Curi gabah, 3 siswa SMP di Klaten dicukur gundul
Merdeka.com - Aksi pencurian dilakukan oleh 3 siswa salah satu SMP swasta di Klaten. Tiga anak yang masih di bawah umur itu masing-masing bernama TBS kelas 8, MAA dan WRS yang masih duduk di kelas 7. Ketiga siswa tersebut berasal dari desa yang sama, yakni Dukuh Tegalcucukan dan Dukuh Margorejo, Desa Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, Klaten.
Kapolsek Manisrenggo AKP Kanang A membenarkan kejadian tersebut. Ketiga pelajar tersebut tertangkap warga saat mencuri gabah hasil panen orangtua salah satu siswa. Namun kasus tersebut berhasil diselesaikan melalui jalan damai.
"Peristiwanya terjadi hari ini, sekitar pukul 8.00 WIB. Bhabinkamtibmas Desa Nangsri, Brigadir Roni menyelesaikan masalah pencurian gabah yang dilakukan oleh anak di bawah umur tersebut di balai desa," ujar Kanang, Senin (20/2).
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Kapolsek mengemukakan, peristiwa memalukan tersebut berawal saat TBS mengajak kedua temannya mencuri gabah milik orangtuanya sendiri. Gabah hasil curian dibawa dan dijual ke penggilingan di kawasan Joho Prambanan.
Namun aksi tersebut tercium warga. Mereka pun segera mendatangi lokasi pencurian dan menangkap ketiga pelaku. Karena kesal dengan ulah ketiga pelajar yang sering membikin resah itu, warga membawa ketiganya dan gabah hasil curian ke balai desa setempat.
Kapolsek menambahkan, petugas berhasil melakukan mediasi antara pelaku, orangtua dan perangkat desa. Sehingga warga pun urung melampiaskan kekesalannya. Ketiga siswa akuirnya diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya, dengan disaksikan ketua RT dan RW serta perangkat desa.
"Sebagai efek jera, atas permintaan warga, ketiganya dicukur gundul. Karena perilaku 3 orang anak tersebut sering melakukan pencurian di Desa Nangsri. Kami juga menasihati mereka agar tidak mengulangi perbuatannya," tutup Kapolsek.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa ini terjadi saat ketiga anak yang berstatus pelajar SMP ini mengunjungi rumah salah satu temannya di Saptosari
Baca SelengkapnyaPara pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra.
Baca SelengkapnyaKetiga pelajar itu hilang berpencar saat berada di perbukitan turut Desa Somosari, Kecamatan Batealit dipicu habis konsumsi kecubung.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaWali murid protes rambut anaknya digunduli guru gara-gara tak pakai ciput.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dari dua SMA ini memang sudah berjanjian untuk tawuran
Baca SelengkapnyaSaat kejadian satpam sedang melakukan penjagaan sambil memperbaiki toilet.
Baca SelengkapnyaPelaku sudah tidak bisa mengelak saat ditangkap petugas.
Baca SelengkapnyaKedua kelompok pelajar sepakat melakukan tawuran di Kampung Kukun, Kelurahan Jayabakti, Kecamatan Cabangbungin.
Baca SelengkapnyaParah! Dua pelaku begal di Cikarang Barat mengaku baru lulus SD. Pengakuan keduanya terungkap usai diamankan warga setelah melancarkan aksi perampasan.
Baca SelengkapnyaTiga orang pemuda diamankan polisi setelah mencuri besi keranda ambulans di Jakbar
Baca SelengkapnyaSejumlah pelajar di Kabupaten Langkat melakukan aksi kriminal di jalanan yang membahayakan pengendara lain.
Baca Selengkapnya