Cuma Menonton Perawat Dianiaya, Sekuriti RS Siloam Dikabarkan telah Diganti
Merdeka.com - Selain di-bully warganet, sekuriti Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang yang ada dalam video penganiayaan perawat oleh ayah pasien dikabarkan telah diganti. Sekuriti itu dinilai tidak melakukan upaya apapun kecuali hanya menjadi penonton saat kekerasan itu terjadi.
Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumatera Selatan Subhan Haikal mengungkapkan, informasi yang diterima dari manajemen rumah sakit, sekuriti itu dikembalikan ke perusahaannya selaku pihak ketiga yang bekerja sama. Diketahui, RS Siloam memakai sistem kerja sama dengan pihak vendor penyedia jasa pengamanan.
"Setahu saya habis kejadian sekuriti yang ada dalam video itu langsung diganti atau dikembalikan ke pihak ketiga," ungkap Subhan, Kamis (22/4).
-
Siapa yang diserang di rumah sakit? Serangan mematikan terhadap rumah sakit itu menewaskan empat orang termasuk seorang anak dan 32 orang lainnya luka-luka serta menghancurkan keseluruhan bangunan rumah sakit menyisakan puing-puing dan kemungkinan korban tertimpa runtuhan.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang dianggap bertanggung jawab ketika seorang saksi perundungan bersikap pasif? Ada anggapan bahwa tidak ikut campur dalam situasi perundungan dianggap aman atau tidak menambah masalah, bahkan beberapa orang merasa bahwa bukan tugas mereka untuk bertindak atau membantu.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Dalam video itu nampak sejumlah petugas keamanan yang tak berbuat banyak saat penganiayaan terjadi. Alhasil, mereka menjadi bulan-bulanan warganet karena dianggap tak melindungi perawat dan hanya menjadi penonton.
"Berapa banyak jumlahnya saya tidak tahu, tapi di video itu ada dua orang, katanya sudah diganti semua," kata dia.
Hanya saja, Subhan tidak mengetahui secara detail alasan sekuriti tersebut tidak memberikan perlindungan kepada perawat yang dianiaya ayah pasien. Menurut dia, pihaknya hanya fokus menangani anggotanya yang menjadi korban dan mengawal kasus hukumnya.
"Tidak tahu soal itu, tidak sampai kesana kewenangan kami," ujarnya.
Diketahui, perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang Christina Ramauli (28) dianiaya ayah pasien Jason Tjakrawinata (38). Jason sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Merdeka.com sudah berusaha mengkonfirmasi kabar mengenai sekuriti tersebut ke Direktur RS Siloam Sriwijaya Bona fernando melalui sambungan telepon. Namun hingga berita ini tayang, Bona belum merespons panggilan telepon.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat dianiaya korban sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaKeduanya tampak bersitegang dan langsung mengundang perhatian publik. Beruntung ASN dan satpam tersebut tak sampai terlibat perkelahian hebat.
Baca SelengkapnyaViral keluarga pasien mengamuk kepada petugas kesehatan
Baca SelengkapnyaKepala Puskesmas Kampili, Imran membenarkan video tersebut dan terjadi Minggu (5/11).
Baca SelengkapnyaPerawat tersebut sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaDua sekuriti rumah sakit merampas handphone wartawan
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan itu terekam dalam video warga dan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaSupriansa menyebut kasus tewasnya Bayu Adhitiyawan sangat janggal.
Baca SelengkapnyaSaat bertugas, korban menegur seseorang yang mengendarai sepeda motor tak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaKorban harus menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami luka cukup parah.
Baca SelengkapnyaKeluarga berharap upaya mereka mencari keadilan akan membuahkan hasil manis.
Baca Selengkapnya