Curhat Pemilik Kedai Ramen di Garut, Tak Ada Pembeli karena Akses Jalan Disekat
Merdeka.com - Seorang pemilik kedai ramen di Kabupaten Garut, mencurahkan isi hatinya di sebuah spanduk sambil mengumumkan tempatnya tutup. Aksi itu dilakukannya karena merasa pemerintah tidak membantunya.
Sang pemilik kedai ramen, Rizka Rahman Sidiq (32) menyebut bahwa selama pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, pemerintah memang tidak menutup tempat usahanya. "Tapi walau tidak menutup tempat usaha, akses ke tempat kami disekat. Jadi siapa yang akan beli?" sebutnya, Kamis (15/7).
Atas alasan tersebut, ia kemudian curhat di sebuah spanduk sepanjang 1x4 meter yang isinya 'Kami terpaksa tutup, karena kebijakan pemerintah dan kami tidak dibiayai pemerintah'.
-
Bagaimana pemilik restoran bereaksi? Mengetahui videonya ramai disorot, pemilik restoran yang bernama Railway Tuan Cafe tersebut kembali bereaksi.
-
Apa yang dilakukan pemilik restoran? 'Kami hanya menerima manusia dan hewan. Meskipun hanya kucing dan anjing sekalipun,' ujar pemilik toko.
-
Siapa mantan vokalis yang buka usaha ramen? Membuka usaha ramen kini dipilih oleh salah seorang mantan vokalis band asal Bandung, Jawa Barat, Donny Supriyadi.
-
Kenapa pemilik restoran Thailand melapor ke polisi? Pemilik restoran tersebut merasa terganggu karena Alexander sering melewati jalanan restoran tanpa menjadi pelanggan, sehingga mereka meminta Alexander untuk menggunakan jalanan umum. Konfrontasi antara pemilik restoran dan Alexander berujung pada perdebatan sengit. Setelah perdebatan itu, pemilik restoran menyadari bahwa peringkat bisnisnya di Google menurun drastis dari 4,8/5 menjadi 3,1/5 karena adanya ulasan bintang 1 yang diduga palsu. Mereka curiga bahwa Alexander adalah dalang di balik kampanye pencemaran nama baik online tersebut, sehingga melaporkannya.
-
Bagaimana Bhabinkamtibmas mengungkapkan kekecewaannya? 'Saya ngga mengerti apa syarat dari kriteria khusus,' lanjutnya.
-
Apa nama usaha ramen Donny? Bersama brand Ramen Mastato miliknya, Donny kemudian menceritakan pengalaman saat membuka usaha kuliner di kota kembang.
Namun beberapa jam setelah dipasang, rupanya ia mendapat panggilan dari lurah setempat dan memintanya untuk menurunkan.
"Petugas meminta spanduk itu diturunkan karena ditakutkan spanduk itu memprovokasi dan meresahkan. Saya jelaskan itu bukan untuk ke sana, hanya curhat kami terpaksa tutup karena kebijakan pemerintah, karena akses ke tempat kita ditutup. Akhirnya spanduk saya turunkan. Saya juga enggak mau berlawanan," jelasnya.
Selama PPKM darurat ini, Rizka mengaku terpaksa merotasi pegawai. Kalau biasanya mempekerjakan 14 orang, sejak PPKM darurat hanya 2 orang saja per hari dengan cara rotasi karena hanya melayani take away.
Di pekan pertama PPKM darurat, usahanya masih bisa bertahan walau keuntungan hanya cukup untuk menggaji upah harian pegawai. "Ke sininya malah minus, karena sepi pembeli. Pembelian online juga banyak dibatalkan pengemudi online, alasannya harus putar jauh karena jalanannya disekat. Bagi pembeli, biayanya jadi lebih mahal jadinya batal beli," ungkapnya.
Karena kondisi tersebut, ia pun sejak Rabu (14/7) memilih menutup kedainya daripada merugi. Dan sejak pandemi, pihaknya mengaku belum pernah sekali pun menerima bantuan dari pemerintah.
"Saya sebetulnya pasti akan mengikuti aturan pemerintah, tapi tolong bantu kami. Kalau seperti ini, kita bingung, harus take away tapi akses ditutup. Bantu aksesnya harusnya. Kita juga enggak pernah ngeyel selama ini. Kita terus ikuti aturan, tapi ya kasih solusi biar kita juga bisa berusaha. Yang merasakan seperti ini mungkin bukan hanya saya," tutup Rizka.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pedagang nasi goreng itu hanya bisa termenung melihat penjual lain yang dagangannya lebih ramai.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang kecil ngamuk saat dapat surat pajak dari pemerintah sementara dagangannya sepi.
Baca SelengkapnyaPedagang membongkar paksa pagar penutup perlintasan sebidang kereta api. Aksi itu mereka lakukan, karena penutupan akses membuat Pasar Rangkasbitung sepi.
Baca SelengkapnyaPengamen di Medan ini mengeluarkan pisau lalu menusuk bagian ban depan mobil.
Baca SelengkapnyaSetidaknya tiga rumah warga yang berada di Desa Cangkuang, Salamnunggal, dan Kandangmukti mengalami kerusakan akibat aksi tersebut
Baca SelengkapnyaBegini kisah pilu seorang kakek pemulung yang hanya mampu beli makan nasi dan air putih sehari.
Baca SelengkapnyaMomen haru penjual cilok saat diberi uang lebih oleh pembeli.
Baca SelengkapnyaOmzet pedagang beras di sejumlah pasar di Garut, Jawa Barat, diketahui mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Baca Selengkapnya