Dakwah kultural ala Cak Nun yang kadang bikin kontroversi
Merdeka.com - Sosok Emha Ainun Nadjib, atau yang lebih dikenal sebagai Cak Nun kemarin kembali menjadi sorotan. Video Cak Nun beredar sedang melantunkan salawat nabi, namun menggunakan nada lagu 'Malam Kudus', yang biasa dinyanyikan oleh umat Kristiani saat perayaan Natal.
Video yang diunggah oleh akun Koepoe ungu di Youtube tersebut cuma berdurasi 1 menit 23 detik. Sejak tayang, belum banyak yang menontonnya. Pada Jumat (25/12) pukul 10.35 WIB, video tersebut baru dilihat sebanyak 659 kali. Namun hari ini, Sabtu (26/12), video tersebut sudah dilihat 31 ribu kali.
Emha Ainun Nadjib atau yang lebih akrab dengan panggilan Cak Nun merupakan budayawan dan intelektual muslim asal Jombang, Jawa Timur. Anak keempat dari 15 bersaudara ini pernah menjalani pendidikan di Pondok Modern Gontor-Ponorogo dan menamatkan pendidikannya di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta. Namun pendidikan formalnya di UGM, tepatnya di Fakultas Ekonomi, hanya mampu Cak Nun selesaikan 1 semester saja.
-
Kenapa banyak netizen yang takjub dengan video tersebut? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media. Banyak netizen yang takjub dengan imajinasi Jakarta menjadi kota futuristik.
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Siapa yang mengunggah video itu? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @rodopapat memperlihatkan seorang driver ojol yang sedang bekerja membawa penumpang berbadan besar.
-
Apa isi video yang viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet.'YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud,' tulisnya di awal video yang diunggahnya. Rupanya selama 14 tahun ini, ia telah menuntun suaminya sedikit demi sedikit untuk kembali ke Tuhannya.
Sebelum menikah dengan artis Novia Kolopaking, Cak Nun pernah menikah dan dikaruniai seorang anak yang merupakan vokalis dari grup band Letto, Noe. Sedangkan dari pernikahannya dengan Novia, Cak Nun dikaruniai empat anak.
Pada bulan Maret 2011, Cak Nun memperoleh Penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata saat itu, Jero Wacik, Penghargaan Satyalancana Kebudayaan diberikan kepada seseorang yang memiliki jasa besar di bidang kebudayaan dan mampu melestarikan kebudayaan daerah atau nasional serta hasil karyanya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Cak Nun belajar sastra pada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius, dengan merantau di Malioboro, Yogyakarta antara tahun 1970-1975. Ia pun gemar menekuni beberapa pementasan teater yang berhasil digelarnya. Cak Nun juga pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, AS (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).
Selain teater, Cak Nun juga adalah seorang penulis buku dan aktif di kelompok musik arahannya, Musik Kiai Kanjeng, yang selalu membawakan lagu-lagu salawat nabi dan syair-syair religius yang bertema dakwah. Selain itu, Cak Nun rutin menjadi narasumber pengajian bulanan dengan komunitas Masyarakat Padang Bulan di berbagai daerah.
Dakwah kultural di lapisan masyarakat dinilai budayawan Emha Ainun Nadjib atau yang akrab dipanggil Cak Nun adalah hal yang sangat penting. Pasalnya, masyarakat membutuhkan dakwah kultural tersebut sebagai upaya menggali nilai kebudayaan bangsa yang berguna untuk penyaring derasnya arus industrialisasi.
"Dakwah kultural dibutuhkan terutama di desa-desa, kebudayaan harus diapresiasi," katanya saat memimpin grup musiknya, Kiai Kanjeng, menyampaikan pengajian akbar di Kampus II Universitas Muhammadiyah Magelang, di Magelang beberapa waktu silam.
Ia mengatakan, kekayaan dan keragaman kebudayaan Indonesia harus terus menerus dilestarikan dan dikembangkan oleh berbagai kalangan masyarakat.
"Masyarakat harus bangga dengan budaya bangsa, jangan lupakan kebudayaan. Kalau masyarakat tidak mengurusi kebudayaan, akan diisi oleh gencarnya industri," katanya.
Cak Nun juga menambahkan bahwa masyarakat harus secara sungguh-sungguh mengerahkan kemampuan untuk berbagai upaya pelestarian budaya bangsa. "Indonesia dengan keragaman budaya bisa menjadi pemimpin dunia pada masa mendatang," katanya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya Polres Blitar sudah melakukan pemeriksaan kepada Gus Samsudin terkait konten tukar pasangan dalam video viral yang menyeret namanya
Baca SelengkapnyaKonten video "boleh bertukar pasangan suami istri" mengantarkan Samsudin alias Gus Samsudin ke penjara.
Baca SelengkapnyaMomen pernikahan di pondok pesantren viral di media sosial. Beri seserahan 130 bungkus.
Baca SelengkapnyaDalam video tersebut terlihat jemaah laki-laki dan perempuan. Ada seorang diduga gurunya memegang tubuh jemaah perempuan
Baca SelengkapnyaPendapatan tersebut diperoleh dari seluruh konten yang diproduksi Gus Samsudin.
Baca SelengkapnyaIa menyebut, konten yang dibuat diharapkan bisa mendapatkan subscribe yang banyak di media youtube.
Baca SelengkapnyaSelama ini sosoknya lebih dikenal dengan kontroversi-kontroversinya
Baca SelengkapnyaSebuah video viral memperlihatkan seorang wanita menjadi imam salat di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Baca SelengkapnyaSerupa dengan ponpes Al Zaytun, beredar wanita jadi imam salat diikuti makmum laki-laki di belakangnya.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut dinarasikan ada seorang pemuka agama yang memimpin jemaah tertentu
Baca Selengkapnya