Curhat pilot helikopter evakuasi korban Sukhoi
Merdeka.com - Sulitnya medan tidak hanya dialami tim dari darat, tim udara yang ikut membantu evakuasi juga mengalami banyak kendala. Di antaranya arah udara yang tidak menentu dan dikelilingi tebing-tebing sehingga menyulitkan sang pilot menyeimbangkan helikopter.
"Udaranya tidak bisa ditebak, kadang dari belakang dan udara. Itu pun udaranya suka membentur dinding tebing dan menghempaskannya kembali," ujar anggota Basarnas Letnan Satu Udara, Kadek di Posko Pasir Pogor, Desa Cipelang, Cijeruk, Bogor, Senin (14/5).
Arus udara yang tidak menentu itu sangat riskan bagi pilot beserta tim yang ikut dalam evakuasi puing ataupun jenazah korban Sukhoi Superjet 100 dari lokasi kecelakaan. Terlebih, mereka berperan penting dalam usaha penyelamatan korban dari udara.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Kenapa teka-teki Sumut sulit? Teka-teki sulit dan menjebak bisa dijadikan permainan menyenangkan saat di tongkrongan.
-
Siapa yang mengalami trauma berat? Dua anak Aiptu FN mengalami trauma berat dan harus mendapat pendampingan karena selalu teringat peristiwa perampasan mobil ayahnya oleh 12 debt collector.
Tugas para pilot ini tidak hanya mengevakuasi kantong jenasah atau benda-benda yang ditemukan tim pencari. Mereka juga bertugas mengantarkan logistik yang diperlukan oleh tim yang berada di lokasi kecelakaan.
"Kita bawa logistik dari Halim dan didrop di atas (lokasi kecelakaan). Isinya bisa biskuit, nasi bungkus, air mineral, macam-macam," ungkap dia.
Di samping itu, Kadek mengatakan kesulitan lainnya terjadi ketika mereka mencari posisi yang tepat saat medekati lokasi kecelakaan. Para pilot tidak dapat melihat posisi tim SAR gabungan yang berada di bawah akibat tertutup lebatnya hutan.
"Saya hanya bisa pelan-pelan dan menunggu koordinasi dari bawah," tandasnya.
Meski demikian, pengalaman bertugas sebagai tim penyelamat kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 bukan yang pertama. "Saya sempat ikut dalam evakuasi kecelakaan pesawat latih Cesna (212)," kenang dia. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seminggu ini pihaknya sudah melakukan proses evakuasi. Tetapi baru serpihan pesawat yang didapat.
Baca SelengkapnyaSebelum peristiwa itu, kru helikopter bernama Oktraman Menderosap atau Oki rupanya memiliki firasat buruk.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaHelikopter terjatuh di kawasan tebing di daerah Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Jumat (19/7) sekitar pukul 14.45 WITA.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghadapi kendala saat mengevakuasi korban pesawat kargo Smart Aviation di Hutan Kaltara.
Baca SelengkapnyaBangkai dua pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, dipotong-potong menjadi bagian lebih kecil untuk memudahkan proses evakuasi.
Baca SelengkapnyaHelikopter Caracal juga mengirim tim medis sebanyak enam orang dari Posko Penanggulangan Bencana Andi Jema menuju Desa Rante Lajang
Baca SelengkapnyaSaat sudah hampir sampai ke rumah, pasien meninggal dunia dan membuat keluarga yang ada di dalam mobil histeris.
Baca SelengkapnyaSebelum terjatuh, helikopter tersebut terbang rendah di atas rumah warga.
Baca SelengkapnyaDua pesawat Super Tucano yang dikendarai empat prajurit TNI AU tersebut sempat hilang kontak sekitar pukul 11 siang.
Baca SelengkapnyaTernyata, inilah yang terjadi pada kru ambulans jika ada panggilan darurat untuk menjemput pasien.
Baca SelengkapnyaSaking tebal dan pekatnya awan jarak antar pesawat juga tak terlihat.
Baca Selengkapnya