Cucu ditolak masuk SMPN 277 DKI, tukang sapu ancam lapor ke Ahok
Merdeka.com - Merasa pihak sekolah tak adil dengan cucunya, Seorang tukang sapu dari Dinas Kebersihan, Nenek Meti (55) mendatangi Kepala Sekolah SMP Negeri 277 Jakarta, Koja, Jakarta Utara, Senin (27/7).
Meti menyambangi SMPN 277 Jakarta, ketika tahu cucunya, Bela (12) dengan nem 24,30 tidak menjadi bagian dari penerimaan siswa baru di sekolah tersebut. Pasalnya dirinya yakin bahwa cucunya ini sudah mendaftar dan pantas menjadi salah satu siswa dari SMPN itu.
"Tadi saya sudah bertemu Kepala Sekolah SMP 277. Saya bilang cucu saya sudah daftar, tapi kata dia cucu saya belum lapor diri. Terus gimana nasib cucu saya?" kata Meti saat ditemui di depan SMPN 277, Jakarta Utara, Senin (27/7).
-
Kenapa pengusaha itu menyekolahkan anaknya di sekolah mahal? Terlebih, pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi masa depan anaknya.'Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, apalagi menyangkut pendidikan dan masa depan, achie ingin yang terbaik bagi boy dan coco,' tulis Hilman dalam keterangan videonya.
-
Kenapa anak sekolah menolak sekolah? Menolak bersekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kecemasan, kelelahan, hingga masalah sosial atau emosional seperti bullying.
-
Dimana sekolah Melani berada? Melani Kum, seorang siswi SMPN Tsinga juga punya cerita.
-
Apa yang Rektor Unika tolak? Namun permintaan itu ditolak. Rektor Unika menegaskan bahwa kampus harus menyuarakan kebenaran dan harus bersikap netral dalam politik.
-
Bagaimana cara Kemenhub merombak kurikulum sekolah kedinasan? Perombakan di sekolah kedinasan Kemenhub ini nantinya akan dimulai dari perubahan sistem rekrutmen peserta didik. Kemudian berikutnya cara mengajar, seperti menggunakan gaya bahasa kekinian sehingga mahasiswa berubah. 'Dosen, pengelola, dan mahasiswa akan dibuat semakin sibuk untuk tingkatkan sesuatu yang lebih produktif, lebih humanis dan itu masuk kurikulum,' kata Prof Wihana.
-
Bagaimana Bapak Joko bisa menyekolahkan anaknya? 'Ya suatu kebanggan bagi saya, memang dari dulu sebelum menikah, bahkan saya itu punya cita-cita nanti kalau sudah berkeluarga dan punya anak, yang saya utamakan memang segi pendidikan, walaupun bapaknya kondisinya kayak begini, yang penting anaknya bisa sekolah,' jelas Joko.
Meti menjelaskan, kedatangannya ini meminta kepastian dari kepala sekolah SMP tersebut. Dia berharap agar kepala sekolah bisa mengupayakan agar cucunya bisa belajar mengajar di sana.
"Kepala sekolahnya malah nyaranin saya masukan Bela ke swasta. Saya enggak mau. Nemnya Bela kan tinggi. Dia harusnya masuk negeri. Harusnya di sekolahan ini," tegasnya.
Meti yang bekerja sehari-hari menyapu jalanan sekitar jalan Yos Sudarso ini meminta pertanggung jawaban pihak sekolah. Menurutnya, ini murni kesalahan sekolah yang tidak memberikan arahan kepada calon siswa baru saat mendaftar.
"Saya minta pertanggung jawaban mereka. Kenapa mereka tak infokan ke kami kalau ada yang salah? Mereka mengakui kok kalau mereka salah. Mereka mau bantu kami, tapi untuk mencarikan sekolahan swasta untuk Bela. Duitnya sekolah nanti gimana?," paparnya.
Dirinya menjelaskan, pihak sekolah membantu untuk mencarikan Bela sekolah swasta yaitu di SMP Adven. "SMP itu bayarannya sekitar Rp 4 juta. Saya cuma tukang sapu. Mereka bilang biaya saya tanggung sendiri. Uang tukang sapu seberapa emang? saya biaya dari mana?" ucapnya dengan nada kesal.
Lanjutnya, Meti menuturkan, saat bertemu kepala sekolah, dirinya diberikan map yang berisi surat perjanjian agar tidak ada keterkaitan lagi dengan pihak sekolah usai pihak sekolah mencarikan Bela sekolahan swasta.
"Saya engga mau. Enak saja seperti itu. Cucu saya nemnya tinggi kok. Saya lapor ke Ahok atau Walikota dan anggota pemerintah lainnya saja kalau begini caranya. Rakyat kecil mau sekolah malah dipersulit. Gimana sih ini?," tutupnya. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang ayah mengadu hingga diberi solusi oleh politikus Dedi Mulyadi.
Baca SelengkapnyaRosmaida dinilai telah lalai saat mengambil keputusan untuk siswinya.
Baca SelengkapnyaPria ini mengaku sopir Kepala Dispendik dan mengaku bisa meloloskan siswa pada PPDB 2023. Orang tua sudah bayar puluhan juta tapi anaknya lolos PPDB.
Baca SelengkapnyaViral video sejumlah orang berpakaian ormas Pemuda pancasila (PP) mendatangi rumah seorang warga di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSejak kasus pelemparan kayu yang mengakibatkan kepala bocor, korban menyatakan tidak mau sekolah di tempatnya bersekolah dulu.
Baca SelengkapnyaSeorang orang tua mengaku pusing dengan alur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Garut, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaSang pejabat bahkan sudah membuatkan draf susunan kalimat yang diminta untuk dibacakan di hadapan awak media.
Baca SelengkapnyaKepsek membantah ada intervensi darinya soal keputusan tak menaikkan kelas siswi tersebut karena laporan orang tua MSF soal pungli.
Baca SelengkapnyaPlh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Ade Afriandi menjelaskan praktik ini dilakukan oleh pihak sekolah. Artinya, siswanya tidak tahu menahu.
Baca SelengkapnyaRena menegaskan, laporan itu dia dibuat agar pihak sekolah bertanggungjawab atas permasalahan yang terjadi.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui pasti alasan sopir truk itu kecewa kepada polisi. Kabarnya ungkapan kekecewan sopir truk itu terjadi di Polsek Tebo Tengah, Jambi.
Baca SelengkapnyaBerang putranya diintimidasi oleh salah satu orang tua murid, Andika Mahesa ajak duel di ring.
Baca Selengkapnya