBD Pada Anak yang Wajib Diketahui, Waspada Mulai Sekarang
Gejala DBD Pada Anak yang Wajib Diketahui, Waspada Mulai Sekarang

Bagaimana caranya para orang tahu gejala atau ciri-ciri anak yang terkena penyakit DBD? Berikut informasinya.

Baca Selengkapnya
Bau Menyengat Masih Terasa di Rumah 4 Anak Tewas di Jagakarsa
Bau Menyengat Masih Terasa di Rumah 4 Anak Tewas di Jagakarsa

Aroma anyir seperti bau bangkai mengitari kediaman keluarga tersebut setelah empat anak ditemukan tewas pada Rabu (6/12).

Baca Selengkapnya
Bocah 12 Tahun di TTS NTT Tewas Akibat Digigit Anjing Rabies
Bocah 12 Tahun di TTS NTT Tewas Akibat Digigit Anjing Rabies

Bocah laki-laki itu digigit anjing pada Selasa, 6 Februari sekitar pukul 15.00 WITA.

Baca Selengkapnya