Cuma nunggu di peron Kampung rambutan, ditarik duit Rp 1.000
Merdeka.com - Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur ketika musim mudik lebaran ini menjadi salah satu tujuan utama para pemudik untuk memperoleh transportasi umum angkutan darat. Ribuan pemudik pun tumpah ruah memadati terminal tersebut.
Namun ada pemandangan yang mengusik. Pantauan merdeka.com, Sabtu (2/8), para penumpang yang hendak memasuki area ruang tunggu harus membayar uang retribusi sebesar Rp 1.000 kepada petugas berseragam Dinas Perhubungan (Dishub).
Ketika akan memasuki ruang tunggu tersebut, memang terdapat plang imbauan agar membayar uang retribusi. Namun, pada tulisan harga, nominalnya ditutup oleh lakban berwarna putih.
-
Siapa yang datang ke Terminal Tirtonadi dengan bus mudik gratis? Pada hari itu juga, Terminal Tirtonadi Semarang kedatangan 65 unit bus mudik bus gratis dengan total penumpang mencapai 2.800 orang.
-
Siapa yang ikut mudik gratis? Tempo Scan kembali menyelenggarakan mudik gratis bagi para karyawan dan karyawati mitra usaha yang berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya.
-
Kapan masyarakat harus punya tiket mudik? Karena itu, sebisa mungkin masyarakat sudah memiliki tiket pada H-1.
-
Bagaimana penumpang di bantu ke gate? Untuk membantu para pelancong, beberapa bandara telah memasang rambu-rambu elektronik yang memberikan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai gate atau mengetahui waktu kedatangan.
-
Siapa yang kemungkinan menggunakan stasiun persinggahan? 'Kami mempunyai pemukiman Romawi yang bagus dan terletak di Ermin Street, jalan antara Roman Cirencester dan Gloucester,' jelas Thompson, dikutip dari BBC.'Kami pikir pemukiman kami digunakan untuk membantu orang-orang yang bepergian di sepanjang jalan dan mungkin ada hubungannya dengan kuda.'
-
Siapa yang mudik? Tahun ini, diprediksi 123 juta orang akan melakukan perjalanan mudik.
Selain itu, keanehan lainnya, pembayaran juga tidak melalui loket resmi malah diserahkan langsung kepada petugas Dishub. Bahkan tidak ada bukti pembayaran semacam tiket.
Menanggapi hal itu, Komandan Regu 1 Terminal Kampung Rambutan, Sugiyono tak menampik adanya pembayaran retribusi tersebut. Namun, dia beralasan bahwa hal itu sudah sesuai Perda yang berlaku.
"Itu uang retribusi peron sebesar Rp 1.000. Dulunya Rp 200 terus dinaikan jadi Rp 1.000, itu ikutin Perda saja. Itu uangnya masuk ke negara kok," kata Sugiyono kepada merdeka.com.
Sugiyono menambahkan, pembayaran uang retribusi itu hanya diwajibkan para yang akan pergi ke luar kota. "Dalam kota tidak harus bayar. Yang bayar itu yang masuk peron kepergian antar kota," jelasnya.
Terkait adanya tulisan nominal harga pembayaran retribusi yang tertutup, dengan santai Sugiyono menyebut, bahwa hal itu dengan diperbaiki. "Ya mungkin nanti diubah," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu menanggapi keluhan Kodir membuka jasa parkir motor untuk para pengguna kereta api yang naik dari Stasiun Cakung
Baca SelengkapnyaSebuah rekaman video memperlihatkan sopir bus menjadi korban pungutan liar (pungli) di kawasan Thamrin City.
Baca SelengkapnyaPemilik tanah biasanya akan merekrut seorang juru parkir untuk dipekerjakan dalam usahanya.
Baca SelengkapnyaBeroperasinya LRT Jabodebek membuka peluang bagi masyakarat sekitar menyediakan kantong-kantong parkir dengan tarif yang variatif.
Baca SelengkapnyaPihak Manajemen LRT Jabodebek mengucapkan terima kasih atas antusiasme masyarakat yang mengikuti kegiatan masa uji coba LRT Jabodebek.
Baca Selengkapnya'Saya suami istri, dimintai ongkos Rp500.000 buat berdua. Padahal biasanya cuma Rp100.000."
Baca SelengkapnyaHingga akhir Juli 2023, KAI Daop 1 Jakarta mencatat 58 temuan penumpang turun di stasiun dengan kelebihan relasi, atau lebih jauh dari yang mereka pesan.
Baca SelengkapnyaSelain air minum, pengguna juga boleh mengonsumsi buah kurma.
Baca Selengkapnya