Cerita tragis Jelita, pasien miskin diterlantarkan RSUD Pekanbaru
Merdeka.com - Jelita (44), warga Simpang Intan, kecamatan Pinggir kabupaten Bengkalis, Riau, tidak mendapatkan perawatan di RSUD Arifin Ahmad, Pekanbaru. Setelah mengalami kebakaran pada tahun 2007 lalu, Jelita dibiarkan menunggu selama enam hari di lantai beralas tikar.
Junihar Silaban (44), suami Jelita pun hanya diberikan harapan kosong oleh pihak Rumah Sakit. Padahal dia sudah memakai Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) untuk menebus biaya Rumah Sakit.
Pria beranak tiga ini mengaku tidak memiliki saudara di Pekanbaru. Sehingga setelah rumahnya terbakar, Junihar tidak memiliki tujuan lain untuk tinggal.
-
Kenapa rumah Jenita Janet terbengkalai? Sampai saat ini, belum diketahui apakah rumah ini benar-benar milik Jenita Janet atau tidak, mengingat rumah ini terlihat sudah sangat lama ditinggalkan.
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai itu? Bangunan kuno milik artis terkenal yang terbengkalai sejak 1990-an, kini menjadi pusat perhatian di kanal YouTube Sang Penjelajah Amatir.
-
Mengapa rumah ini terbengkalai? Setelah lebih dari satu abad berdiri,tampak rumah ini sekarang menjadi terbengkalai,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Sementara itu, pihak keamanan RSUD Arifin Ahmad berkeluh kesah karena tidak terima sebutan pengunjung yang merasa iba melihat kedua pasangan suami istri tersebut.
"Siapa bilang terlantar, ibu itu kan pasien rawat inap, kan sudah diberi tahu untuk menunggu informasi selanjutnya, karena tidak ada saudara di Pekanbaru, makanya ibu itu tidur di ruang pendaftaran bersama suaminya," celetuk salah seorang petugas keamanan.
Bukan hanya dibiarkan menunggu, Jelita juga mengalami penderitaan lain pasca kebakaran tersebut. Berikut derita yang dialami oleh Jelita.
Tidur di lantai beralas tikar di RSUD Pekanbaru selama 6 hari
Pasca rumahnya terbakar pada tahun 2007 lalu, Jelita tidak diberikan ruang inap oleh pihak RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru. Dia hanya tidur selama 7 hari di lantai ruang pendaftaran beralaskan tikar plastik yang sangat tipis."Kata dokter disuruh nunggu, sudah 6 hari menunggu di sini, ya tidur di lantai ini," ungkap Junihar, suami Jelita, Minggu (1/3) lalu.Sejak dibawa ke Rumah Sakit, Minggu (22/2) lalu, Junihar hanya dijanjikan dan diberikan harapan istrinya akan dirawat dan diobati oleh pihak rumah sakit. Namun hingga saat ini, Jelita masih disuruh menunggu dan hanya bisa tertidur di lantai.
Tidak mendapat perawatan, luka jelita membusuk
Selain tidak mendapatkan ruang inap di Rumah Sakit dan disuruh menunggu hingga berhari-hari, Jelita juga tidak mendapat perawatan intensif oleh pihak rumah sakit. Alasannya, pihak rumah sakit masih menunggu panggilan dokter untuk dioperasi amputasi.Parahnya, tangan kanan Jelita yang mengalami luka bakar dibiarkan membusuk. Jelita kerap teriak-teriak menyerukan rasa sakit pada tangannya yang terbalut kain. Tanpa diinfus, Jelita terbaring di lantai ruangan pendaftaran RSUD Arifin Ahmad.Padahal, Junihar sudah memakai Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) untuk menebus biaya Rumah Sakit. Namun pihak rumah sakit tetap tidak memberikan perawatan kepada Jelita."Mereka janji istri saya akan dioperasi, tapi gak tahu kapan dioperasinya, saya pakai Jamkesda Bang," ujar Junihar.
Karena membusuk dan bau, Junihar kerap diomeli petugas RS
Luka bakar di tangan kanan Jelita yang membusuk juga kerap menimbulkan bau busuk. Namun bukannya diberikan perawatan atau infus, Junihar malah disuruh untuk menghilangkan bau tersebut oleh petugas rumah sakit."Saya malu disindir tangan istri saya bau, memang saya salah mengganggu kenyamanan orang lain, tapi mau bagaimana lagi, saya gak punya saudara di Pekanbaru ini," ujar Junihar yang mengaku berasal dari Simpang Intan, kecamatan Pinggir kabupaten Bengkalis, Riau.Karena disindir pihak RSUD Arifin Ahmad, Junihar membuat kopi sebagai upaya menghilangkan bau busuk dari tangan kanan istrinya."Itu kopi dalam gelas saya buat, sesekali saya minum, untuk menghilangkan bau saya letakkan dekat tangan istri saya," keluh Junihar.
Demi istri, Junihar meninggalkan anak-anaknya di kampung
Junihar mengaku meninggalkan tiga orang anak di kampungnya. Karena tidak memiliki sanak saudara di Pekanbaru, Junihar terpaksa meninggalkan anak-anaknya di kampung.Bahkan Junihar yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di PT Adei Plantation, mengaku tidak punya cukup uang untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)."Dulu rumah saya kan terbakar, pekerjaan saya juga hanya buruh di PT Adei Plantation, gaji gak cukup untuk sekolah anak-anak, jadi hanya satu anak saja yang sekolah di SMA, yang dua anak lagi hanya sampai SMP," kata pria berasal dari Sumatera Utara ini.Salah seorang anaknya masih menempuh pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan dua anak lainnya putus sekolah hanya di tingkat Sekolah Menengah Pertama karena terbatas biaya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Julia Perez, artis yang telah meninggal dunia, memiliki harapan besar untuk memberikan bantuan kepada mereka yang menderita kanker.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, ada sejumlah pasien yang sedang berada di ruang operasi, bahkan ada yang sedang menjalani tindakan operasi.
Baca SelengkapnyaJasad korban saat ini telah dievakuasi oleh petugas ke RSCM.
Baca SelengkapnyaTangisnya pecah saat Bupati Kediri datang ke rumahnya
Baca SelengkapnyaBisul di selengkangan membuat Septia menjalani operasi di rumah sakit dan tersadar dari operasi, Septia terkejut karena tangan dan kakinya dalam kondisi terikat
Baca SelengkapnyaKebakaran itu dianggap kejadian luar biasa karena korban meninggal dunia mencapai belasan orang.
Baca SelengkapnyaKebakaran di Jalan Gang Kober, Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat saat ini sedang dalam proses pendinginan oleh petugas pemadam.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal saat korban duduk main handphone di tembok jembatan saluran air.
Baca SelengkapnyaKondisi para korban saat dievakuasi sangat mengenaskan. Mereka tinggal menyisakan kerangka saja.
Baca SelengkapnyaKebanyakan pasien berusia lanjut. Baik pria maupun wanita. Mereka sementara menempati area halaman depan.
Baca SelengkapnyaPemadam kebakaran mengerahkan 15 unit mobil pemadam dan 75 personel untuk mengatasi kebakaran.
Baca SelengkapnyaPotret rumah mewah di daerah Jawa Tengah yang terbengkalai dan menyimpan kisah kelam.
Baca Selengkapnya