Cuma gara-gara BAB di celana, balita dihajar ayahnya hingga tewas
Merdeka.com - Hanya gara-gara anaknya yang masih berusia 3,5 tahun bernama Rendi buang air besar di celana, emosi Manap (30) naik pitam. Dia nekat menganiaya anaknya itu hingga menyebabkan korban tewas.
Penganiayaan tersebut terjadi di rumahnya di Desa Cahya Bumi, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Sabtu (17/9) malam lalu. Sementara korban tewas saat perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah Kayuagung, OKI, Minggu (18/9) sore. Keesokan harinya, pelaku diringkus polisi.
Kapolres OKI AKBP Amazon Polamania menjelaskan, pelaku yang baru pulang ke rumah tak terima anaknya tersebut BAB di celana. Dia pun mengambil kayu berdiameter 30 sentimeter dengan panjang satu meter.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Apa yang membuat anak terluka? 'Sayangku, ibu minta maaf jika ucapan dan tindakan ibu sebelumnya membuat hatimu terluka. Ibu ingin kamu tahu bahwa ibu selalu mencintaimu tanpa syarat, dan ibu berjanji akan berusaha lebih baik lagi untuk memahami perasaanmu.'
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Mengapa anak balita suka memukul? Balita sering kali melakukan tindakan memukul sebagai cara untuk menguji batasan yang ada di sekitar mereka. Hal ini terjadi karena mereka masih dalam tahap perkembangan yang belum sepenuhnya memahami bahwa tindakan memukul merupakan perilaku yang tidak baik dan dapat menyakiti orang lain. Selain itu, kurangnya pengendalian diri pada usia ini juga berkontribusi terhadap perilaku tersebut, di mana mereka belum sepenuhnya mengerti konsekuensi dari tindakan mereka.
-
Bagaimana pria itu membunuh anak tirinya? 'Mereka cekcok sehingga tersangka SE ini menusuk SR dan anaknya menggunakan pisau sehingga anak tidak tertolong lagi,' kata Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto.
Lalu, dengan beringas pelaku memukul ke tubuh korban berkali-kali. Bahkan, saking kerasnya pukulan itu, kayu yang dipakai pelaku patah. Korban pun mengalami luka lebam di beberapa bagian di tubuhnya.
Keesokan harinya, kesehatan korban memburuk. Korban pun dibawa ibu tirinya berobat ke klinik dekat kampung mereka. Namun, dokter klinik menyatakan korban harus segera dirujuk ke rumah sakit lantaran kondisi lukanya terbilang parah. Sayang nyawa korban tak bisa diselamatkan dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Korban mengalami luka lebam di kepala, tangan, kaki dan badan. Korban meninggal sehari setelah penganiayaan oleh ayah kandungnya sendiri," ungkap Amazon saat dihubungi merdeka.com, Jumat (23/9).
Penangkapan pelaku, kata Amazon, berkat laporan warga yang mengetahui penganiayaan. Setelah diselidiki, laporan itu benar adanya dan pelaku mengakui perbuatannya.
"Sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Motifnya hanya karena kesal anaknya yang masih balita itu BAB di celana," ujarnya.
Saat penangkapan, sambung dia, petugas menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya kayu yang sudah patah dua yang digunakan tersangka menganiaya korban.
"Kayunya cukup besar, panjangnya satu meter, besarnya kira-kira berdiameter 30 centimeter. Kayunya sudah patah saat memukul korban," tukasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban diketahui telah tinggal bersama menantunya itu sejak tiga bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara dicekik pelaku hingga meninggal dunia dan jasadnya langsung dibuang ke sawah yang ada di sekitar rumah tinggal pelaku dan korban.
Baca SelengkapnyaTersangka FO sempat membantah dan mengaku jika dirinya tidak melakukan penikaman terhadap korban CR.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi saat korban dan ibunya tidur di kamar rumahnya, Selasa (19/11) dini hari
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan di Kampung Ciketing, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaPelaku kini telah mendekam di balik jeruji guna mempertanggung jawabkan perbuatan kejinya
Baca SelengkapnyaKapolsek menjelaskan, awalnya warga mengira korban hanya terluka di bagian kaki karena banyak darah mengalir.
Baca SelengkapnyaAyah di Muara Baru Banting Anaknya di Tengah Keramaian hingga Meninggal
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda berinisial PL (20), ditangkap polisi karena menyiram air keras ke temannya sendiri, AA (26), hingga tewas.
Baca SelengkapnyaPelaku menyerahkan diri ke kantor polisi karena merasa bersalah membunuh sahabatnya.
Baca SelengkapnyaTrigger Warning! Peristiwa berikut mengandung konten sensitif yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaMotif melakukan kekerasan alasannya karena untuk menghukum korban. Namun dijelaskan apa kesalahan korban hingga dianiaya begitu sadis.
Baca Selengkapnya