Curah Hujan Tinggi Pada 5-10 Januari, Tak Se-ekstrem Dibandingkan Tahun Baru
Merdeka.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tetap waspada sebab potensi cuaca ekstrem masih akan terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Hasil analisa atmosfer terkini menunjukkan potensi hujan lebat masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia sepekan ke depan.
"Kondisi tersebut dikarenakan pola tekanan rendah di Belahan Bumi Utara (BBU) dan meningkatnya pola Tekanan Rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia yang dapat menyebabkan penambahan massa udara basah di wilayah Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi, R Mulyono R Prabowo, dalam rilis yang diterima merdeka.com, Senin (6/1).
Selain itu, potensi hujan lebat juga dikarenakan meningkatnya pola tekanan rendah di BBS (sekitar Australia) dapat membentuk pola konvergensi (pertemuan massa udara) dan belokan angin menjadi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator.
-
Bagaimana hujan tak menentu terjadi di Indonesia? Semua faktor ini menyebabkan cuaca menjadi tidak menentu, dengan perubahan ekstrem dari panas yang menyengat hingga hujan deras dalam waktu singkat.
-
Bagaimana BMKG menjelaskan cuaca panas di Jawa-Nusa Tenggara? Mengutip dari Instagram InfoBMKG, menjelaskan beberapa hal mengapa kondisi cuaca yang panas kembali terjadi. Padahal semestinya musim hujan.
-
Bagaimana angin Australia mempengaruhi suhu di Indonesia? Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari Benua Australia. Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin.
-
Kapan cuaca di Indonesia ekstrem? Cuaca belakangan ini di Indonesia seperti sedang bergejolak, kadang panas menyengat, kadang hujan deras disertai angin kencang.
-
Kapan BMKG memprediksikan hujan akan turun di Jawa-Nusa Tenggara? BMKG menjelaskan pola tekanan rendah di laut China Selatan itu akan berlangsung hingga 3-4 hari ke depan. Namun trennya akan cenderung menurun. Sehingga akan terjadi potensi peningkatan curah hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara mulai 23 Desember 2023.
-
Kenapa suhu di Indonesia meningkat? Dan di beberapa waktu terakhir ini, suhu udara maksimum di Indonesia berada dalam kisaran 34-36 derajat Celcius. Hal ini menunjukkan bahwa suhu udara di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
"Sementara itu berdasarkan model prediksi, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) fase basah diprediksikan mulai aktif di sekitar wilayah Indonesia selama periode sepekan ke depan, kondisi ini tentunya dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan di wilayah Indonesia," katanya.
Lalu apakah curah hujan akan akan sama seperti malam pergantian Tahun Baru lalu?
"Menurut saya lebih rendah. Signalnya tidak sebesar malam pergantian tahun baru kemarin. Tapi kategori hujannya masih sedang dan sangat lebat," kata Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca, Agie Wandala Putra, saat dihubungi merdeka.com, Senin (6/1).
BMKG melihat distribusi hujan saat ini terjadi secara merata. Sehingga masyarakat tetap harus meningkatkan kewaspadaan.
Jika melihat periodenya dalam hitungan lima hari, curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat itu akan mengguyur Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulsel, Bali dan NTB-NTT.
"Tapi mendekati akhir pada tanggal 9-10 itu akan bergeser ke pesisir Sumatera," jelas Agie.
Saat ini, katanya, BMKG terus memonitor perubahan-perubahan cuaca. Mengingat Indonesia juga sedang terkena Intertropical Convergence Zone dari Australia.
"Makanya kita pantau terus," jelasnya.
Berikut wilayah dengan potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada periode 05-08 Januari 2020 :- Aceh- Sumatera Utara- Sumatera Barat- Riau- Kepulauan Riau- Jambi- Bengkulu- Bangka Belitung- Sumatera Selatan- Lampung- Banten- DKI Jakarta- Jawa Barat- Jawa Tengah- DI Yogyakarta- Jawa Timur- Bali- NTB- NTT- Kalimantan Barat- Kalimantan Tengah- Kalimantan Utara- Kalimantan Timur- Kalimantan Selatan- Gorontalo- Sulawesi Utara- Sulawesi Tengah- Sulawesi Tenggara- Sulawesi Selatan- Maluku- Maluku Utara- Papua Barat- Papua
Periode 09-12 Januari 2020 :- Aceh- Sumatera Utara- Sumatera Barat- Riau- Kepulauan Riau- Jambi- Bengkulu- Bangka Belitung- Sumatera Selatan- Lampung- Banten- DKI Jakarta- Jawa Barat- Jawa Tengah- DI Yogyakarta- Jawa Timur- NTT- Kalimantan Barat- Kalimantan Tengah- Kalimantan Utara- Kalimantan Timur- Kalimantan Selatan- Gorontalo- Sulawesi Utara- Sulawesi Tengah- Sulawesi Barat- Sulawesi Selatan- Sulawesi Tenggara- Maluku- Maluku Utara- Papua Barat- Papua
Selain hujan lebat, potensi ketinggian gelombang laut di wilayah Indonesia diperkirakan lebih dari 2,5 meter. Berikut wilayahnya:
- Laut Natuna Utara- Laut Jawa Bagian Timur- Perairan Utara Kep.Anambas - Kep.Natuna- Perairan Selatan Jawa Barat Hingga Sumba- Selat Bali - Selat Lombok - Selat Alas Bag.Selatan- Perairan P. Sawu - Rote- Samudra Hindia Selatan Jawa Hingga Ntt- Laut Banda- Perairan Kep. Kai - Aru- Laut Sulawesi Bagian Timur- Perairan Kep.Sangihe - Kep.Talaud- Laut Maluku Bagian Utara- Perairan Halmahera Bagian Utara- Perairan P.Morotai- Perairan Timur P.Halmahera- Laut Halmahera- Perairan Utara Papua Barat Hingga Papua- Samudra Pasifik Utara Halmahera Hingga Papua
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin. Selain itu, kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diimbau agar selalu waspada," jelasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah penjelasan lengkap BMKG tentang cuaca hujan belum mereta di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBMKG keluarkan peringatan dini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejumlah wilayah di Indonesia
Baca SelengkapnyaPenyebab suhu panas melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya pada siang tadi.
Baca SelengkapnyaCuaca Panas Bikin Suhu Udara Terasa Makin Gerah, BMKG Ungkap Penyebab Utamanya
Baca SelengkapnyaDengan demikian, awal musim hujan secara bertahap akan dimulai awal November 2023. Mengapa tidak serentak?
Baca SelengkapnyaSuhu udara maksimum tertinggi di Indonesia selama sepekan terakhir tercatat terjadi di Palu 37,8°C pada 23 April lalu.
Baca SelengkapnyaSaat ini hujan masuk secara gradual ke wilayah Indonesia yang terjadi karena La Nina sudah mulai aktif kembali alam kategori lemah.
Baca SelengkapnyaSebagian kecil wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan sejak Agustus 2024, sementara sebagian besar wilayah lainnya antara September hingga November 2024.
Baca SelengkapnyaBenarkah fenomena Aphelion menyebabkan suhu bumi lebih dingin? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPada periode puncak musim hujan November – Desember 2024 diprakirakan terjadi yang antaranya di Sumatera, Pulau Jawa pesisir selatan, dan Kalimantan.
Baca SelengkapnyaBeberapa negara di Asia seperti Thailand dan Filipina mengalami suhu panas ekstrem
Baca SelengkapnyaPeneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy Hermawan mengatakan, saat ini tiga siklon tropis telah menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Baca Selengkapnya