Dampak Aturan Ketat Cina, Ekspor Ikan di Jateng Turun 1.200 Ton
Merdeka.com - Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah mencatat volume ekspor ikan sejak awal tahun hingga Juni 2021 merosot 30 persen atau sekitar 1.200 ton dari periode sama tahun sebelumnya. Kondisi ini terjadi karena kebijakan ketat pemerintah Cina yang mewajibkan pemeriksaan PCR pada semua kemasan produk perikanan dan kontainer.
"Jadi di sana kondisinya sekarang Cina ketat sekali terhadap produk impor. Tidak hanya produknya, tapi juga kemasannya juga diperiksa pakai PCR. Makanya kontainernya banyak yang tertahan, tidak bisa dibongkar," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng Fendiawan Tiskiantoro di Semarang, Rabu (22/9).
Dia memaparkan aturan itu banyak berdampak pada kelangsungan ekspor perikanan Jawa Tengah. Padahal, hasil tangkapan para nelayan pantai utara dan pantai selatan kerap diolah menjadi bahan baku surimi, pasta ikan, dan makanan olahan daging rajungan, yang mempunyai pasar di Cina. "Dampaknya besar banyak yang di-rejeck," ungkap Fendiawan.
-
Apa target produksi perikanan Indonesia di tahun 2025? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa target indikator utama dalam produksi perikanan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025, mencapai 24,58 juta ton.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Kenapa tangkapan ikan nelayan Pantura menurun? Penurunan tangkapan ikan, tekanan tengkulak, dan penguasaan komoditas untuk kegiatan ekonomi membuat masyarakat nelayan Jawa masa kolonial praktis tidak dapat berkembang menjadi masyarakat yang lebih makmur.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Apa penyebab matinya ratusan ribu ikan? Menurut laporan penduduk setempat dan media-media lokal, gelombang panas brutal dan pengelolaan waduk adalah penyebabnya matinya ratusan ribu ikan tersebut.
-
Apa yang ingin KKP dorong di sektor perikanan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong penerapan zero waste pada perikanan. Semua bagian pada ikan dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis, seperti aneka ragam makanan hingga produk farmasi.
Dari capaian ekspor Mei dan Juni 2021, pihaknya mencatat rata-rata ekspor 2.300 ton-2.500 ton. "Dibanding tahun kemarin, ekspor ikan kita turunnya selisih 1.200 ton. Memang ekspor kita tidak terlalu banyak tahun ini. Turunnya sekitar 30 persen," jelasnya.
Pihaknya menyarankan para eksportir untuk menjaga kualitas produknya supaya mudah diterima pasar luar negeri. Selain itu, mutu kemasan produk ikannya juga mesti diperbaiki supaya aman dari paparan Covid-19.
"Kita berharap tidak ada varian baru lagi. Semoga situasinya cepat landai. Soalnya ekspor jadi salah satu pasar yang berkontribusi terhadap penjualan produk perikanan di Jawa Tengah," sebut Fendiawan.
Saat ini terdapat 55 perusahaan pengolahan ikan berskala ekspor di Jawa Tengah. Di luar itu masih ada 6.300 unit pengolahan ikan skala UMKM. Hasil tangkapan ikan yang laku terjual di luar negeri meliputi olahan ikan surimi, udang, ikan pelagis kecil, lele, dan gurami.
"Sentra perikanan tangkap yang jadi andalan kita ya ada di Tegal, Batang, Juwana Pati, dan Rembang. Karena di situ kebanyakan didominasi kapal besar dengan tangkapan yang banyak juga," tutup Fendiawan.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di sisi lain, Adnillah bilang saat ini masih banyak kapal yang belum bisa menghasilkan ikan lebih banyak, lantaran buruknya cuaca di Laut Arafura.
Baca SelengkapnyaBudi menjelaskan, negara tujuan ekpor Indonesia masih didominasi oleh Amerika Serikat (AS) sebanyak 32,8 persen, China 20 persen dan lainnya.
Baca SelengkapnyaEkspor ikan Indonesia ke Uni Eropa didominasi oleh komoditas tuna, tongkol, dan cakalang dengan kontribusi sebesar 30,3 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berdalih target tersebut tidak tercapai karena banyaknya kendala.
Baca SelengkapnyaMakanya, KKP merancang kebijakan untuk menjaga biota kelautan Indonesia dan menjaga populasi ikan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan PNBP perikanan tangkap dikarenakan standar operasional prosedur (SOP) yang dijalankan sangat efektif, untuk memberi layanan terbaik.
Baca SelengkapnyaDalam pameran internasional yang berlangsung selama 3 hari ini, KKP membawa 9 eksportir produk perikanan.
Baca SelengkapnyaNilai tukar nelayan tak mencapai target pemerintah karena harga ikan sempat anjlok.
Baca SelengkapnyaDevisa itu paling banyak berasal dari negara China.
Baca SelengkapnyaKegiatan ekspor pasir laut harus melalui proses ketat.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaErick menekankan bahwa kebijakan impor yang akan ditempuh pemerintah melalui Perum Bulog akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Baca Selengkapnya