Dampak Sesar Aktif Merapi Merbabu, 30 Rumah di Kabupaten Semarang Rusak
Merdeka.com - Puluhan rumah warga Kabupaten Semarang rusak ringan hingga sedang dampak gempa bumi berkekuatan 3,0-3,4 maghnitudo yang terjadi dua hari berturut-turut sejak Sabtu hingga Minggu. BPBD Kabupaten Semarang masih telusuri kerusakan rumah di kampung dan desa di lereng Gunung Ungaran dan Merbabu.
"Total 30 rumah yang kami data alami kerusakan ada di rumah warga Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu. Kita masih cek ke rumah warga yang jaraknya dekat gunung, karena ada kemungkinan dampak gempa yang paling terasa di kawasan lereng pegunungan," kata Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto, Senin (25/10).
Sementara itu Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayogie, sejak Sabtu 23 Oktober 2021 dini hari sampai hari ini, Senin 25 Oktober 2021 sudah ada 34 kali gempa bumi yang melanda Kota Salatiga dan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
-
Kapan gempa terjadi? Gempa di Batang pada Minggu (7/7) kemarin menyisakan luka yang mendalam bagi para korban yang terkena dampaknya.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Kapan gempa bumi terjadi? Pada Minggu (25/2) terjadi gempa bumi berkekuatan 5,7 magnitudo yang terasa hingga Jakarta.
-
Kapan gempa di Indonesia terjadi? Tercatat 161 kali gempa bumi terjadi di Indonesia antara tahun 1990 dan 2022.
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
"Sudah ada 34 kali frekuensi gempa Salatiga dan Ambarawa. Ini disebabkan adanya pergerakan sesar aktif Merapi Merbabu dan Telomoyo," jelas Setyoajie.
Dia menyebut gempa yang terjadi di Salatiga dan Kabupaten Semarang merupakan bersifat dangkal dan lokal. Adapun daerah tersebut dilalui sesar aktif.
"Jadi itu lumrah kalau diguncang gempa sewaktu waktu. Untuk kejadian dari hari Sabtu sampai hari ini, hanya tiga gempa yang dirasakan oleh masyarakat. Selama tidak ada kerusakan signifikan pada struktur bangunan berarti masih aman," ujarnya.
Sebelumnya 24 September 1849 gempa yang cukup kuat telah mengguncang Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa. Efeknya juga merusak rumah warga.
Kemudian ada gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran pada 17 Juli 1865 dimana adanya bencana tersebut menyebabkan tembok rumah retak.
Gempa juga melanda Semarang, Ungaran, dan Ambarawa tanggal 22 Oktober 1865. Pada keesokan harinya pada 23 Oktober 1865 guncangan gempa kembali terjadi diikuti gemuruh.
Ada gempa Ungaran dan Ambarawa pada 22 April 1866 dan menyebabkan kerusakan bangunan rumah da tembok. Selanjutnya ada gempa Salatiga, Ambarawa dan Ungaran terjadi pada 10 Oktober 1872 di mana guncangan gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.
Gempa merusak terakhir adalah peristiwa gempa Sumogawe, Getasan berkekuatan 2,7 maghnitudo pada 17 Februari 2014 dimana gempa ini merusak beberapa rumah diikuti suara dentuman keras.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa ini membuat 10 bangunan terdampak, rinciannya sembilan rumah dan satu fasilitas umum berupa mushala.
Baca SelengkapnyaGempa 5.0 magnitudo di Kabupaten Bandung pada Rabu pagi, adalah akibat aktivitas Sesar Garsela yang juga menyebabkan 20 kali gempa susulan.
Baca SelengkapnyaMasjid Al-Muhadjirin di Balikbang Gunung, Desa Gunung Teguh, Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean ambruk akibat gempa Tuban.
Baca SelengkapnyaWilayah Sumedang sebelumnya mengalami gempabumi sebanyak dua kali. Yaitu tanggal 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini BPBD Jabar masih melakukan identifikasi tingkat kerusakan maupun pendataan dampak lain pascagempa.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini Gunung Marapi di Kabupaten Agam mengalami erupsi yang cukup dahsyat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan analisis tim BMKG, rentetan gempa tersebut tersebar di beberapa titik yang berlokasi di darat Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi mengimbau untuk meningkatkan upaya mitigasi dan penataan ruang di kawasan rawan bencana gempa bumi.
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaRumah yang roboh berada di Desa Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Pangandaran.
Baca SelengkapnyaGempa susulan terjadi pascagempa yang mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur, Jumat (22/3).
Baca Selengkapnya