Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita wartawan Antara dilepas tentara Mesir karena Bung Karno

Cerita wartawan Antara dilepas tentara Mesir karena Bung Karno Soekarno. ©2012 Merdeka.com/dok

Merdeka.com - Setelah sempat ditahan oleh tentara Mesir, Munawar Makyanie akhirnya dilepaskan. Siapa sangka wartawan Antara itu dilepas karena nama besar seorang Bung Karno, presiden pertama Indonesia.

Ceritanya, ketika Munawar selama sekitar tiga jam meliput pagelaran tank tempur di Jalan Salah Salim, jalan utama yang menghubungkan Bandara Internasional dan pusat kota Kairo, pada Jumat (16/8) silam. Ia saat itu hendak salat Jumat di Masjid Al Azhar di Distrik Hussein dan sedianya akan meliput aksi unjuk rasa pendukung presiden terguling Mohamed Moursi di Bundaran Ramses, pusat kota Kairo.

Ketika melintas di Jalan Salah Salim, ada peristiwa menarik untuk diliput, dan Munawar pun mengambil gambar barisan tank tempur tersebut setelah minta izin kepada seorang tentara di sekitanya, dan dipersilakan. Baru beberapa kali menjepret, seorang tentara yang agak senior berteriak dari jauh, "Mamnu tashwir" (dilarang motret)," sambil berlari ke arah Munawar.

Dia juga sempat membentak tentara yang mengizinkan Munawar untuk memotret. Tanpa bertanya, dia langsung dengan paksa menarik tangan Munawar dan dimasukkan ke mobil patroli.

Padahal Munawar sudah berteriak-teriak. "Saya wartawan, saya wartawan," katanya. Tapi tentara berseragam loreng padang pasir itu tidak peduli teriakan tersebut, dan tetap saja menarik tangan wartawan Antara tersebut.

Di dalam mobil patroli militer, sudah ada empat warga asing berkulit putih, sepasang laki-wanita berkulit hitam, dan seorang pria berwajah Arab, terkena razia tentara. Munawar sempat bertanya kepada para warga asing itu, apakah mereka juga wartawan, namun seorang wanita bule yang duduk di sampingnya menjawab bahwa dia dan tiga temannya adalah turis, ditahan atas tuduhan melanggar jam malam (19.00-06.00).

Munawar kemudian bertanya lebih lanjut, mereka dari negara mana saja, seorang tentara pengawal tiba-tiba membentak, "Uskut!" (diam), dan semua mata para warga asing itu memandangnya.

Dengan spontan Munawar berteriak balik ke arah sang pengawal, "Saya wartawan Indonesia. Ini kartu pers saya," sambil memperlihatkan dua kartu pers yang bergantung di leher. Dua kartu pers tersebut, masing-masing adalah dari Press Center Kementerian Penerangan Mesir, dan satunya lagi kartu pers dari Istana Presiden Mesir.

Menanggapi teriakan Munawar, si tentara pengawal yang duduk di kursi mobil paling belakang dengan berpegang senjata siap tembak itu tidak mau tahu, dan tanpa bicara dia hanya memelototkan matanya. Sesaat kemudian, ia mengambil telepon genggam dari saku rompi untuk menghubungi Atase Pertahanan (Athan) KBRI Kairo.

Namun, di daftar telepon genggam ada dua nama Athan, Kolonel R. Teguh Isgunanto, dan Kolonel Ipung Purwadi. Untuk konfirmasi yang mana Athan aktif, Munawar segera menelepon Staf Athan, Mukhlis Kaspul Anwar. Saat itu dijawab bahwa Ipung adalah Athan baru, pengganti Athan Teguh yang sudah kembali ke Indonesia.

"Saya wartawan Antara, Munawar Makyanie, ditahan tentara di Jalan Salah Salim," katanya kepada Athan Ipung.

Dari seberang, terdengar sayup-sayup suara Ipung bertanya-tanya, "Ini siapa, ini siapa?". Sebelum Munawar menjawab pertanyaan Ipung, HP sudah dirampas, begitu pula kamera oleh tentara. "Waduh, celaka duabelas ini, fisik dan nyawa saya bisa hilang tanpa jejak," cerita Munawar.

Munawar menceritakan, saat itu suasana semakin menyeramkan karena menjelang mobil patroli tentara yang mengangkutnya dan warga asing itu hendak bergerak ke arah yang tidak diketahui. Wajahnya ditutup dengan kain hitam. Sekitar satu jam perjalanan, ia diturunkan di suatu tempat, dan secara terpisah di ruang berbeda, kami diinterogasi oleh petugas.

KBRI bergerak cepat ketika petugas secara paksa merampas HP saat menghubungi Athan Ipung. Munawar sempat mencoba melawan dan berteriak-teriak panik ke arah petugas, "Ini saya sedang berbicara dengan Duta Besar Republik Indonesia," ujarnya.

Namun, lagi-lagi tentara itu tak mau tahu, "Mafisy kalam, uskut!" (Tidak boleh ngomong, diam), bentaknya dengan mata melotot.

Ia semakin khawatir lantaran saat berbicara telepon dengan Athan Ipung, nomor HP belum tercatat di HP Athan. Sehingga Ipung tidak tahu siapa Munawar Makyanie.

Untungnya, Ipung bergerak cepat untuk melacak nomor telpon tersebut melalui berbagai pihak. Belakangan, Staf Athan, Iman Hilmanuddin, kepada Munawar menceritakan bahwa ia diketahui setelah Ipung menceritakan kepada dirinya.

Sebelumnya, Iman Hilmanuddin juga sempat bingung tentang siapa milik HP tersebut. Selanjutnya ia berusaha melacak lagi melalui Staf Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Kairo, Amir Syarifuddin. Dari situ diketahui bahwa itu adalah nomor HP wartawan Antara di Kairo.

Setelah mengetahui bahwa itu nomor HP Antara, Iman pun sengaja mengirim pesan singkat berbahasa Arab ke HP Antara atas nama Atase Partahanan, dengan harapan petugas dapat membaca dan memakluminya.

Pesan singkat berbahasa Arab itu isinya, "Apakah ini Munawar Makyanie, apa kabarnya? Saya adalah Atase Pertahanan KBRI Kairo.

Membaca SMS itu, Bung Karno seolah-olah hadir sebelum diinterogasi. Seorang petugas beruban,tampaknya pejabat senior, meminta identitas diri, dan Munawar pun menyerahkan semua dokumen identitas berupa paspor, kartu pers, STNK, SIM Mesir, dan kartu Cairo Sporting Club.

Saat membuka paspor Munawar, petugas tersebut spontan berucap, "Oh dari Indonesia ya, Soekarno, 'anaa uhibbu Soekarno' (saya cinta Soekarno)," sambil senyum takzim dan menunjukkan kedua jempol tangannya, dan dia pun keluar dari ruangan interogasi.

Lalu seorang pria berpakaian sipil berwajah angker mulai menginterogasi Munawar dengan beragam pertanyaan memojokkan. Di ruangan itu cukup sempit, hanya ada dua kursi berhadapan ditengahi sebuah meja kecil, dan sebuah lemari kusam di dekat jendela terbuka berpagar besi.

Di atas lemari dipenuhi sebundel kertas berdebu. Sesekali tampak dua ekor tikus menari-nari berkejaran di sela-sela tumpukan kertas di atas lemari. Di ruang sebelah, kerap terdengar suara bentakan keras oleh petugas berbahasa Arab.

Di tengah interogasi, tiba-tiba datang seorang petugas berbeda lagi, berpakaian rapi dengan senyum ramah, meminta Munawar untuk ke ruang tamu.

"Mohon maaf, ini hanya salah pengertian saja. Bapak Munawar Saman Makyanie boleh kembali ke rumah", kata pria berdasi itu sambil menyerahkan kembali telepon genggam, dan semua dokumen identitas, serta kamera, tapi memory card kamera sudah dicopot.

Munawar pun diantar kembali ke tempat semula ditahan, yaitu Jalan Salah Salim, dalam posisi mata dan wajah kembali ditutup dengan kain hitam. Selama perjalanan pulang dalam mobil patroli tersebut, Munawar dalma pikirannya terlintas anak-istri dan Toyota Corolla -- mobil sedan pribadi kesayangan yang diparkir di sisi Jalan Salah Salim, dengan kunci stang buatan Indonesia.

Ia khawatir lantaran banyak kerangka mobil rusak terbakar berserakan di pinggir jalan di mana-mana akibat bentrokan. Sesampai di Jalan Salah Salim, petugas membuka penutup kain hitam dari wajah dan turun dari mobil patroli. Setelah itu ia lega.

"Alhamdulillah mobil pribadi warna metalik itu masih utuh, menanti dengan anggunnya," katanya

Begitu masuk dalam mobil pribadi, istrinya menelpon dari Indonesia, "Papa, hati mama tidak tenang di rumah sakit, selalu ingat papa di depan pasien," kata istri, Widiawati Kurnia, yang sedang bertugas sebagai dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit Sari Asih Sangeang, Tangerang.

Mendengar suara istri, ia langsung terharu. Matanya langsung meneteskan air mata. Ia sempat tidak bisa berkata apa-apa dan langsung mematikan teleponnya.

"Sesaat kemudian setelah panasin mobil sebentar, saya kirim pesan singkat BBM kepada istri, tanpa kata-kata, hanya berupa gambar setir mobil, pertanda sedang berkendara di jalan," katanya.

Ia mengaku, bisa sampai di rumah dengan selamat berkat "kehadiran" Bung Karno. Proklamator Kemerdekaan RI itu memang cukup disegani rakyat Mesir hingga sekarang yang dikenal sebagai sejawat paling akrab Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, pahlawan legendaris Arab.

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Disangka Mata-Mata Israel, Wartawan Indonesia Ditangkap Hizbullah lalu Ditahan di Penjara Teroris di Lebanon
Disangka Mata-Mata Israel, Wartawan Indonesia Ditangkap Hizbullah lalu Ditahan di Penjara Teroris di Lebanon

Jurnalis Bernama Faisal Assegaf itu ditangkap pada 24 September 2024 lalu karena disangka mata-mata Israel oleh anggota Hizbullah.

Baca Selengkapnya
Anak Buah Pukuli Wartawan karena Pemberitaan, Komandan TNI AL Dicopot
Anak Buah Pukuli Wartawan karena Pemberitaan, Komandan TNI AL Dicopot

TNI-AL bertanggung jawab untuk melakukan proses pengobatan terhadap korban.

Baca Selengkapnya
Puluhan Sukarelawan Indonesia Dilatih Militer Mesir Untuk Lawan Israel & Sekutunya
Puluhan Sukarelawan Indonesia Dilatih Militer Mesir Untuk Lawan Israel & Sekutunya

Ada 50 orang relawan dari Indonesia yang siap bertempur. Mereka telah dilatih dan dipersenjatai.

Baca Selengkapnya
Presiden Mesir Bandingkan TNI & Pasukannya, Yakin Bisa Kalahkan Tentara Israel
Presiden Mesir Bandingkan TNI & Pasukannya, Yakin Bisa Kalahkan Tentara Israel

Gamal Abdul Nasser kagum melihat kemampuan dan semangat bertempur pasukan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kisah Presiden Mesir Kagum Lihat TNI: Kalau Begini Soal Israel Bisa Saya Bereskan
Kisah Presiden Mesir Kagum Lihat TNI: Kalau Begini Soal Israel Bisa Saya Bereskan

Presiden Mesir memuji kemampuan tempur pasukan TNI. Membandingkannya dengan disiplin militer tentara Mesir.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Fakta Baru Dibongkar Andika Perkasa, Relawan Ganjar Sempat Disekap Anggota TNI
VIDEO: Fakta Baru Dibongkar Andika Perkasa, Relawan Ganjar Sempat Disekap Anggota TNI

Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa mengungkap jika relawan yang menjadi korban sempat disekap.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pengawal Menko Airlangga Ancam Tembak Wartawan Usai Pemeriksaan di Kejagung
VIDEO: Pengawal Menko Airlangga Ancam Tembak Wartawan Usai Pemeriksaan di Kejagung

irlangga Hartarto memenuhi panggilan Kejaksaan Agung untuk diperiksa sebagai saksi kasus mafia minyak goreng.

Baca Selengkapnya
15 Prajurit TNI Ditahan Buntut Pengeroyokan Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali
15 Prajurit TNI Ditahan Buntut Pengeroyokan Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali

Kasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.

Baca Selengkapnya
Momen Lawas Wartawan Indonesia yang Disandera di Irak Disambut Presiden SBY, Kini Sosoknya Jadi Pejabat & Politikus Terkenal
Momen Lawas Wartawan Indonesia yang Disandera di Irak Disambut Presiden SBY, Kini Sosoknya Jadi Pejabat & Politikus Terkenal

Momen lawas Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid setelah dipulangkan ke Indonesia setelah disandera di Irak.

Baca Selengkapnya
Sosok Jenderal TNI Pasang Badan 3 Anak Buahnya Diamankan Polisi Malaysia, Berdarah Kopassus Penakluk Gunung Everest
Sosok Jenderal TNI Pasang Badan 3 Anak Buahnya Diamankan Polisi Malaysia, Berdarah Kopassus Penakluk Gunung Everest

Sosok jenderal bintang dua TNI yang pasang badan ketika tiga prajuritnya diamankan polisi Malaysia.

Baca Selengkapnya
Perjuangan Abdurrahman Baswedan Pasca Kemerdekaan Indonesia, Bawa Surat dari Mesir
Perjuangan Abdurrahman Baswedan Pasca Kemerdekaan Indonesia, Bawa Surat dari Mesir

Perjuangan Abdurrahman (AR) Baswedan bersama dengan Menteri Luar Negri H Agus Salim dalam mencari pengakuan dari negara lain atas kedaulatan negara Indonesia

Baca Selengkapnya