Cuaca Hambat Proses Evakuasi Jenazah Pratu Miftahul Arifin
Merdeka.com - Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Bambang Ismawan mengungkap proses evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin yang tewas dalam pertempuran dengan kelompok kriminal bersenjata di Nduga, Papua. Proses evakuasi masih mengalami kendala karena masalah cuaca.
"Sampai tadi siang belum bisa diambil karena memang pertama cuaca di sana tidak menentu, kadang satu hari hanya dua jam cerah, habis itu kabut," katanya di Monas, Jakarta, Senin (17/4).
Sementara helikopter untuk melakukan evakuasi tidak bisa langsung menuju tempat jenazah. Selain cuaca, medan tempat jenazah ditemukan tidak datar.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Di mana lokasi kecelakaan helikopter? Kecelakaan ini terjadi di hutan Dizmar, yang berada di antara kota Varzaqan dan Jolva di Provinsi Azerbaijan Timur.
-
Mengapa makam itu sulit ditemukan? Namun hingga saat ini, teori tersebut belum dapat diverifikasi.
-
Bagaimana helikopter jatuh? Dalam foto yang dirilis Press TV, helikopter berwarna biru itu terlihat jatuh menghantam gunung dan tergelincir dari gunung yang curam dan dipenuhi vegetasi.
-
Mengapa tidak ada kerangka manusia di dalam makam? Selain itu, menurut para ilmuwan, beberapa makam menjadi target perampokan sehingga tidak ada jasad manusia di dalamnya.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
"Untuk pengambilan jenazah helikopter kita kan tidak bisa langsung merapat, karena di samping cuaca medannya juga tidak datar, itu kendala utama," ujarnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono berduka cita atas gugurnya prajurit terbaik TNI Pratu Miftahul Arifin. Pratu Miftahul meninggal dunia saat bertempur melawan kelompok kriminal bersenjata di Nduga, Papua, dalam proses pencarian pilot Susi Air Capt Philips Mark Merthens.
"Panglima TNI turut berduka cita atas gugurnya prajurit terbaik TNI atas nama Pratu Miftahul Arifin yang gugur pada 15 April 2023 pukul 16.30 WIB," kata Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono saat jumpa pers, Minggu (16/4).
Julius memastikan, demi membela NKRI, TNI tidak pernah mundur sejengkalpun. TNI konsisten menjaga kedaulatan wilayah RI dan menjalankan misi terkait kondisi di Papua.
“Panglima TNI dengan tegas menyampaikan, untuk ambil tindakan jangan ragu-ragu,” tegas dia.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaJalur yang dilalui tim SAR untuk mengevakuasi jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi sangat berbahaya.
Baca SelengkapnyaEvakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan kondisi jalan kampung yang tidak memadai sehingga jenazah harus ditandu oleh warga untuk dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaHelikopter ditemukan dalam kondisi hancur. Tiga penumpang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDari pantauan tim SAR melaporkan kondisi helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi hangus terbakar.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghadapi kendala saat mengevakuasi korban pesawat kargo Smart Aviation di Hutan Kaltara.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berinisial HRF dilaporkan menjadi korban kecelakaan kerja setelah tertimpa ekskavator.
Baca SelengkapnyaTemuan tim PDFMI Afif Maulana meninggal karena luka yang diderita usai jatuh dari ketinggian.
Baca SelengkapnyaHelikopter tersebut jatuh di wilayah pegunungan dan medan yang berat sehingga menyulitkan proses penyelamatan.
Baca SelengkapnyaSulitnya evakuasi bukan hanya arena lokasi toren yang sulit dijangkau tapi juga kondisi jenazah yang sudah membengkak.
Baca SelengkapnyaPetugas Basarnas mengkonfirmasi kalau titik dugaan helikopter hilang tersebut berada di kawasan hutan.
Baca Selengkapnya