Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dampak Corona, Harga Karet di Tingkat Petani Sumsel Anjlok

Dampak Corona, Harga Karet di Tingkat Petani Sumsel Anjlok Perkebunan karet. ©istimewa

Merdeka.com - Petani karet di Sumatera Selatan menjadi bagian profesi yang paling terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya, harga karet saat ini menyentuh harga terendah sejak beberapa tahun terakhir.

Di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) misalnya, harga karet di tingkat petani berkisar Rp3.000 sampai Rp3.500 per kilogram. Kondisi ini telah berlangsung sejak wabah corona merebak.

"Seumur-umur jadi petani karet baru kali ini merasakan harga yang murah, kayak gak ada harganya sama sekali," ungkap Yanto (43), warga PALI, Rabu (29/4).

Sementara di Banyuasin, harga karet di angka Rp4 ribuan per kg. Menurun sekitar Rp2 ribu per kg sebelum Corona menyerang atau ketika situasi normal.

Harga lebih tinggi terjadi di Ogan Ilir. Karet petani di kabupaten itu dibeli pengepul di kisaran Rp6.000 sampai Rp6.500 per kg. Setiap pekan terjadi penurunan harga mulai Rp500 per kg.

"Untung masih ada yang beli karet, kami takutkan pabrik tutup semua dan tidak ada lagi yang nampung karet kami," kata Masud (55), warga Seri Kembang, Ogan Ilir.

Sebenarnya, kata Masud, rendahnya harga karet telah terjadi beberapa tahun terakhir, tak lebih dari Rp7.000 sampai Rp8.000 per kg. Sementara harga ideal bagi petani di atas sepuluh ribuan per kg.

"Kami sudah lama susah, harga karet jauh lebih rendah dibanding beras. Kami cuma bisa bertahan hidup saja, tidak ada peningkatan kesejahteraan," kata dia.

Penurunan harga karet dibenarkan Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian. Menurut dia, komoditas karet sangat terdampak pandemi namun petani tetap menjual dengan harga murah karena terbentur kebutuhan sehari-hari.

"Kondisi di lapangan pengepul tidak berani membeli mahal karena harganya memang rendah. Banyak pabrik tutup dan ekspor ke Tiongkok menurun," ujar Rudi.

Untuk mengatasi kondisi ini, kata dia, Pemprov Sumsel berupaya mengimbau pengusaha tetap menyerap karet rakyat yang diperuntukkan bagi pabrik crumb rubber di Sumsel. Hanya saja, imbauan ini akan direalisasikan jika ada kebijakan pemerintah membantu manusia untuk mendapatkan permodalan.

"Kondisi sekarang pabrik mengurangi produksi dan akhirnya berkurang juga membeli karet petani. Itu atau pabrik tidak mendapat uang pembayaran setimpal," pungkasnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Curhatan Petani Palembang dan Lampung ke Ganjar: Harga Karet Hancur dan Pupuk Mahal
Curhatan Petani Palembang dan Lampung ke Ganjar: Harga Karet Hancur dan Pupuk Mahal

"Mereka cerita apa tolong kami pak, karet kami harganya hancur sudah, pupuknya mahal, obat-obatanya mahal," kata Ganjar

Baca Selengkapnya
Melihat Kehidupan Para Perajin Tahu di Dusun Kanoman Boyolali, Makin Tercekik Harga Kedelai yang Mahal
Melihat Kehidupan Para Perajin Tahu di Dusun Kanoman Boyolali, Makin Tercekik Harga Kedelai yang Mahal

Industri tahu di Dusun Kanoman muncul sejak tahun 1956. Kini mereka mengalami masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya
Penyebab Nilai Tukar Petani di Mei 2024 Turun
Penyebab Nilai Tukar Petani di Mei 2024 Turun

Indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini

Kenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.

Baca Selengkapnya
Hanya Terima Rp700 Per Kilogram, Petani Tomat di Garut 'Berduka' Buang Hasil Panen di Pinggir Jalan
Hanya Terima Rp700 Per Kilogram, Petani Tomat di Garut 'Berduka' Buang Hasil Panen di Pinggir Jalan

Di panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram

Baca Selengkapnya
11 Hari Prabowo Jadi Presiden, Kesejahteraan Petani Meningkat 0,38 Persen, Ini Datanya
11 Hari Prabowo Jadi Presiden, Kesejahteraan Petani Meningkat 0,38 Persen, Ini Datanya

BPS Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Oktober 2024 sebesar 120,70 atau naik 0,33 persen dibanding bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang

Hiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.

Baca Selengkapnya
FOTO: Harga Cabai Merah Turun Rp 30 Ribu Seiring Panen Melimpah di Boyolali
FOTO: Harga Cabai Merah Turun Rp 30 Ribu Seiring Panen Melimpah di Boyolali

Harga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.

Baca Selengkapnya
Dampak dari Kemarau Panjang, Ini Fakta di Balik Naiknya Harga Beras di Jateng
Dampak dari Kemarau Panjang, Ini Fakta di Balik Naiknya Harga Beras di Jateng

Kemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Industri Tekstil Beri Sinyal Ada PHK Massal di 2023
Siap-Siap, Industri Tekstil Beri Sinyal Ada PHK Massal di 2023

Pemerintah diharap bersikap responsif serta tepat sasaran, sehingga sektor padat karya tekstil ini bisa bertahan menghadapi turbulensi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Elegi Petani Padi Jakarta
Elegi Petani Padi Jakarta

Area persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang

Baca Selengkapnya
Kecewa Harga Cabai Cuma Rp3.000 Per Kilogram, Petani Babat Tanaman Siap Panen
Kecewa Harga Cabai Cuma Rp3.000 Per Kilogram, Petani Babat Tanaman Siap Panen

Normalnya, harga cabai rawit di tingkat petani berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000  per kilogram.

Baca Selengkapnya