Cincin perak dan giok dalam kuburan orang Tionghoa
Merdeka.com - Banyak yang menyebut warga Tionghoa dikubur bersama hartanya. Benarkah anggapan ini?
Martini, penjaga makam etnis Tionghoa di Deli Tua, menampiknya. Sejak ayahnya menjadi penjaga makam berpuluh tahun lalu, wanita paruh baya ini mengaku tidak pernah melihat orang dimakamkan bersama harta bendanya.
"Mungkin dulu ada, sekarang tidak ada lagi. Yang ada, harta benda itu ditiru dengan kertas kemudian dibakar," sebut Martini.
-
Apa yang ditemukan di situs kuburan massal di China? Hasil penelitian baru-baru ini mengungkapkan, tulang belulang tanpa kepala yang ditemukan dalam pembantaian di China, yang terjadi sekitar 4.100 tahun yang lalu, merupakan hasil dari 'pemburuan kepala' terbesar yang diketahui di Asia Neolitik.
-
Mengapa arkeolog yakin makam itu milik orang kaya? Makam ini dipastikan milik orang-orang kaya dan berkuasa Romawi. Buktinya, kerangka masih memakai perhiasan emas dan sepatu kulit mahal.
-
Siapa yang dimakamkan di kuburan massal? Pak Darmadi mengatakan di sanalah letak kuburan massal para anggota PKI yang dieksekusi.
-
Kenapa arkeolog yakin makam itu milik orang kaya? 'Ini mungkin adalah anggota kelas pemerintahan Chimu,' katanya, menunjuk pada perhiasan yang ditemukan bersama mereka.
-
Siapa yang dimakamkan di makam mewah itu? Sebuah tulisan di batu nisan yang tertulis di segel memberikan petunjuk tentang kemungkinan identitas sosok yang dimakamkan di tempat tersebut: 'Batu nisan dari Pangeran Ming Ru Hou’an,' yang mengisyaratkan garis keturunan bangsawan dan gelar bergengsi.
Jika yang meninggal dimakamkan dengan hartanya, kata Martini, pasti repot. Soalnya, keluarga dan pengurus makam pasti akan kerepotan menjaga makam agar tidak dibongkar orang.
Cerita tentang harta di kuburan etnis Tionghoa ini selalu muncul karena sejarah mencatat kaisar-kaisar dan pejabat Cina di masa lalu selalu dimakamkan sedemikian rupa bersama harta. Salah satu contohnya adalah makam Qin Shi Huangdi, kaisar pertama dan pemersatu Cina, yang dikubur bersama patung prajurit terracota.
Hal senada disampaikan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) Medan Halim Loe. Dia membantah anggapan ada harta di perkuburan cina. "Sekarang tidak ada seperti itu," ucapnya.
Dia memaparkan, yang masih berlaku di kalangan warga Tionghoa, jari orang tua yang meninggal biasanya dipakaikan cincin perak. Cincin ini biasanya diberikan keturunannya.
"Itu pun tidak ada kewajiban. Kalau dulu juga sering dipakai cincin dari batu giok, mungkin karena di Cina sana banyak batu giok," sebut Halim.
Dia memaparkan, setelah 100 tahun atau minimal 30 tahun makam akan dibuka. Warga Tionghoa saat ini tak berani membongkar makam lebih cepat, karena mereka khawatir mayat masih utuh. Itu pertanda sial bagi keluarga.
Setelah makam dibongkar, tulang-belulang dikumpulkan . Cincin yang ada diambil anak cucu sebagai warisan. "Tulang belulang dari makam itu kemudian dikremasi dan abunya dimasukkan dalam wadah. Saat ini banyak pula yang langsung mengkremasi, tanpa dimakamkan terlebih dulu. Cincinnya diambil sebelum dikremasi," pungkas Halim. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Giok sangat lekat dengan kebudayaan China dan telah berlangsung sejak tahun 6.000 SM.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Makam Kuno Berisi Perhiasan Mewah, Ternyata Milik Orang-Orang Kaya 800 Tahun Lalu
Baca SelengkapnyaPeneliti temukan perhiasan emas hingga cermin berusia 2000 tahun. Begini penampakannya.
Baca SelengkapnyaPembuatan baju pemakaman ini membutuhkan waktu sampai 10 tahun.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Senjata dan Perhiasan Berusia 3.600 Tahun Terkubur di Ladang, Ada Cincin, Kapak, dan Tombak
Baca SelengkapnyaTemuan ini mengungkap pemakaman Zaman Perunggu yang belum pernah terjadi sebelumnya di Northumberland, Inggris.
Baca SelengkapnyaSaat itu penduduk hendak menguburkan seorang warga yang baru meninggal.
Baca SelengkapnyaPerhiasan yang dikubur bersama jasad seseorang memiliki fungsi khusus.
Baca SelengkapnyaHarta karun kuno berusia 2.000 tahun ditemukan di Kazakhstan, menunjukkan hubungan diplomatik kuat antara Kangyu, Romawi, dan Tiongkok.
Baca SelengkapnyaHarta karun itu ditemukan di wilayah Kazakhstan dan berasal dari China.
Baca SelengkapnyaArkeolog juga menemukan harta karun berupa puluhan keping koin perak.
Baca SelengkapnyaTak Ada yang Tahu, Selama 700 Tahun Harta Karun Ini Tersembunyi di Pinggir Jalan Raya, Jumlahnya Ratusan
Baca Selengkapnya