Dalam 3 hari Sulbar diguncang 67 gempa, warga bertahan di tenda darurat
Merdeka.com - Sejumlah warga di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat memilih bertahan di tenda darurat usai rangkaian gempa yang mengguncang sejak tanggal 3 November. Warga takut bangunan roboh ketika guncangan gempa terasa keras.
Bupati Mamasa Ramlan Badawi telah meminta warganya untuk tenang dan tetap waspada serta berharap agar masyarakat tidak terpengaruh berita hoaks yang tidak bertanggung jawab, dan menunggu imbauan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Gempa di Mamasa tercatat sudah terjadi 67 kali sejak tiga hari terakhir, dan gempa bumi terbesar terjadi pada Senin (6/11) malam pukul 01.35 WITA.
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Bagaimana cara warga Bantul mengatasi dampak gempa? Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa masyarakat bersama pemerintah kabupaten setempat mengatasi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 pada Jumat (30/6) dengan saling bergotong-royong di lokasi terdampak.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
Gempa itu berkekuatan 5.5 Magnitudo berada pada kedalaman 10 kilometer, berlokasi 12 km Tenggara Kota Mamasa pada 2.93 Lintang Selatan-119.44 Bujur Timur.
Gempa tersebut dirasakan di Kota Mamuju, Ibu Kota Provinsi Sulbar dengan getaran sebanyak dua kali dan membuat sejumlah warga panik.
"Getaran gempa mengakibatkan masyarakat di Kota Mamuju terbangun dari tidurnya karena getaran gempa cukup keras. Warga berlari mencari ruang terbuka menghindari bangunan tinggi," kata Endang, salah seorang warga Kota Mamuju, Rabu (7/11). Dikutip dari Antara.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa yang terjadi di Sumedang masih membuat warga trauma hingga memilih tidur di luar rumah.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaSebagian dinding rumah mereka juga roboh, akibat gempa bumi yang terjadi pada Kamis sore kemarin.
Baca SelengkapnyaGempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Palu Koro
Baca SelengkapnyaMasjid Al-Muhadjirin di Balikbang Gunung, Desa Gunung Teguh, Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean ambruk akibat gempa Tuban.
Baca SelengkapnyaKorban Gempa di Sumedang akan Ditempatkan di Tenda Darurat
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Garut tetap berjaga di luar rumah setelah merasakan gempa magnitudo 6,5 yang dimutakhirkan menjadi 6,2. Mereka khawatir terjadi gempa susulan.
Baca Selengkapnya248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi, akibat gempa Sumedang
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaGempa kedua di Tuban terjadi di laut 126 km Timur Laut Tuban dengan kedalaman 10 km.
Baca SelengkapnyaRatusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat
Baca Selengkapnya