Cuaca buruk perairan selatan Jateng, harga lobster Rp 1 juta/kg
Merdeka.com - Cuaca buruk yang terjadi di perairan selatan Jawa Tengah menyebabkan kelangkaan lobster dan ikan bawal putih, akibatnya harga kedua jenis komoditas laut tersebut naik hingga 100 persen.
Saat ini, harga lobster mutiara di tingkat nelayan menembus harga Rp 1 juta per kilogram dari sebelumnya yang hanya berkisar Rp 500 ribu per kilogram. Sedangkan, harga ikan bawal putih sudah menembus harga Rp 500 ribu per kilogram.
Seorang pengepul lobster asal Cilacap Jawa Tengah, Sumani mengatakan saat ini semua simpanan sudah habis terjual dengan harga yang cukup tinggi. "Lobster super yang bobotnya mencapai 5 ons sekarang harganya sudah naik jauh, karena biasanya digunakan untuk tradisi Imlek," ucapnya, Kamis (23/1).
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Apa tanda alam yang diwaspadai Nelayan Bojonegara? Kemunculan angin jadi hal yang patut diwaspadai oleh nelayan di Bojonegara. Tiupan yang akan bertambah besar berisiko memunculkan puting beliung atau seret taun.Kemunculannya ditandai oleh mendung hitam mirip jantung pisang.
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Di mana nelayan Pantura melaut? Mereka tetap berlayar di zona-zona tangkap tradisional mereka dan mempertahankan metode penangkapan ikan yang sudah dijalankan sejak dahulu.
-
Bagaimana nelayan Pantura beradaptasi dengan perubahan? Mereka tetap berlayar di zona-zona tangkap tradisional mereka dan mempertahankan metode penangkapan ikan yang sudah dijalankan sejak dahulu.
Banyaknya nelayan yang tidak melaut, jelasnya, menjadi penyebab tingginya harga lobster. Selain itu, merosotnya hasil tangkapan nelayan disertai dengan tingginya permintaan eksportir membuat harga semakin melambung. Sementara itu, nelayan di Teluk Penyu Cilacap, Supono menjelaskan, saat ini ikan bawal putih paling dicari nelayan karena harganya tinggi mencapai Rp 500 ribu per kg.
Ia mengaku, kencangnya angin laut dan tingginya gelombang kerap menghambat nelayan untuk melaut. Melihat kondisi tersebut, ia menyiasatinya dengan pergi melaut hanya beberapa jam sehari. "Kami hanya melaut empat jam tiap hari, mulai berangkat pukul 04.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Karena kalau di atas pukul 10.00 WIB, biasanya angin kencang dan gelombang tinggi sudah mulai," jelasnya.
Terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kebumen, Saman mengatakan saat ini nelayan sedang meraup untung yang besar. Menurunnya hasil tangkapan lobster dan bawal putih oleh nelayan menjadi salah satu penyebabnya.
Seiring dengan permintaan eksportir di Jakarta yang cukup tinggi untuk diekspor ke luar negeri seperti Cina, Hongkong, dan Jepang. "Saat ini harganya sudah melangit, untuk konsumsi pasar lokal dengan harga ikan mencapai ratusan ribu sudah tidak sanggup," ujarnya.
Ia mencontohkan, hasil tangkapan lobster nelayan di tempat pelelangan ikan (TPI) Karangduwur Kebumen masih cukup baik, sekitar 1-2 kuintal dalam sehari. "Walau hasil tangkapan bagus, tapi harganya tetap tinggi. Sehingga, nelayan masih tetap bisa meraup untung besar saat badai datang," ucapnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaPara nelayan khawatir terjadi tabrakan dan tersesat karena kabut asap membuat jarak pandang sangat pendek.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaProyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem juga membuat petani udang rugi puluhan juta rupiah
Baca SelengkapnyaTidak menutup kemungkinan tinggi gelombang saat puncak musim angin timuran bisa mencapai kisaran 4-6 meter.
Baca SelengkapnyaPara nelayan mengaku ikan semar tangkapannya semakin melimpah di tengah fenomena El Nino.
Baca Selengkapnya