Cuaca ekstrem, nelayan di Pantura diimbau tidak melaut 3 hari ke depan
Merdeka.com - Nelayan di area Pantura Jawa Tengah diimbau untuk tidak melaut selama tiga hari ke depan. Sebabnya, Stasiun Klimatologi Klas I BMKG Semarang menyatakan cuaca ekstrem dan hujan lebat mulai melanda sebagian besar wilayah Jawa Tengah
"Kami ingatkan bahwa tiga hari ke depan mayoritas wilayah di Jateng mengalami cuaca ekstrem karena munculnya tekanan udara rendah di bagian selatan Jawa sehingga membuat area belokan angin yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan," kata Tuban Wiyono, Kepala Stasiun Klimatologi Klas I BMKG Semarang, Senin (27/11).
Menurutnya, jika tetap melakukan aktivitas di laut potensi kerawanan terjadinya kecelakaan cukup tinggi.
-
Apa dampak cuaca ekstrem di Jateng? Dampak Cuaca Ekstrem Terjang Jateng, Sebabkan Longsor hingga Angin Kencang di Beberapa Tempat Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
-
Kapan cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Mengapa cuaca ekstrem terjadi di Jateng? Potensi cuaca ekstrem itu dipicu oleh pola belokan angin dan korvergensi yang terlihat dominan di wilayah Pulau Jawa termasuk Jateng, serta labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jawa Tengah.
-
Kapan cuaca panas ekstrem di Jawa Tengah? Akhir-akhir ini cuaca panas ekstrem melanda beberapa wilayah di Pulau Jawa. Cuaca ekstrem pula melanda Provinsi Jawa Tengah.
-
Kenapa BMKG meminta nelayan waspada? BMKG lantas meminta para nelayan yang mencari ikan agar waspada karena gelombang tinggi ini berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
-
Apa tanda alam yang diwaspadai Nelayan Bojonegara? Kemunculan angin jadi hal yang patut diwaspadai oleh nelayan di Bojonegara. Tiupan yang akan bertambah besar berisiko memunculkan puting beliung atau seret taun.Kemunculannya ditandai oleh mendung hitam mirip jantung pisang.
"Nelayan di pesisir Tegal sampai Rembang juga sebaiknya menghentikan aktivitas penangkapan ikan di perairan lepas hingga gelombang tinggi mereda. Sebab, cuaca ekstrem memang menyebabkan munculnya awan cumulonimbus atau awan CB. Ini yang patut diwaspadai," ungkap Tuban.
Untuk saat ini, ombak tinggi terpantau di sekitar Laut Jawa bagian tengah, perairan selatan Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Selain di laut, Tuban juga mengharapkan kewaspadaan pelaku usaha transportasi di jalan raya, kereta api dan bandar udara.
Ia menyatakan kondisi udara saat ini sangat tidak stabil lantaran terjadi aliran masa udara basah dari arah barat. Karenanya ia meminta kepada masyarakat meningkatkan kewaspadaan di daerah potensi genangan, banjir, banjir bandang, maupun tanah longsor di kawasan yang diperkirakan muncul hujan lebat.
Ia menyebut daerah-daerah yang dilanda cuaca ekstrem meliputi Ambarawa, Majenang, Wonosobo, Ungaran, Temanggung, Sragen, Semarang, Salatiga, Purworejo, Purwokerto, Purwodadi, Purbalingga, Pati. Selanjutnya Mungkid, Magelang, Kendal, Kebumen, Jepara, Demak, Cilacap, Boyolali, Blora, Batang, sampai Banjarnegara.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaPara nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini diambil untuk memastikan keselamatan pengguna jasa transportasi laut.
Baca SelengkapnyaBMKG mengungkapkan, bibit Badai Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia bagian Tenggara, Barat Daya Banten.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut pada malam hari.
Baca SelengkapnyaBMKG menyebut cuaca ekstrem dengan curah hujan ringan dan lebat hampir terjadi di seluruh wilayah Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi.
Baca SelengkapnyaNelayan Muara Angke saat ini menghadapi tantangan besar dengan adanya perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPara nelayan khawatir terjadi tabrakan dan tersesat karena kabut asap membuat jarak pandang sangat pendek.
Baca SelengkapnyaTidak menutup kemungkinan tinggi gelombang saat puncak musim angin timuran bisa mencapai kisaran 4-6 meter.
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca Selengkapnya